Properti Primary Vs Secondary, Begini Bedanya

Properti merupakan bentuk investasi yang melibatkan aset fisik, seperti bangunan, tanah, atau properti komersial. Nilai yang cenderung selalu naik membuat properti dianggap sebagai investasi jangka panjang. Bukan hanya itu saja, properti juga dapat menjadi sumber pendapatan pasif ketika disewakan.

Namun, investasi properti membutuhkan modal yang sangat besar. Oleh sebab itu, harus paham betul jenis-jenis properti, seperti properti primary dan secondary. Artikel ini membahas mengenai pengertian dan perbedaan keduanya.

Baca juga: Perbedaan Membeli KPR Rumah Baru dan Rumah Bekas

Bingung Cari Produk KPR Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KPR Terbaik! 

Properti Primary, Keuntungan dan Kekurangannya

loader

Properti Primary dan Properti Secondary

Properti primary merupakan properti yang baru atau sedang dibangun. Pengembang atau developer yang akan langsung menjual bangunan pada pembeli. Properti jenis ini dijual umumnya dalam kondisi baru atau belum pernah dipakai sebelumnya.

Berikut ini keuntungan dan kekurangan jika membeli properti primary.

  1. Semua Serba Baru

    Properti primary merupakan bangunan atau rumah yang baru saja selesai dibangun. Karena itu, hampir semua bagian-bagiannya dalam kondisi baru atau prima. Desain properti pun lebih kekinian dibandingkan dengan properti secondary yang sudah lama dibangun. Jadi, kamu tidak akan terlalu pusing-pusing lagi untuk melakukan renovasi.

  2. Banyak Pilihan

    Sebagian besar proyek pengerjaan properti primary dibangun di lingkungan atau lokasi yang terbilang masih dalam tahap berkembang. Cukup banyak developer yang menawarkan properti dengan keunggulannya masing-masing.

    Mulai dari lokasi strategis, fasilitas berkelas, desain modern, dan lain sebagainya. Karena lebih banyak pilihan, kamu bisa mencari developer yang menawarkan pilihan terbaik.

  3. Harga Lebih Konsisten

    Meskipun umumnya harga properti primary lebih tinggi dibandingkan properti secondary, biasanya harga tersebut bersifat konsisten. Artinya, developer menawarkan harga yang sama pada tipe bangunan yang sama. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan bonus seperti furniture set, promo pembayaran, dan lain-lain.

  4. Penataan Kurang Fleksibel

    Properti primary pada umumnya dibangun memakai desain generik. Ada 1 sampai 3 desain yang nantinya akan diaplikasikan pada seluruh rumah pada proyek yang sedang dikerjakan.

    Pembeli tidak dibebaskan untuk mengatur tatanan rumah. Beberapa developer ada yang menawarkan layanan modifikasi layout, akan tetapi ada biaya tambahan dan modifikasinya pun cukup terbatas.

  5. Sistem Inden

    Penjualan properti primary dimulai dari tahap awal pembangunan, bahkan ada yang dimulai dari peletakan batu pertama. Jika membeli properti primary, kamu harus rela inden dan menunggu lama.

  6. Lingkungan Baru yang Masih Berkembang

    Kebanyakan properti primary berada di lokasi dengan lingkungan baru yang masih berkembang. Jadi, akses yang didapatkan belum sebaik rumah secondary.

    Jika membelinya, kamu mungkin harus sabar menunggu agar bisa lebih dekat dengan sejumlah fasilitas umum utama, seperti jalan tol, sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya.

Baca juga: 6 Tips Ampuh Biar Bisnis Sewa Properti Lancar Jaya

Properti Secondary, Keuntungan dan Kekurangannya

Selanjutnya adalah properti secondary yang juga banyak ditawarkan di pasaran. Berkebalikan dengan properti primary, jenis properti satu ini biasanya terdiri dari bangunan atau rumah second (bekas).

Jadi, aset properti sudah dimiliki atau pernah digunakan orang lain yang kemudian dijual melalui agen properti atau situs jual beli online.

Berikut ini berbagai kelebihan dan kekurangan dari properti secondary ketika memutuskan untuk membelinya, diantaranya sebagai berikut.

  1. Siap Huni

    Properti secondary mungkin sudah pernah dihuni oleh pemilik sebelumnya. Ketika akan dijual, kebanyakan dari mereka melakukan renovasi, mengganti perabotan, dan memastikan bahwa bangunan layak huni. Tujuannya agar properti lebih mudah dan cepat terjual. Jadi, membeli properti secondary membantumu mendapatkan properti yang siap huni.

  2. Lingkungan di Sekitar Properti Sudah Jadi

    Properti secondary terkadang berada di lokasi yang sudah lama dihuni oleh orang banyak. Jadi, lokasinya cenderung lebih strategis dibandingkan dengan properti primary. Kamu tidak perlu menunggu lama untuk memanfaatkan berbagai macam fasilitas umum.

  3. Bisa Negosiasi Harga

    Harga dari properti secondary memang lebih rendah, tetapi bisa berbeda-beda untuk setiap tipe properti. Hal tersebut lantaran ada beberapa faktor yang mempengaruhi harganya, salah satunya, yaitu kondisi properti masih bagus atau perlu renovasi. Meskipun begitu, kamu sebagai pembeli bebas melakukan negosiasi harga.

  4. Sulit Mendapatkan yang Sesuai Selera

    Sebagian besar orang memilih properti secondary lantaran harganya yang cenderung lebih rendah dibandingkan properti primary. Akan tetapi, sulit mendapatkan properti yang sesuai selera. Biasanya dibutuhkan survei langsung berkali-kali agar mendapatkan properti yang memuaskan.

  5. Biaya Renovasi Tinggi

    Biasanya, pemilik properti secondary akan merenovasi propertinya sebelum dijual. Namun, ada juga yang tidak melakukannya karena keterbatasan biaya renovasi.

    Jika mendapatkan jenis properti yang kebetulan belum mendapatkan renovasi, kamu harus mengeluarkan biaya lebih untuk membuat properti tersebut layak huni.

  6. Pengurusan Dokumen

    Kekurangan properti secondary yang perlu diperhatikan adalah dari segi pengurusan dokumen. Kamu harus mengurus sejumlah surat penting terkait properti tersebut. Mulai dari balik nama di sertifikat rumah, sertifikat hak milik, serta pengurusan kwitansi hingga PBB.

    Semua pengurusan dokumen-dokumen tersebut tentunya membutuhkan biaya tambahan yang tidak sedikit. Maka, perlu diperhatikan secara seksama sebelum memutuskan untuk membelinya.

Baca juga: Duit Ngepas, Mending Beli Rumah Baru atau Rumah Bekas?

Temukan Properti Sesuai Budget dan Kebutuhan

Ketika ingin membeli properti, pastikan untuk tahu tentang jenis-jenis properti. Misalnya, properti primary dan secondary yang memiliki sejumlah perbedaan.

Ketika sudah memahaminya kelebihan dan kekurangan yang dimiliki setiap jenis properti. Maka, kamu bisa menentukan jenis properti yang tepat dan sesuai kebutuhan serta budget yang dimiliki. Selamat berburu properti terbaik!