Masalah Keuangan Keluarga yang Paling Sering Terjadi, Apa Saja?

Masalah keuangan dapat terjadi pada siapapun. Termasuk orang-orang yang memiliki penghasilan besar setiap bulannya.

Yang bujang saja bisa tertimpa masalah keuangan, apalagi yang sudah berkeluarga atau berumahtangga. Hal ini sangat mungkin terjadi, mengingat biaya kebutuhan hidup bertambah banyak.

Lalu masalah keuangan apa saja yang paling sering terjadi di dalam sebuah keluarga? Berikut jawabannya.

Baca Juga: 5 Tips Cerdas Beli Mobil Tanpa Mengganggu Keuangan

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

loader
Masalah Keuangan Keluarga

  • Merasa kesulitan membeli rumah

Pekerjaan keren, status mapan, gaji besar. Namun, ada saja yang merasa sulit membeli rumah. Mereka ingin membeli rumah di kawasan dekat kantor dan strategis.

Tetapi di pusat kota, harga rumah sangat mahal. Mulai dari ratusan juta sampai miliaran rupiah, tergantung Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah dan bangunan di daerah tersebut.

Belum lagi kenaikan harga rumah setiap tahun sekitar 10-15% membuat harga rumah di jantung kota semakin tak terjangkau. Namun mau sampai kapan tinggal di kontrakan atau rumah mertua?

Sebaiknya mulai ajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk membeli rumah. Tidak perlu bayar cash, cukup sediakan uang muka atau DP 15-30% dari harga rumah.

Sisanya akan dipinjamkan bank dan kamu wajib membayar cicilan KPR sampai lunas sesuai tenor yang sudah ditentukan.

Baca Juga: Gaji Pas-pasan, Pilih Berhemat atau Menambah Penghasilan?

  • Tak punya alokasi khusus dana liburan

Mau liburan pasti membutuhkan biaya, ke manapun tujuannya. Sayangnya, banyak orang berpenghasilan cukup tidak punya alokasi khusus dana liburan.

Mereka lebih mementingkan kerja atau justru membeli barang yang sifatnya keinginan, bukan kebutuhan. Sehingga dana liburan sering terabaikan.

Padahal liburan juga penting demi kesehatan fisik dan mental. Masa kamu mau kerja non-stop selama setahun tanpa cuti.

Dengan berlibur bersama keluarga, dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas. Kembali semangat bekerja setelah cuti liburan.

Dalam keuangan, kamu perlu mengalokasikan sekitar 5% atau 10% dari gaji sebulan untuk dana liburan. Bisa digunakan untuk bujet hiburan setiap bulan, seperti nonton bioskop, jalan-jalan ke luar kota, pergi ke salon, dan lainnya.

Atau bisa juga dikumpulkan untuk rencana liburan panjang ke luar negeri. Jadi, begitu ingin pergi liburan, sudah ada bujetnya.

loader
Masalah Keuangan Keluarga

  • Tak cukup dana untuk beli asuransi

Asuransi saat ini menjadi kebutuhan pokok. Dalam hidup, setidaknya kamu harus punya yang namanya asuransi kesehatan. Untuk mengkover keuangan atas terjadinya risiko penyakit atau kesehatan.

Lagi dan lagi, masalah keuangan keluarga paling umum adalah tidak mampu membeli asuransi kesehatan swasta sebagai tambahan atau pelengkap asuransi kesehatan dari kantor.

Membeli asuransi kesehatan keluarga tambahan tidaklah murah. Pembayaran preminya akan membebani keuangan keluarga setiap bulan.

Walhasil, mereka hanya mengandalkan asuransi kantor yang tak memiliki manfaat menyeluruh dalam menanggung biaya kesehatan kamu dan keluarga.

Begitu sudah menderita penyakit tertentu yang tidak dikover asuransi kantor, baru sadar betapa pentingnya asuransi kesehatan tambahan. Namun seperti nasi sudah jadi bubur, penyesalan pun tiada guna. Tabungan terkuras untuk membiayai pengobatan penyakit tersebut.  

Baca Juga: Ciri Asuransi Pendidikan Anak yang Bagus

  • Tidak sanggup membiayai pendidikan anak

Kebutuhan anak sekarang ini sangat banyak dan cukup mahal. Kebutuhan anak akan terus bertambah seiring waktu dan usia anak.

Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak, termasuk biaya pendidikannya hingga perguruan tinggi. Namun masih saja ada yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak.

Itu karena tidak ada persiapan dana pendidikan anak sejak awal. Makanya, begitu anak ingin masuk sekolah, naik ke tingkatan yang lebih tinggi, orangtua kelabakan tidak punya uang untuk membayar uang gedung, uang semesteran atau SPP, dan lainnya.

Sebaiknya, ketika baru menikah, kamu sudah merencanakan dana pendidikan untuk anak sejak dini. Apakah itu dengan ikut asuransi pendidikan, tabungan pendidikan, tabungan berjangka, maupun investasi jangka panjang.  

Bijak Dalam Mengatur Keuangan

Merencanakan keuangan tak sekadar mengatur pengeluaran dan pemasukan untuk hari ini dan sebulan ke depan. Namun harus dipikirkan untuk tujuan keuangan jangka panjang, seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, membeli rumah, dan lainnya.

Sebesar apapun gaji atau penghasilan, kalau tidak bisa mengatur uang dengan baik, maka uang tersebut akan menguap begitu saja. Ke mana perginya? Tidak tahu rimbanya.

Oleh sebab itu, biasakan mengatur keuangan dengan mengalokasikan bujet sesuai kemampuan. Misalnya 40% untuk biaya hidup sehari-hari, sebesar 30% dari gaji untuk bayar cicilan utang, sebesar 20% untuk tabungan atau investasi, dan 10% untuk bujet hiburan.

Dengan cara ini, dijamin kamu dan keluarga akan hidup tenang tanpa masalah keuangan. Finansial tetap stabil hari ini dan di masa depan.

Baca Juga: Memberi Uang Bulanan Orangtua, Berapa Besar Idealnya?