6 Cara Mengumpulkan Modal Usaha

Dalam dunia bisnis, dikenal macam-macam modal usaha. Ada capex (capital expenditure) alias belanja modal dan opex (operational expenditure) alias belanja operasional.

Modal usaha harus kamu persiapkan jika ingin menjalankan sebuah bisnis. Belanja modal biasanya dana yang digelontorkan untuk mulai membuka usaha.

Sementara belanja operasional adalah modal usaha rutin yang harus dikeluarkan setiap bulan atau tahun, seperti gaji karyawan, biaya listrik dan air, sewa tempat, dan kegiatan operasional perusahaan lainnya.

Bagaimana cara mengumpulkan modal usaha ini? Berikut tipsnya:

Baca Juga: 7 Risiko Bisnis Sepatu dan Cara Mengatasinya Agar Bisnis Sukses

1. Sisihkan dari gaji

Jika bisnis tersebut adalah usaha sampingan, sementara pekerjaan utama adalah karyawan kantoran, kamu dapat menyisihkan uang dari gaji setiap bulan untuk modal usaha ini. Persentasenya tergantung kemampuan.

Semakin besar yang dialokasikan, semakin banyak modal usaha yang terkumpul. Namun kamu bisa menyamaratakan persentase bujet modal usaha dengan investasi yakni 10 persen dari gaji. 

Tempatkan uang tersebut di rekening tabungan khusus modal usaha. Kamu bisa menaruh di deposito atau tabungan berjangka. 

2. Berani berinvestasi

Mengumpulkan modal usaha dari investasi? Bisa banget. Investasikan uang pada instrumen yang menawarkan imbal hasil tinggi, seperti investasi saham, investasi emas, investasi reksa dana saham, investasi peer to peer lending, atau lainnya.

Return atau imbal hasil dari investasi dapat menjadi tabungan modal usaha. Tetapkan saja hasil investasi yang kamu harapkan dan jangka waktunya, sehingga akan menentukan besaran anggaran investasi yang harus kamu keluarkan setiap bulan.

Contohnya untuk modal usaha capex dan opex butuh perkiraan dana Rp 500 juta (sudah menghitung inflasi) untuk awal bisnis. Target membuka bisnis 5 tahun ke depan.

Investasi reksa dana saham dengan return yang diharapkan 16 persen per tahun. Maka, kamu perlu menyisihkan bujet investasi sekitar Rp 5,5 juta per bulan dari gaji.

3. Cari penghasilan tambahan

Jika gaji sebagai karyawan kantor dirasa kurang untuk mengalokasikan anggaran investasi dan tabungan sebagai modal usaha, kamu harus putar otak mencari penghasilan tambahan. Di antaranya menjadi freelancer.

Gunakan waktu luang untuk mengejar target tersebut. Penghasilan dari kerja sampingan ini bisa kamu kucurkan seluruhnya untuk modal usaha. Jadikan, rencana bisnismu sebagai penyuntik semangat agar giat dan tekun bekerja.

4. Alokasikan bonus dan THR

Bonus dan THR menjadi andalan karyawan kantor untuk mencapai tujuan keuangan, salah satunya modal usaha. Ketika mendapat bonus dan THR dari kantor setiap tahun, tahan diri untuk foya-foya.

Ingat, ada tujuan besar yang harus kamu gapai, yakni mengumpulkan modal usaha. Bukan hanya modal awal saja, tetapi saat menjalankan bisnis juga.

Misalnya, bonus dialokasikan semua untuk modal usaha. Sementara THR, 50 persen untuk modal usaha, dan separuhnya lagi untuk keperluan hari raya.

5. Go public

Ketika kamu sudah menjalankan bisnis, dan perlahan mulai berkembang, solusi untuk mendapatkan modal usaha adalah dengan menawarkan saham perdana IPO atau go public. Dari hasil penjualan saham perdana, biasanya perusahaan akan meraup dana segar yang menjadi target go public.

Dari dana yang diperoleh dapat digunakan untuk melakukan sejumlah langkah bisnis. Contohnya membangun pabrik atau fasilitas produksi baru, peremajaan pabrik lama, melebarkan sayap bisnis ke luar negeri, meningkatkan kapasitas produksi, akuisisi, membayar utang, dan modal kerja.

Selain itu, dengan go public, perusahaan dapat lebih dipercaya oleh perbankan dan lembaga keuangan lain. Terutama untuk mengajukan pinjaman dalam nominal besar.

Lebih mudah menerbitkan surat utang, baik surat utang atau obligasi jangka pendek maupun panjang. Juga untuk berkolaborasi serta mencari partner bisnis, investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut.

6. Mencari investor

Saat membangun bisnis, kamu dapat mencari investor sebagai pendana atau penanam modal. Suntikan modal ini penting bagi kelangsungan bisnis, karena menjalankan bisnis membutuhkan kucuran dana yang tak sedikit.

Semakin banyak investor yang dapat dipikat, maka semakin banyak pula bantuan finansial atau keuangan yang kamu peroleh. Dengan begitu, kamu memiliki kepastian sumber pendanaan guna membangun dan mengembangkan bisnismu ke depan.

Baca Juga: 6 Strategi Jitu Pemasaran Online dan Tips Penerapannya dalam Bisnis