Mengenal Pengertian Holding Company, Tujuan, Manfaat, juga Contohnya

Tak sedikit dari kamu pasti pernah merasa kaget saat mengetahui bahwa suatu perusahaan terkenal sebenarnya adalah anak perusahaan dari sebuah perusahaan lainnya. Biasanya, pada aktivitas promosi atau pemasarannya, perusahaan tersebut akan menuliskan informasi jika perusahaannya termasuk sebagai bagian dari grup suatu perusahaan lain. 

Sebutan pada perusahaan yang membawahi banyak perusahaan lain tersebut adalah holding company atau perusahaan holding. Lalu, apakah yang dimaksud dengan holding company? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini. 

Baca Juga: Anak Perusahaan: Pengertian, Fungsi dan dan Keuntungannya

Apa Itu Holding Company?

loader

Apa Itu Holding Company?

Grup perusahaan bisa diartikan sebagai sejumlah perusahaan yang tergabung ke dalam sebuah organisasi serta dibawahi suatu holding company. Umumnya, holding company ini mempunyai visi dan juga misi yang selaras, serta jasa yang serupa. Karena alasan inilah sejumlah perusahaan lain bersedia untuk bergabung dan menjadi bagian dari perusahaan utama untuk menjalin kerja sama. 

Sementara yang dimaksud dengan holding company adalah perusahaan induk yang menjadi pihak pemimpin dari sebuah grup perusahaan tertentu. Karena berperan sebagai pimpinan dalam grup, perusahaan induk ini memiliki tanggung jawab terkait perencanaan, koordinasi, hingga pengendalian pada aktivitas setiap anak perusahaannya. 

Tujuannya agar semua target dan rencana yang telah disusun sejak awal bisa dicapai oleh semua perusahaan yang tergabung. Dalam kata lain, holding company inilah yang mengatur jalannya bisnis yang dilakukan oleh semua perusahaan yang dibawahinya. 

Manfaat dan Tujuan Adanya Holding Company

Di Indonesia sendiri, pembentukan grup dari beberapa perusahaan mampu memberi dampak positif terkait kondisi perekonomian. Alasannya karena adanya perusahaan holding ini mampu mendorong pembangunan, perkembangan, pengelolaan, sampai pengoordinasian kinerja antara perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalamnya. 

Meski begitu, agar tujuan atau target awal bisa dicapai, perusahaan holding perlu membuat perencanaan secara jelas, efektif, dan tepat sasaran. Perencanaan tersebut wajib meliputi seputar struktur organisasi, strategi bisnis, aspek keuangan, hingga pengelolaan sumber daya manusianya. 

Selanjutnya, perusahaan holding harus bisa mengendalikan serta melakukan evaluasi terkait rencana yang sudah disusunnya tersebut. Saat semua anak perusahaan mampu memberikan kinerja dan hasil yang optimal, terbentuknya perusahaan holding ini diharapkan mampu meningkatkan market value serta brand awareness di mata masyarakat. 

Baca Juga: Net Profit Margin: Pengertian, Rumus Menghitung Hingga Tips Meningkatkan NPM

Kelebihan Menjadi Holding Company

  1. Menyusun Perencanaan serta Melakukan Pengendalian

    Tanggung jawab utama dari holding company adalah menyusun rencana terkait aktivitas bisnis dari semua anak perusahaannya. Kemudian, masing-masing anak perusahaan harus menjalankan rencana yang telah dibuat tersebut dengan menyesuaikan kondisi dan strateginya masing-masing.

    Lalu, guna memantau dan memastikan jika setiap anak perusahaan sudah menjalankan rencananya dengan tepat, perusahaan holding juga bisa melakukan pengendalian proses audit. Meski begitu, agar mampu melakukan pengendalian atas perusahaan lain sepenuhnya, perusahaan holding setidaknya harus memiliki 20 hingga 50 persen dari jumlah keseluruhan saham perusahaan yang dibawahinya. 

    Apabila tidak mencapai jumlah tersebut, perusahaan holding akan kehilangan kewenangannya untuk melakukan pengendalian. Bisa juga ada perusahaan yang menanamkan modal lebih tinggi dan melakukan akuisisi pada perusahaan tersebut sehingga kewenangan terkait pengendalian aktivitasnya akan berpindah. 

  2. Bertanggung Jawab terhadap Operasional Seluruh Anak Perusahaannya

    Kelebihan lainnya yaitu menurunnya risiko mengalami pailit maupun kerugian pada anak perusahaan. Hal ini dikarenakan pihak perusahaan holding memiliki tanggung jawab terhadap semua anak perusahaannya, baik itu saat sedang mendapatkan keuntungan atau kerugian. 

    Apabila semua anak perusahaan mampu mendapatkan keuntungan, hasilnya pun akan bisa dirasakan oleh perusahaan induknya. Begitu pula sebaliknya, kerugian yang dialami oleh anak perusahaan juga akan turut dirasakan oleh perusahaan induknya. 

    Namun, apabila salah satu anak perusahaan mengalami kegagalan hingga berisiko gulung tikar, perusahaan induk akan menawarkan bantuan. Perusahaan induk juga bisa mengoordinasikan anak perusahaannya yang lain untuk membantu. 

  3. Membentuk Grup Perusahaan dengan Bisnis Sejenis

    Suatu holding company bisa membentuk sebuah grup dengan sejumlah perusahaan lain yang mempunyai sektor bisnis serupa. Aktivitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses perencanaan dan pengendalian operasional perusahaan ke depannya. 

    Beberapa contoh holding company yang sudah terbentuk di Indonesia dan memiliki industri bisnis yang serupa adalah Semen Indonesia, Pupuk Indonesia, dan lain sebagainya.

  4. Memperkuat Posisi Strategis di Pasar

    Melalui penggabungan beberapa pelaku pasar yang kuat di sebuah industri bisnis, posisi dari perusahaan induk sekaligus anak perusahaan sudah pasti akan menjadi lebih kuat. Proses ini bisa juga disebut dengan aktivitas ekspansi secara horizontal maupun vertikal bersama perusahaan lainnya. 

Proses Terbentuknya Holding Company

Proses

Penjelasan

Residu

Merupakan proses pemisahan suatu perusahaan dari perusahaan lain akibat adanya pemecahan pada sektor usahanya. Pemecahan ini nantinya menjadi perusahaan yang mandiri, sementara sisanya akan menjadi pihak holding atau pimpinannya. Jadi, perusahaan yang mandiri dan pecahannya tetap bisa berinteraksi, walaupun dalam sistem yang baru. 

Prosedur Penuh

Jika tidak diperlukan proses pemecahan dalam penggabungan sebuah perusahaan, maka proses prosedur penuh dapat dijadikan sebagai alternatifnya. Pada proses ini, perusahaan holding tak berasal dari pecahan perusahaan asalnya. Melainkan dari perusahaan yang memang telah mandiri maupun lainnya yang tak memiliki keterikatan dengan perusahaan terkait. 

Prosedur Terprogram

Ada pula proses pembentukan perusahaan holding yang disebut dengan prosedur terprogram, yakni melalui perencanaan dari awal bisnis. Melalui prosedur ini, perusahaan induk akan membangun sebuah perusahaan baru yang akan dijadikan sebagai anak perusahaannya. 

Lalu, perusahaan baru tersebut bisa menjalin kerja sama bersama perusahaan lain guna membentuk perusahaan yang baru di bawah kesepakatan yang telah disetujui bersama. Jadi, apabila ingin memperluas ekspansi pasar, maka kerja sama bisnis yang dilakukan perusahaan juga harus lebih banyak. Salah satu contohnya adalah dengan memiliki anak perusahaan ini. 

3 Karakteristik Holding Company di Indonesia

  1. Mempunyai Anak Perusahaan

    Saat sebuah perusahaan mempunyai anak perusahaan, artinya perusahaan tersebut bisa dianggap sebagai holding company. Sebab, perusahaan induk membutuhkan adanya anak perusahaan dalam mendukung aktivitas bisnisnya. Sementara jumlah anak perusahaan yang dapat dimiliki bisa tidak terbatas tanpa ada ketentuan sama sekali. 

  2. Mempunyai Sebagian Besar Saham dari Anak Perusahaan

    Umumnya, perusahaan holding ini harus mengakuisisi setidaknya 20 persen dari jumlah keseluruhan saham dari anak perusahaannya agar mampu mendapatkan kendali atas kinerja bisnisnya. 

  3. Memiliki Kendali Terhadap Anak Perusahaan

    Karakteristik yang terakhir adalah holding company pasti memiliki kendali atas anak perusahaannya. Baik itu aktivitas operasional, proses perencanaan, pengendalian, sampai evaluasi semuanya akan berada di bawah kontrol dari perusahaan induk. 

Beberapa Contoh Holding Company yang Ada di Indonesia

loader

Contoh Holding Company

Di Indonesia sendiri, ada banyak contoh perusahaan holding yang sudah lama terbentuk atau baru saja berdiri. Meski begitu, sebagian besar jenis perusahaan ini merupakan BUMN. Misalnya, PT Semen Indonesia merupakan perusahaan induk yang membawahi sejumlah perusahaan lain, seperti, Semen Gresik, Semen Padang, dan lain sebagainya. Contoh lainnya adalah PT KAI, Pupuk Indonesia, serta Telkom.

Butuh Proses dan Negosiasi Panjang agar Bisa Membentuk Perusahaan Holding

Dengan menjadi perusahaan holding tentu saja ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan, baik itu bagi perusahaan induk maupun anak perusahaan. Namun, pembentukan grup perusahaan ini biasanya membutuhkan proses dan juga negosiasi yang panjang akibat adanya ego serta kebutuhan berbeda dari pihak perusahaan maupun industrinya. Jadi, penyesuaian terhadap tujuan, strategi, dan aspek bisnis lainnya perlu dilakukan dulu guna memuluskan proses holding antar perusahaan ini.

Baca Juga: 15 Perusahaan Terbesar di Indonesia