Tentang Window Dressing Saham, Fenomena di Dunia Investasi yang Wajib Diantisipasi Setiap Investor

Investasi memang menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua orang. Pasalnya, kegiatan tersebut mampu menjadi jembatan agar bisa meraih kondisi finansial yang lebih prima dan kondusif di masa depan nanti. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang tertarik untuk terjun dan mulai menanamkan modalnya pada berbagai jenis instrumen investasi, termasuk saham.

Tentunya, jika masih baru dalam dunia investasi, kamu wajib memahami berbagai macam istilah dan fenomena yang kerap terjadi pada aktivitas tersebut. Salah satu contohnya adalah window dressing yang merupakan fenomena yang bisa dibilang hampir pasti terjadi setiap tahun, khususnya di penghujung tahun. 

Yang menjadi pertanyaan, apa sih arti window dressing dalam saham? Juga, apa dampak dari fenomena tersebut dalam kinerja saham serta strategi yang ideal untuk menghadapinya? Nah, untuk memahaminya lebih dalam, berikut adalah penjelasan tentang apa itu arti window dressing saham, penyebab, dampak, hingga tips menghadapinya.

Baca Juga: Faktor-Faktor Penyebab Naik Turunnya Harga Saham, Apa Saja?

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Pengertian Window Dressing Saham

loader

Window Dressing Saham

Arti window dressing dalam saham pada dasarnya adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan ataupun manajer investasi di akhir tahun atau mendekati momen pergantian tahun. Meski begitu, tak menutup kemungkinan jika fenomena tersebut juga bisa terjadi di akhir kuartal. 

Secara umum, yang dimaksud dengan window dressing saham adalah cara, strategi, atau metode investasi yang dilakukan oleh manajer investasi guna meningkatkan performa portofolio miliknya sebelum disajikan ataupun dilaporkan pada pemilik saham yang merupakan kliennya. Dengan begitu, kinerja investasi yang dilakukannya bisa terlihat lebih menjanjikan dan positif di mata para kliennya. 

Selain investor, ada pula perusahaan maupun emiten yang menjadikan fenomena window dressing ini sebagai cara untuk mempercantik laporan finansialnya. Sebagai contoh, perusahaan akan menunda pembayaran kewajiban ataupun membuat laporan pendapatan lebih cepat ketimbang seharusnya. Dengan begitu, laporan keuangannya bisa terlihat lebih menjanjikan di mata para stakeholder perusahaan tersebut. 

Contoh lainnya dari fenomena ini adalah yang dilakukan oleh emiten. Terkait hal tersebut, emiten akan melakukan penjualan terhadap sahamnya dengan harga miring atau promo di penghujung tahun. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatannya dan membuat catatan pada laporan finansial terlihat memiliki kondisi kas atau cash flow lebih sehat serta terdapat peningkatan laba. 

Cara Kerja dari Window Dressing Saham

Dalam kurun waktu tertentu, biasanya tiap kuartal, manajer investasi akan membuat laporan kinerja serta daftar kepemilikan terkait saham pada portofolio investasi yang dikelolanya. Laporan tersebut kemudian akan diberikan kepada pihak klien agar bisa dipantau terkait pengembalian investasi dan mengetahui kualitas kinerjanya. 

Saat kinerja sudah tertinggal, perusahaan bisa menggunakan strategi window dressing saham. Caranya dengan menjual atau melepas saham yang sudah melaporkan tingkat kerugian tinggi. 

Kemudian, manajer investasi akan menggantinya dengan emiten atau produk saham yang diharapkan mampu menghasilkan keuntungan ataupun imbal hasil dalam jangka pendek. Cara tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dari manajer investasi serta portofolio investasi yang dikelolanya secara keseluruhan pada periode pelaporan. 

Bentuk lainnya dari fenomena window dressing saham adalah nilai saham yang akan menguat serta digambarkan pada posisi dari IHSG alias Indeks Harga Saham Gabungan. Strategi tersebut biasanya akan diambil oleh manajer investasi ketika posisi IHSG terlihat cenderung meningkat atau dalam istilahnya mengalami uptrend.

Baca Juga: Dasar, Tujuan, dan Cara Pengambilan Keputusan Investas

Tips Menghadapi Window Dressing Saham

Karena berisiko memengaruhi harga saham dan kinerja bursa secara umum, fenomena window dressing saham tentu wajib diantisipasi dengan strategi dan cara yang tepat. Agar tak salah langkah dan membuat kinerja investasi berantakan, simak tips dalam menghadapi fenomena window dressing saham sebagai berikut.

  1. Koleksi Saham yang Terdapat di Portofolio Manajer Investasi

    Ketika dihadapkan dengan fenomena window dressing saham, investor bisa menggunakan strategi atau metode mengumpulkan produk saham yang ada dalam portofolio manajer investasi atau MI. Pasalnya, para manajer investasi pasti tengah melakukan metode window dressing guna meningkatkan kinerja portofolio investasi yang dikelolanya. 

    Akan tetapi, kamu perlu membeli saham dalam harga rendah terlebih dulu sebelum para manajer investasi tersebut melakukan pembelian pada produk saham yang bersangkutan. Barulah dengan begitu investor bisa mendapatkan potensi keuntungan lebih menjanjikan dan meraih imbal hasil menggiurkan.

  2. Tetapkan Target Imbal Hasil

    Tips lainnya ketika menghadapi window dressing saham adalah menetapkan target imbal hasil atau keuntungan. Dengan begitu, saat target keuntungan yang telah ditetapkan tersebut berhasil tercapai, investor bisa langsung melakukan penjualan agar mampu mengantisipasi terjadinya gejolak pada bursa saham imbas dari fenomena window dressing. 

    Yang terpenting, hindari sikap greedy atau serakah ketika menentukan target laba atau keuntungan ketika investasi menjelang munculnya fenomena tersebut. Sebab, ketika terlambat dalam menjual saham karena memasang target imbal hasil terlalu tinggi, investor berisiko melewatkan harga saham yang terbaik dan malah bisa menelan kerugian karena nilainya terlanjur menurun. 

  3. Aplikasikan Strategi Trading atau Investasi Jangka Pendek

    Selain itu, strategi lainnya yang bisa dilakukan oleh investor untuk mengantisipasi terjadinya window dressing saham adalah dengan mengaplikasikan strategi trading atau investasi jangka pendek. Khususnya bagi trader, fenomena ini bisa menjadi kesempatan agar mampu meraih keuntungan atau imbal hasil trading investasi jangka pendek.

    Alasannya karena mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan atau take profit secara langsung dalam waktu hitungan hari saja. Akan tetapi, sebaliknya, strategi ini tak dianjurkan untuk dilakukan oleh investor yang membeli saham sebagai sarana investasi jangka panjang karena memiliki potensi menurunkan nilainya dan lebih sulit untuk diperkirakan pergerakannya.

  4. Jangan Berhenti Melakukan Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental

    Strategi yang terakhir untuk menghadapi fenomena window dressing saham adalah tetap melakukan analisis teknikal dan analisis fundamental ketika memilih emiten. Pasalnya, walaupun harga dari beberapa produk saham menurun karena window dressing, tapi tetap saja saham dengan performa menjanjikan layak untuk dipilih. 

    Walaupun begitu, tetap waspada terhadap saham milik perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan negatif. Jika dilihat dari hasil analisis fundamental ataupun teknikal tak terlalu prospek, maka hindari membeli saham tersebut dan cari produk lain yang nilainya lebih berpotensi untuk berkembang. Di samping itu, tetap lakukan diversifikasi guna menjaga modal investasi dan terhindar dari risiko kerugian besar. 

Contoh Fenomena Window Dressing Saham

Fenomena window dressing sebenarnya terjadi di hampir semua bursa saham dunia, tak terkecuali di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun belakangan. Di masa tersebut, IHSG pasti berakhir pada zona hijau, dan lazimnya terjadi pada bulan Oktober sampai Desember. 

Contoh dari window dressing saham adalah di periode bulan Oktober 2021, yang mana kala itu rerata harga saham bakal meningkat menjelang musim window dressing sampai akhir tahun. Pada periode tersebut, terlihat posisi IHSG berada pada fase uptrend. Fenomena tersebut tentu juga terjadi pada penghujung tahun 2022 lalu, dan biasanya berdampak pada kenaikan saham blue chip. 

Menanggapi hal tersebut, investor tak seharusnya langsung melakukan akumulasi pembelian dengan sembarangan tanpa dibarengi strategi yang tepat ketika berinvestasi. Umumnya, fenomena ini akan berimbas pada saham dari indeks LQ45 ataupun produk lainnya yang memiliki prospek menjanjikan di waktu mendatang. 

Terlepas dari itu semua, investor tak disarankan untuk membeli saham hanya karena tengah terjadi fenomena window dressing. Pada dasarnya, demi menjaga nilai investasi agar mampu berkembang secara optimal, investor tetap perlu menyusun strategi investasi dengan teliti, penuh perhitungan, dan pertimbangan yang matang. Barulah dengan begitu aktivitas menanam modal mampu berjalan dengan lancar dan memberi peluang imbal hasil sesuai perkiraan.

Tepat Antisipasi Fenomena Window Dressing agar Aktivitas Investasi Tetap Terjaga

Intinya, window dressing saham adalah fenomena di mana manajer investasi berupaya untuk meningkatkan kinerja atau performa portofolio sahamnya sebelum disajikan pada klien maupun pemilik saham. Sedangkan bagi emiten, fenomena tersebut merupakan usaha untuk memoles atau mempercantik kinerja keuangannya. Menanggapi hal tersebut, investor tentu perlu mengambil strategi investasi yang tepat agar mampu mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian.

Baca Juga: Trading Saham Harian: Cara Kerja Hingga Tips Tradingnya Biar Cuan