Cara Menyimpan ASI yang Baik dan Benar

Dapat memberikan ASI eksklusif dan langsung (Direct Breastfeeding/DBF) adalah keinginan setiap ibu, termasuk ibu pekerja. Ini sangat penting bagi tumbuhkembang anak.

Namun bagi ibu pekerja rasanya sulit bila harus DBF 24 jam sehari. Sebab, ibu pekerja harus pergi ke kantor. Salah satu cara agar ibu pekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif, yaitu dengan memompa ASI atau ASI Perah (ASIP) dan menyimpannya di lemari pendingin atau freezer.

Tugas ibu pekerja untuk memberi ASI eksklusif bukan sebatas pada menyetok ASIP sebanyak-banyaknya. Tetapi juga, memastikan kualitas ASIP tetap terjaga dengan baik, sehingga nutrisinya tidak hilang.

Berikut cara menyimpan ASI yang benar agar tidak cepat basi dan kualitasnya tetap terjaga dengan baik:

Baca Juga: Bikin Melongo, Segini Biaya Ikut Program Bayi Tabung demi Punya Anak

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!  

Memilih tempat penyimpanan

loader
Cara menyimpan ASI Perah atau ASIP

ASI Perah atau ASIP mampu bertahan antara 6 sampai 8 jam di ruangan dengan suhu normal. Jika lebih dari itu, ASI tidak layak lagi diberikan pada bayi, karena kandungannya bisa saja sudah rusak terpapar bakteri.  

Agar ASIP ini tidak mudah basi, maka perlu disimpan di tempat penyimpanan yang baik. Misalnya botol kaca dan botol plastik yang aman, maupun kemasan plastik khusus menyimpan ASIP.

Sebaiknya sebelum digunakan, lakukan sterilisasi botol maupun kemasan untuk menampung ASIP. Baru kemudian disimpan dalam lemari pendingin untuk dibekukan.

Untuk mensterilisasi botol ASI, bisa dilakukan dengan cara memanaskan di dalam air mendidih selama 5 sampai 10 menit atau memakai alat sterilisasi elektrik.  

Jika ingin memakai kemasan plastik sebagai tempat penyimpanan ASI Perah, sebaiknya tempatkan lagi ke dalam kontainer lainnya sebelum dimasukkan ke lemari pendingin.

Karena, jenis kemasan plastik cukup berisiko mengalami masalah kebocoran. Setelah itu, tulisi dengan nomor dan tanggal ASI dipompa agar memudahkanmu dalam menyusun di lemari pendingin.  

1. Menyimpan ASI dalam suhu ruang

Setelah memompa ASI, kamu menyimpannya dalam suhu ruang. Namun jangan melebihi 25 derajat Celcius. Secara normal, ASI bisa bertahan sampai 4 jam di ruangan biasa meski terkena sinar matahari langsung.

Tetapi jika berada di ruangan dengan suhu yang lebih dingin dan tidak terlalu panas, ASIP bisa bertahan sampai 6 jam dalam suhu ruang.

2. Menyimpan ASI dalam lemari pendingin 

Lemari pendingin atau kulkas menjadi salah satu sarana penyimpanan ASIP yang sering digunakan banyak orang. ASIP bisa lebih tahan lama karena dibekukan.

Jika ingin membekukan ASI Perah, bisa dimasukkan ke dalam kemasan plastik ASIP, lalu simpan di freezer dengan suhu berkisar minus 15 derajat Celsius.

Hindari menggunakan botol untuk mencegah kebocoran. Sebab ketika dingin, volume ASI akan mengembang. ASI yang dibekukan di freezer kulkas 2 pintu dapat tetap segar dan mampu bertahan 3-6 bulan.

Sedangkan ASI beku freezer kulkas 1 pintu daya tahannya sekitar 2 minggu. Jika menaruh ASI di kulkas bagian bawah hanya bisa bertahan 1 hari atau 24 jam.

Beda lagi jika ASIP disimpan dan dibekukan di freezer khusus ASI, daya tahannya lebih lama mencapai 6-12 bulan. ASI yang sudah beku dan dikeluarkan dari freezer untuk dicairkan, tidak boleh dimasukkan atau dibekukan lagi.

Baca Juga: Biar Gak Bingung, Ini Persiapan Ibu Hamil di Trimester Satu, Dua, dan Tiga

3. Menyimpan ASI Perah dalam cooler bag

Selain menyimpan ASI Perah dalam lemari pendingin atau di ruangan, kamu juga bisa menggunakan tas berpendingin atau cooler bag. Alat ini cocok untuk kamu yang ingin bepergian dan tetap bisa memberikan ASI untuk buah hati. 

Jadi, ASI yang dipompa dan sudah dimasukkan dalam kemasan khusus ASI disimpan dalam tas khusus dengan sistem pendingin. Sehingga, kesegaran ASI Perah tetap bagus meski tidak disimpan dalam kulkas atau freezer

Namun untuk menggunakan cooler bag dan dapat menyimpan ASI, harus dilengkapi dengan ice gel pack yang sebelumnya telah dibekukan di freezer kulkas. ASI dalam cooler bag dapat disimpan selama 24 jam.

Tips Mencairkan atau Menghangatkan ASI Beku 

loader Menghangatkan ASI Perah Beku

Berikut cara mencairkan atau menghangatkan ASI beku yang baik dan benar:

  • Rendam dalam air hangat

Hangatkan ASI Perah beku dengan merendam botol atau kemasan plastik dalam wadah berisi air hangat. Biarkan hingga suhunya turun sendiri dan baru diberikan pada bayi kamu.

Dilarang mencairkan atau menghangatkan ASI beku dengan cara direbus di atas kompor maupun di microwave. Hal ini dapat mengakibatkan suhu terlalu tinggi dan membakar lidah bayi.  

Baca Juga: Punya Bayi, tapi Tetap Hemat? Inilah Caranya

  • Jangan langsung dikeluarkan dari freezer

Jika ASI beku ingin dicairkan, sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dari freezer dan dihangatkan. Cara yang benar, dari freezer, simpan dulu ASI beku di kulkas bagian bawah.

Lalu diamkan semalaman atau sampai ASI mencair dengan sendirinya. Baru kemudian dihangatkan dalam wadah berisi air hangat.  

Pun dengan menyimpan ASIP langsung ke freezer. Cara yang benar, simpan ASIP lebih dahulu di kulkas bagian bawah selama satu hari. Selanjutnya baru dipindahkan ke freezer.

  • Letakkan di bawah air mengalir

Cara lain untuk menetralkan suhu ASI beku adalah dengan meletakkannya di bawah air mengalir. Jika di rumah memiliki keran air hangat, ini akan lebih baik. Tetapi jika tidak pun, tidak masalah. 

Setelah ASI dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, bisa langsung diletakkan di bawah keran air yang mengalir. Biarkan sampai suhu ASI tidak lagi dingin dan lebih hangat atau normal seperti suhu tubuh. Kocok dulu sebelum diberikan pada bayi agar lemak ASI yang menggumpal tercampur kembali.

Beri ASI Eksklusif hingga Usia Bayi 2 Tahun 

Siapa bilang wanita karier tidak bisa memberi ASI eksklusif untuk sang bayi? Zaman sekarang sudah serba canggih. 

Banyak cara untuk tetap menyuguhkan ASI eksklusif. Bahkan memberi ASI eksklusif hingga 2 tahun bisa mendatangkan manfaat yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Siapkan Asuransi Kesehatan untuk Bayi Anda Sejak Dini