Fase Quarter Life Crisis: Begini Tips Menghadapinya di Masa Depan

Fase quarter life crisis biasanya banyak dialami oleh mereka yang memasuki usia 25 tahun, 29 tahun atau 30 tahun awal. Fase ini biasanya memberikan 2 hasil yang menonjol antara memotivasi untuk lebih mengembangkan diri menjadi lebih baik atau menghancurkan kepercayaan diri hingga menyebabkan stress berkepanjangan.

Masing-masing hasil tersebut biasanya banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan pola pikir dari mereka yang mengalaminya. Karena kedua faktor tersebut adalah hal yang paling mendominasi kondisi psikologis dalam menghadapi fase ini.

Untuk itu, dukungan baik dari keluarga, teman terdekat hingga rekan kerja sangatlah penting dalam membantu seseoarang yang tengah mengalami fase ini untuk bisa melaluinya dengan baik, tanpa tekanan dan berujung ke hasil yang lebih baik.

Jadi apa sebenarnya fase quarter life crisis?

Apakah fase ini memiliki gejala hingga solusi yang tepat untuk mengatasinya?

Berikut penjelasan lengkap tentang fase quarter life crisis, gejala dan tips menghadapinya yang telah dirangkum oleh Cermati.com.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!  

Fase Quarter Life Crisis, Gejala Psikologi yang Normal Terjadi di Usia 20 dan 30 an

loader

Pengertian fase quarter life dalam psikologi adalah momen ketika seseorang mulai mengalami kecemasan satu arah terhadap kualitas dan tujuan hidupnya selama ini. Fase ini juga menyebabkan seseorang terus bertanya kepada dirinya tentang seberapa besar pencapaiannya selama ini tapi lebih kearah yang negatif atau pesimistik yang berlebihan.

Apakah fase quarter life crisis itu nyata dan benar-benar ada orang yang mengalaminya?

Tentu saja fase ini hal yang nyata dan benar-benar dialami oleh banyak orang. Terutama mereka yang sudah memasuki usia 25 tahun keatas.

Fase ini tidak hanya membuat mereka yang mengalaminya banyak memikirkan tentang karir, keluarga, hubungan, keuangan, tujuan hidup tapi juga masa depannya dalam beberapa tahun hingga beberapa puluh tahun berikutnya.

Jadi gejala psikologi quarter life crisis adalah proses yang alami dan benar-benar normal.

Baca Juga:  6 Sifat Mental Lemah yang Perlu Ditinggalkan. Yuk, Perbaiki dengan Cara Ini

Proses yang Dirasakan ketika Mengalami Fase Quarter Life Crisis

loader

Menurut beberapa studi baik dalam bidang psikologi hingga karir. Lamanya seseorang merasakan/mengalami ini bisa mencapai 11 bulan sampai 1 tahun. Dan selama mengalami fase ini ada beberapa gejala yang harus dirasakan oleh mereka yang sedang melaluinya.

Beberapa gejala ini bisa diakatakan sebagai proses yang cukup menyakitkan secara mental dan cukup berat untuk mereka yang sedang mengalami fase ini dalam melewati hari-harinya. Apa saja gejala tersebut:

1. Kepercayaan Diri Menurun

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa fase quarter life crisis bisa menimbulkan sikap pesimistik yang berlebihan kepada diri sendiri karena itu perlahan rasa kepercayaan diri pun menurun.

2. Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Terlalu banyak memberikan pertanyaan kepada diri sendiri membuat kamu akhirnya berujung membandingkan apa yang sudah kita capai dan miliki dengan orang lain. Biasanya perasaan ini timbul karena diri sendiri yang terlalu banyak mengecek kehidupan orang lain seperti teman sendiri atau teman saat sekolah menengah atas (SMA/SMK) dan kuliah lewat sosial media.

Kebiasaan ini membuat diri sendiri menjadi iri dengan mereka yang memiliki usia yang sama dan telah menikah, atau sudah punya bisnis sendiri atau sudah memiliki aset sendiri seperti mobil atau rumah memberikan rasa malu kepada diri sendiri yang belum mencapai salah satu hal diatas. Walaupun sudah mengetahui betul bahwa ukuran kesuksesan masing-masing orang berbeda-beda.

3. Lebih Suka Sendirian atau Mengisolasi Diri

Nah, karena rasa kepercayaan diri yang menurun akibat perilaku pesimistik yang berlebihan kepada diri sendiri dan suka membandingkan diri dengan orang lain membuat diri sendiri secara perlahan tidak nyaman jika berkumpul dengan orang lain baik teman atau rekan kerja.

Apalagi dengan mereka yang merasa telah mencapai beberapa hal yang menurut kamu seharusnya sudah bisa dicapai pada usia kamu saat ini. Karena itu rasa iri dan malu karena belum memiliki hal tersebut membuat kamu menjadi lebih suka sendirian hingga menjadi kesepian dan mengalami stres.

4. Daya Tahan Tubuh yang Menurun karena Stres Berkepanjangan

Stress adalah sumber dari berbagai penyakit. Pada fase ini stres bisa datang karena berbagai gejala diatas dan juga rasa tidak puas yang berlebihan terhadap sendiri yang membuat orang menjadi tidak menyukai apa yang dikerjakan sebaik apapun hasilnya dimata orang lain. Sehingga menjadi suka menyalahkan diri sendiri terhadap berbagai hal, bahkan hal kecil sekalipun secara berlebihan pula.

Dengan berbagai gejala negatif yang harus dilewati selama seseorang mengalami fase ini, tentu saja sangatlah wajar jika stres pun menghampiri, terutama bagi mereka yang kurang dukungan dari orang sekitarnya. Hati-hati stres berkepanjangan bisa berujung depresi loh.

Baca Juga: Tingkatkan Kesehatan Mental Dengan Rajin Menabung, Mau?

Cara Mengatasi Fase Quarter Life Crisis secara Positif

loader

Bagi yang bingung, gejala fase quarter life crisis tidak selalu dirasakan setiap hari atau setiap saat. Biasanya gejala ini paling bisa dirasakan saat sendirian ketika menghabiskan waktu luang, ketika membuka handphone menjelang waktu tidur atau ketika sedang mengobrol dengan beberapa teman yang sudah menikah atau sudah mencapai kesuksesan/pencapaian tertentu yang sangat kamu inginkan.

Nah, untuk yang merasakan beberapa gejala di atas berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisa melalui fase ini dengan cara yang lebih positif dan terhindar dari stres yang berkepanjangan:

  1. Kurangi atau berhenti menggunakan sosial media
  2. Stop melihat kesuksesan orang lain sebagai bentuk pencapaian yang semua orang harus sudah capai.
  3. Berhenti membandingkan diri sendiri ke orang lain.
  4. Mulailah berpikir positif terhadap diri sendiri dan bangga atas berbagai pencapaian yang sudah kamu raih dengan kerja keras sendiri sekecil apapun itu.
  5. Mulai mencari hobi atau belajar skill baru untuk membantu mengurangi waktu melamun ketika sendiri saat waktu luang. Ini agar terhindar dari berbagai pikiran negatif yang muncul karena melamun atau terlalu banyak bermain sosial media.
  6. Membicarakan apa yang kamu rasakan dengan orang terdekat dan kamu sangat percaya. Baik itu keluarga atau teman/sahabat.
  7. Mulai memikirkan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan kedepannya untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Ini lebih baik daripada mengukur kesuksesan orang lain dengan diri sendiri.
  8. Lebih percaya diri dengan pekerjaan/karir yang sedang dijalani. Ingat, kepercayaan diri adalah awal dari berbagai kesuksesan.
  9. Bersikap lebih optimis terhadap berbagai hal bahkan terhadap kesalahan yang tidak sengaja dilakukan. Seperti berpikir bahwa kesalahan terjadi sebagai pengalaman berharga atau hal positif lainnya.
  10. Lakukan research terhadap fase ini dan temukan orang-orang yang sedang mengalami atau sudah mengalami fase ini agar bisa saling berbagi cerita atau berkonsultasi.

Jangan Takut! Kamu Tidak Sendirian

Fase quarter life crisis adalah hal yang benar-benar alami. Karena itu, jika kamu merasa beberapa gejala dari fase kamu tidak perlu khawatir apakah itu penyakit mental atau depresi. Fase ini terjadi juga karena dipengaruhi oleh perubahan pola pikir, hormon atau lingkungan.

Jadi, jika kamu sedang mengalami fase ini cara paling baik untuk mengatasinya adalah membicarakannya dengan orang lain terlebih dahulu. Biarkan mereka yang peduli dengan kamu untuk memberikan saran dan menunjukan dukungannya kepada kamu.

Jangan pernah berpikir untuk menghadapinya sendirian yah! Menyimpan masalah sendirian terlalu lama dan mengisolasi diri adalah cara yang sangat tidak sehat untuk kondisi mental dan kejiwaan kamu. Jadi jangan pernah malu atau ragu untuk berbagi masalah kamu ke orang-orang yang sudah kamu percaya dan dekat dengan kamu.

Baca Juga: Buat Anda yang Kerja di Bawah Tekanan, Ini 5 Tips agar Hidup dan Karier Seimbang