Menapaki Karier Laura Basuki, Aktris yang Sukses Perankan Atlet Bulutangkis Susi Susanti

Sosok cantik Laura Basuki telah dikenal luas oleh para pecinta film layar lebar Indonesia. Berbagai film box office karya anak bangsa telah menampilkan aktingnya yang memukau. Selain sukses berperan dalam Susi Susanti: Love All (2019), Laura juga bermain dengan apik dalam Madre (2013).

Wajah orientalnya yang menawan kini populer sebagai model dan aktris papan atas. Tahun lalu, ia berhasil menyabet Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik dari Festival Film Indonesia 2020.

Tahun ini, Laura tengah disibukkan dengan persiapan dan syuting film terbarunya. Beradu akting dengan aktor Fedi Nuril, film layar lebar dengan genre romantic comedy tersebut berjudul Kapan Hamil?. Selain itu, Laura juga dikabarkan akan melakoni Rumah Masa Depan serta Before, Now & Then.

Baca Juga: Dari Modeling hingga Tekuni Bisnis, Begini Perjalanan Karier Laura Basuki yang Melejit

Profil Laura Basuki

View this post on Instagram

A post shared by Laura Basuki (@laurabas)

Wanita berdarah Jawa, Vietnam, dan Tionghoa ini terlahir di Berlin, Jerman, 9 Januari 1988. Ia lalu menyelesaikan pendidikan akhirnya di Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Jakarta.

Namun kendati telah menapaki panggung hiburan sejak 2008, siapa sangka jika Laura dulunya bercita-cita menjadi pegawai kantoran. Tak pernah terbersit olehnya untuk terjun ke dunia entertainment seperti sekarang.

Awalnya, ia pernah ditawari untuk memperagakan beragam busana cantik hasil karya Biyan Wanaatmadja. Merasa nyaman berkarier sebagai model, Laura semakin serius menjalani pekerjaannya. 

Ia pun lebih banyak berlatih dengan intensif di waktu senggangnya. Hingga belakangan, ia berhasil mendapatkan tawaran casting untuk bermain dalam film layar lebar. 

Laura Basuki Film

Sukses casting, Laura pun memulai debutnya di dunia akting dengan bermain dalam Gara-gara Bola (2008). Film yang diproduksi Happy Ending Pictures tersebut disutradarai oleh Khalid Kashogi dan Agasyah Karim.

Tak disangka, Laura ternyata berbakat akting. Memasuki tahun 2010, Laura mulai kebanjiran berbagai tawaran lainnya. 

Ia pun lantas berperan sebagai Delia dalam 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta. Film yang disutradarai oleh Benni Setiawan itu diproduksi oleh Mizan Productions dan menuai sukses. 

Namanya kian diperhitungkan di kancah perfilman Tanah Air. Ia selanjutnya berperan sebagai Dyah Hanum dalam film #RepublikTwitter (2012). Pada tahun yang sama, Laura kembali menjajal kebolehannya berakting dalam film yang disutradarai Ari Sihasale, Di Timur Matahari.

Beralih ke tahun 2013, nama Laura Basuki makin naik daun setelah sukses memerankan Meilan Tanuwidjaja di film Madre. Laura yang senang membaca, ternyata sangat terkesan dengan novel karya Dewi Lestari, terutama Madre, Supernova dan Rectoverso

Ia pun tak mengira bahwa dirinya akan berhasil membintangi Madre. Dalam film yang digarap oleh Mizan Productions tersebut, ia berkesempatan untuk beradu akting dengan Vino G. Bastian, mendiang Didi Petet, Framly Nainggolan, dan nama besar lainnya. 

Beranjak ke tahun 2014, ia selanjutnya bermain dengan apik dalam Haji Backpacker dan berperan sebagai Suchun. Ia juga belakangan muncul dalam Love and Faith (2015). 

Banjir Tawaran Bermain Film

View this post on Instagram

A post shared by Laura Basuki (@laurabas)

Sebagai pendatang baru yang berprestasi, eksistensi Laura semakin jadi sorotan. Terbukti, di tahun 2018, wanita bertinggi badan 174 cm ini berhasil membintangi tiga judul film layar lebar. 

Barulah di tahun 2019, ia sukses memerankan Susi Susanti dalam film biopic Susi Susanti: Love All yang disutradarai Daniel Mananta. Beradu akting dengan aktor Dion Wiyoko, Laura harus rela mengikuti berbagai latihan fisik dengan disiplin. 

Selama enam bulan lamanya, ia ditatar langsung oleh pelatih Susi Susanti yang asli, yakni Chiu Sia yang telah lanjut usia. Pasalnya, Laura sempat pesimis mengingat dirinya sama sekali tidak unggul di mata pelajaran Olahraga. 

Alhasil, ia pun harus rela diasah berlatih dari Senin-Jumat selama enam jam setiap hari. Namun totalitasnya berbuah manis. Ia berhasil meraih berbagai penghargaan prestisius lainnya berkat kesungguhan dalam berakting. 

Jagonya Berakting di FTV dan Web Series

Sejak kemunculannya di dunia akting, Laura telah melakoni beragam judul film televisi (FTV). Kilas balik ke tahun 2011, Laura hadir dalam Mendadak Ningrat serta Antara Aku dan Bobo.

Menyusul kemudian di tahun 2012, ia kembali membintangi Cinta Wedang Ronde dan Delman Cinta di Kota Kembang. Meski tak pernah berakting dalam sinetron, namun Laura bermain dalam 23 Hari Cinta Matematika (2013). Hingga ia pun kembali hadir dalam Love is Crazy di tahun 2016.

Memasuki tahun 2018, Laura berperan sebagai Matahari dalam web series berjudul Sunshine garapan VIU Indonesia. Sementara di tahun 2020, ia telah menjajal dua buah judul web series.

Yang pertama, ia berperan sebagai Vera dalam Brata yang tayang di MAXSTREAM HOOQ. Selanjutnya, ia membintangi Sementara, Selamanya dan sukses berperan sebagai Zara. Web series tersebut kemudian diputar di Vidio.

Baca Juga: 13 Film Religi Indonesia yang Sangat Menginspirasi

Punya Banyak Prestasi Hebat

View this post on Instagram

A post shared by Laura Basuki (@laurabas)

Berkiprah dengan maksimal membuat Laura berhasil menorehkan prestasi hebat. Pada tahun 2009, ia sukses memenangkan Pendatang Baru Wanita Terbaik serta Pendatang Baru Wanita Terfavorit dari Indonesia Movie Awards. Kedua penghargaan tersebut ia dapatkan berkat penampilan optimalnya dalam film Gara-Gara Bola.

Kemudian pada tahun berikutnya, ia mengantongi penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik dari Festival Film Indonesia 2010. Saat itu, ia bermain dengan apik dalam film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta bersama lawan mainnya, Reza Rahadian.

Karena aktingnya yang menawan, namanya pun menjadi nominator untuk kategori Aktris Terpuji dalam Festival Film Bandung. Ia juga masuk nominasi Aktris Terbaik dan Aktris Terfavorit dalam ajang Indonesian Movie Awards. Di tahun 2010 tersebut, Laura Basuki juga menyabet trofi Pemeran Utama Wanita Terbaik dari Festival Film Indonesia.

Berlanjut ke tahun 2013, pesona Laura mewarnai film Madre yang novelnya ditulis oleh Dewi Lestari. Dengan kemampuan aktingnya yang semakin matang, tak mengherankan jika ia lagi-lagi meraih Pemeran Utama Wanita Terbaik dari Festival Film Indonesia. 

Eksistensi Laura kian melambung seusai melakoni Haji Backpacker (2014). Kemampuan aktingnya semakin diperhitungkan dalam kancah perfilman Indonesia. Ia pun membawa pulang dua piala Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dari Festival Film Indonesia dan Indonesian Movie Awards.

Pada tahun 2018, ia kembali masuk nominasi Aktris Pendukung Terpilih dari Piala Maya. Pencapaian ini diraihnya berkat keunggulannya berakting dalam film biopic bertajuk Terbang: Menembus Langit.

Penghargaan selanjutnya lantas diraih Laura di tahun 2019. Dari Festival Film Tempo, ia berhasil mengantongi penghargaan Aktris Utama Pilihan Tempo. Selain itu, ia pun kembali menjadi nominator Aktris Utama Terpilih dalam Piala Maya.

Kemudian berkat totalitasnya dalam Susi Susanti: Love All, Laura lagi-lagi sukses menyabet Pemeran Utama Wanita Terbaik dari Indonesian Movie Actors Awards. di tahun 2020, ia juga membawa pulang Piala Citra dari Festival Film Indonesia untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik. 

Menikah di Usia Muda

Tanggal 25 Juni 2011 menjadi hari bersejarah penuh kenangan manis bagi Laura. Saat itu, Putri dari pasangan Wibowo Basuki dan Thi Kieu Tien ini melepas masa lajangnya. 

Usia Laura baru menginjak 23 tahun dan memiliki perbedaan umur yang mencapai 11 tahun dengan kekasihnya. Menikah dengan Leo Sandjaja, keduanya lantas dikaruniai seorang putra bernama Owen Sandjaja.

Meraih Sukses Tanpa Tetapkan Target

View this post on Instagram

A post shared by Laura Basuki (@laurabas)

Selain disibukkan dengan berbagai syuting film, Laura pun bisnis kulinernya, Fedwell Jakarta dan Haluuworld yang bergerak di industri kreatif. Namun yang menarik, ia tak pernah menetapkan target muluk-muluk untuk sukses. 

Bahkan diakui Laura, ia cenderung pesimis dan realistis alih-alih optimis. Namun setelah memerankan tokoh Susi Susanti, barulah ia mengadaptasikan sisi positif dari atlet kawakan tersebut. 

Dalam hidup, semua orang seolah berlomba-lomba dan bersaing ketat untuk mencapai berbagai target. Tanpa disadari sikap itu justru malah membebani dan menekan diri. 

Laura Basuki tak berusaha menjadi sosok ambisius dan perfeksionis. Sebaliknya ia berhasil meraih sukses dengan cara yang tak muluk, melainkan disiplin, go with the flow, dan senantiasa memberikan yang terbaik. 

Baca Juga: Keren! Sukses di Usia Muda dan Go International, Begini Kisah Cinta Laura Menggapai Impiannya