Gaslighting, Tanda Hubungan Tidak Sehat dan Manipulatif?

Kebanyakan dari kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah gaslighting. Istilah yang pertama kali dipopulerkan melalui sebuah film ini merupakan contoh tindakan manipulatif yang umumnya dilakukan oleh seseorang di sebuah hubungan. Tujuannya tidak lain untuk mendapatkan kontrol atau kendali atas pasangannya.

Jadi, apa sih yang dimaksud dengan tindakan gaslighting ini? Lalu, apa ciri seseorang melakukan tindakan manipulatif ini, dan hal apa saja yang perlu dilakukan agar tak menjadi korban gaslighting? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasan berikut ini.

Baca Juga: Pasangan Suka Pinjam Uang? Hati-Hati itu Artinya Kamu Mengalami Toxic Financialship!

Apa Itu Gaslighting?

loader

Apa Itu Gaslighting?

Seperti yang sudah dibahas sedikit sebelumnya, gaslighting adalah suatu bentuk manipulasi yang umumnya terjadi di sebuah hubungan tidak sehat. Dengan melakukan tindakan gaslighting, seseorang biasanya berusaha untuk berkuasa serta bisa mendapat kontrol atas orang lain. Cara yang umum dilakukan biasanya dengan membuat korban merasa tidak yakin dan ragu atas dirinya sendiri. 

Melalui tindakan gaslighting, seseorang bisa merasa ragu serta mempertanyakan akan dirinya sendiri sepanjang waktu. Hal tersebut, jika berlangsung dalam waktu lama, akan membuat kondisi psikologi korban menjadi semakin lemah, bahkan sampai membuatnya bingung akan realitas yang sebenarnya.

Dampak lebih lanjutnya, tindakan gaslighting bisa membuat seseorang selalu mengalami kecemasan, mental breakdown, dan juga depresi. Sehingga, korban tindakan tersebut harus bisa segera menyadarinya agar tak semakin berimbas buruk terhadap kondisi psikologisnya.

Akan tetapi, karena kebanyakan kasus gaslighting dilakukan secara terselubung, korban seringkali tak menyadarinya. Oleh karena itu, mencari tahu ciri-ciri dari tindakan manipulasi tersebut penting untuk dilakukan.

Ciri Tindakan Gaslighting

Berikut adalah beberapa ciri dari tindakan gaslighting yang penting untuk diketahui.

  1. Pelaku Cenderung Selalu Berbohong

    Gaslighter, sebutan untuk orang yang melakukan tindakan gaslighting, biasanya menganggap kebohongan suatu hal yang biasa. Oleh karena itu, pelaku tindakan tersebut cenderung berbohong setiap kali mengutarakan sesuatu. Bahkan, tak jarang kebohongan tersebut dilakukan dengan terang-terangan.

    Di sejumlah kondisi, kebohongan tersebut sebenarnya dapat dibongkar dengan mudah, atau ada banyak barang bukti untuk mengungkapnya. Akan tetapi, pelaku tetap saja bertahan dengan kebohongannya tersebut dan enggan mengakuinya. Malahan, gaslighter akan membuat kebohongan lain dengan meyakinkan. 

    Karena pelaku gaslighting tak kunjung mengakui kebohongannya tersebut, korbannya menjadi bingung akan kebenarannya. Inilah mengapa korban gaslighting menjadi mudah ragu dan menganggap dirinyalah yang salah. 

  2. Selalu Mendiskreditkan Orang Lain

    Ciri lainnya dari tindakan gaslighting adalah kebiasaan pelaku dalam mendiskreditkan atau berbicara buruk mengenai orang lain. Biasanya, pelaku akan menyebarkan gosip atau rumor tentang seseorang pada orang lain, tanpa membuatnya terasa seperti sedang bergosip atau mendiskreditkan orang tersebut. 

    Demi bisa dipercayai oleh lawan bicaranya, pelaku juga tak jarang menambah kebohongan saat mendiskreditkan orang lain. Pelaku juga tak ragu membuat cerita yang membuat orang lain mengira bahwa kondisi emosional dari orang yang dibicarakan pelaku sedang tidak stabil. Melalui cara tersebut, pelaku bisa membuat orang lain percaya terhadapnya tanpa mencari tahu kebenarannya. 

  3. Sering Tak Memedulikan Perasaan dan Pikiran Korban

    Ciri selanjutnya adalah seorang gaslighter tak jarang meremehkan perasaan dan pikiran dari korbannya. Cara tersebut dilakukan dengan tujuan korban merasa tindakan atau hal yang dilakukannya salah. Dengan begitu, pelaku dapat lebih mudah untuk menguasai dan mengendalikan korbannya. 

  4. Acap Kali Mengalihkan Kesalahan

    Sebuah hubungan yang sehat pasti memiliki kerja sama antara kedua belah pihak dengan setara. Di sisi lain, setiap orang tentu tidak bisa terlepas dari berbuat kesalahan dan tak masalah untuk mendiskusikannya bersama pasangan. 

    Hanya saja, pemikiran tersebut tidak dimiliki oleh seorang gaslighter. Pelaku tindakan tersebut tidak akan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya. Saat pasangannya mengajak untuk berdiskusi tentang masalah tersebut, gaslighter biasanya akan selalu mengalihkan pembicaraan atau memelintirkan cerita maupun kebenaran.

    Karena terus melakukan hal tersebut, korban tentu akan merasa bahwa pelaku tidak melakukan kesalahan, atau menganggap kesalahan tersebut sebagai sebuah kebenaran. Bisa juga korban menganggap kesalahan yang dilakukan oleh pelaku sebagai dampak dari hal atau kesalahan yang dilakukan olehnya.

  5. Sering Lari dari Tanggung Jawab

    Pelaku gaslighting juga akan melakukan segala cara demi menghindari atau lari dari tanggung jawab terhadap kesalahan yang telah diperbuatnya. Ciri tersebut membuat pihak korban merasa frustrasi dan bingung akibat rasa sakit yang dirasakannya saat tak mendapat pengakuan dari pelaku. Ciri melimpahkan atau mengalihkan tanggung jawab dari kesalahan tersebut tentu membuat korban jauh lebih sulit untuk bisa bangkit dan pulih dari kekerasan dan penindasan yang telah diterimanya. 

  6. Menjadikan Rayuan Sebagai Senjatanya

    Ciri lainnya dari pelaku gaslighting adalah andal dalam merayu dan menjadikannya sebagai senjata. Bukan untuk membahagiakan pasangannya, rayuan yang dilakukan oleh gaslighter bertujuan untuk memanipulasi korbannya. 

    Beberapa tindakan rayuan yang biasa dilakukan oleh pelaku adalah bersikap baik, mengatakan kalimat atau hal yang ingin didengarkan oleh korban, dan sebagainya. Jadi, korban pun bersedia untuk melakukan atau mengikuti kemauan dari pelaku

  7. Kerap Memutarbalikkan Fakta

    Sudah bukan rahasia lagi jika tindakan manipulatif umumnya dilakukan dengan cara memutarbalikkan fakta. Tindakan tersebut biasanya dilakukan saat pasangan atau korban ingin mendiskusikan sebuah masalah yang telah terjadi di masa lalu. Misalnya, saat korban pernah mengalami tindakan kekerasan oleh pelaku atau semacamnya.

    Saat korban berusaha untuk membahasnya secara langsung, pelaku akan terus berupaya untuk menunda dan lari dari pembahasan tersebut. Jika akhirnya masalah tersebut harus dibahas, gaslighter akan memutarbalikkan fakta atau kejadian dan membuatnya terasa sebagai suatu tindakan yang baik atau positif.

    Tak jarang pelaku akan mengatakan jika saat itu ia ingin menenangkan korban atau menjauhkannya dari bahaya, seperti, terjatuh, ataupun alasan lainnya. Fakta yang telah diubah oleh pelaku tersebut akan terus dikatakan secara berulang sampai akhirnya korban menganggapnya sebagai kebenaran dan merasa ragu terhadap ingatannya sendiri terhadap kejadian tersebut. 

Baca Juga: Konsultasi Gratis Kesehatan Mental dengan BPJS Kesehatan, Bisa? Ini Caranya

Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Jadi Korban Gaslighting

loader

Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Menjadi Korban Gaslighting

Pelaku gaslighting biasanya akan mengincar korban dengan kondisi mental yang tidak stabil atau lemah. Gaslighter paham jika orang seperti ini membutuhkan validasi orang lain untuk menjadi lebih stabil secara mental, dan lebih mudah untuk dimanipulasi. Walaupun begitu, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan agar bisa terlepas dari tindakan manipulatif tersebut, seperti:

  1. Identifikasi Masalah 

    Menghadapi gaslighter perlu dilakukan dengan fokus terhadap masalah. Hindari membahas hal atau masalah lain yang bisa membuat pihak lain merasa lebih benar serta pihak lainnya merasa bersalah.

  2. Pastikan Kebenaran Terlebih Dahulu

    Terkadang, kamu perlu merekam atau mencatat pembicaraan bersama gaslighter demi membuktikan kebenarannya. Dengan melakukan hal tersebut, kamu bisa memahami masalah dengan lebih objektif, serta tak bergantung dengan persepsi pelaku yang bisa diubah-ubah. 

  3. Cermati Ciri Gaslighting pada Pasangan

    Mencari tahu ciri seorang gaslighter tidaklah sulit, tapi memerlukan keyakinan. Oleh karena itu, cermati apakah pasanganmu sering melakukan ciri gaslighting di atas atau tidak.

  4. Latih Mental

    Melatih mental, mudah merasa tenang, membiasakan pola pikir yang baik dan positif merupakan salah satu cara untuk menghadapi tindakan gaslighting. Terkadang, kamu juga perlu memvisualisasikan kelanjutan hubungan di masa depan, dan memutuskan untuk terus melanjutkannya atau berhenti. Bayangkan pula hal apa yang mungkin terjadi di masa depan saat kamu memberi jarak terhadap pelaku tersebut. 

  5. Pahami Perasaan dan Pikiran Sendiri

    Pelaku gaslighting akan membuat korbannya tak memahami pikiran dan perasaan sendiri, sehingga korban selalu merasa ragu terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, kamu perlu berusaha untuk memahami dan merasakan apa saja yang ada di pikiran dan perasaanmu. Jangan biarkan pelaku memiliki kontrol atas perasaan dan pikiranmu agar tidak gampang untuk dimanipulasi dan dikendalikan. 

  6. Jangan Ragu untuk Memutus Hubungan

    Terakhir, jangan ragu untuk menyerah dan memutus hubungan dengannya. Melakukan hal tersebut tentu jauh lebih baik dibanding harus merasakan sakit dan beban mental yang diakibatkan oleh tindakan gaslighting

Cari Bantuan Profesional untuk Sembuh dari Tindakan Gaslighting

Itulah penjelasan mengenai gaslighting, ciri, dan cara menghadapi pelaku tindakan tersebut. Yang terpenting, jangan pernah menganggap tindakan manipulatif tersebut sebagai hal biasa karena bisa memengaruhi kondisi psikologismu. Jika memang terasa terlalu berat dan menjadi beban bagi psikologis, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional, seperti, psikiater. 

Baca Juga: 6 Sifat Mental Lemah yang Perlu Ditinggalkan. Yuk, Perbaiki dengan Cara Ini