Dikenal Sebagai Desinfektan dan Kerap Digunakan Industri, Kenali Apa Itu Formalin, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Kebanyakan dari kamu tentu sudah tidak asing dengan salah satu obat yang biasa dijadikan sebagai pengawet ini. Ya, formalin telah luas dipahami oleh masyarakat bahan kimia yang mampu mengawetkan sesuatu. Di samping itu, masih belum banyak yang mengetahui jika obat ini ternyata juga bisa digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah kutil, keringat berlebih di kaki, ataupun bau keringat. 

Pada dasarnya, formalin adalah bahan kimia yang umum pula digunakan pada berbagai macam industri, seperti, industri sutra buatan, cermin kaca, bahan peledak, sampai zat pewarna. Tentunya, jika digunakan sebagai bahan medis untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, obat ini wajib digunakan dengan resep dokter agar tak berisiko menyebabkan efek samping berbahaya.

Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu formalin, manfaat, dosis, cara penggunaan, hingga efek sampingnya, simak penjelasan berikut ini.

Baca Juga: Antibiotik: Pengertian, Jenis, Manfaat, serta Efek Sampingnya bagi Tubuh

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!  

Deskripsi Obat Formalin

loader

Formalin

Formalin merupakan cairan atau larutan tak berwarna yang memiliki bau sangat menusuk. Dalam cairan tersebut, terdapat kandungan sekitar 37 persen formaldehida dan air. Umumnya, larutan tersebut akan dicampurkan pula dengan metanol dengan kadar mencapai 15 persen yang berguna sebagai bahan pengawet. 

Dalam dunia medis, formalin atau formaldehida adalah jenis obat yang dapat digunakan untuk mengobati masalah kutil pada kulit. Kutil sendiri adalah jenis penyakit kulit yang terjadi karena infeksi virus HPV atau human papillomavirus. Melalui penggunaan formalin, pertumbuhan dari kulit yang tak normal bisa dihambat, serta membunuh virus yang menjadi penyebab masalah kutil tersebut. 

Termasuk sebagai obat resep, formalin yang merupakan kategori obat oles harus digunakan dengan menyesuaikan anjuran dokter. Selain itu, obat ini juga hanya boleh diberikan pada pasien orang dewasa.

Namun, bagi ibu hamil, obat ini tergolong sebagai obat dari kategori C. Artinya, berdasarkan studi yang dilakukan pada hewan percobaan, ditunjukkan adanya gejala efek samping pada janin, meski penelitian terkontrol pada manusia masih harus dilakukan. Dalam kata lain, obat ini hanya boleh diberikan jika manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya pada janin. 

Sementara bagi ibu yang sedang menyusui, belum diketahui penggunaan formalin bisa terserap dalam ASI ataukah tidak. Untuk itu, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memakai obat ini guna memastikan tingkat keamanan penggunaannya bagi ibu dan juga bayi.  

Di samping itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah bau keringat maupun keringat berlebihan pada kaki. Obat ini juga kerap dikenal sebagai bahan pengawet dalam beberapa industri, menjadi bahan desinfektan atau pembunuh hama, dan lain sebagainya. 

Walaupun secara umum penggunaan dan pemanfaatan bahan kimia ini tidak dilarang, akan tetapi, setiap pihak yang terlibat dalam proses pengangkutan serta pengolahan bahan tersebut harus bersikap waspada. Alasannya karena risiko yang berhubungan dengan bahan kimia tersebut terbilang cukup besar untuk menimbulkan efek samping tertentu.  

Hal yang Harus Diperhatikan saat Akan Menggunakan Formalin

Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan obat ini. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah peringatan sebelum kamu menggunakan formalin. 

  • Hindari penggunaan obat ini jika kamu memiliki alergi terhadap formalin. Pastikan untuk memberi tahu dokter terkait riwayat alergi maupun kondisi medis tertentu sebelum menggunakan formalin. 
  • Informasikan pada dokter jika sedang aktif menggunakan jenis obat tertentu, termasuk, produk herbal atau suplemen.
  • Informasikan pada dokter jika sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk mengambil program kehamilan.
  • Segera periksakan diri pada dokter jika timbul gejala alergi obat maupun overdosis pasca menggunakan obat ini. 

Aturan Pakai dan Dosis Formalin

Pada umumnya, dosis penggunaan formalin sebagai cairan atau obat oles ialah sekali sehari. Penggunaan obat tersebut dilakukan dengan cara mengoleskan cairan secara tipis di area kulit yang muncul kutil, maupun bagian kulit lainnya yang memiliki masalah kesehatan tertentu dan ingin ditangani. Perlu dipahami, obat tersebut hanya boleh digunakan dengan menyesuaikan resep dokter.

Cara Tepat Menggunakan Formalin

Selalu ikuti anjuran dokter serta aturan pemakaian yang tercantum pada kemasan sebelum menggunakan obat ini. Jangan menambah atau mengurangi dosis penggunaan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu. 

Pastikan untuk mencuci tangan sesudah ataupun sebelum menggunakan obat ini. Jika menggunakan obat ini pada bagian kulit tangan, jangan mencucinya setelah obat selesai dioleskan. Selain itu, penting untuk menggunakan alat oles yang telah disediakan atau menggunakan cotton bud ketika mengoleskan formalin pada bagian kutil.

Termasuk sebagai obat luar, selalu berhati-hati ketika menggunakan obat ini pada bagian wajah, khususnya pada area sekitar mulut, hidung, dan mata. Terkait cara penyimpanannya sendiri, letakkan obat ini pada tempat kering serta jauh dari paparan cahaya matahari langsung. Selain itu, pastikan tempat penyimpanan obat ini tidak mudah dijangkau oleh anak-anak ataupun hewan peliharaan. 

Interaksi Formalin saat Digunakan Bersama Obat Lain

Sama halnya dengan jenis obat atau bahan kimia lainnya, penggunaan formalin bisa menimbulkan interaksi antar obat saat digunakan dengan obat lainnya. Sebagai contoh, penggunaan formalin mampu menurunkan efektivitas dari obat anti mikroba. 

Tidak hanya itu, jika digunakan bersama calcium carbimide atau disulfiram, formalin mampu meningkatkan risiko munculnya efek samping. Guna lebih aman, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan formalin bersama obat, produk herbal, atau suplemen tertentu yang tengah kamu gunakan saat ini.

Baca Juga: Amoxicillin, Obat Jenis Antibiotik untuk Mengatasi Berbagai Penyakit Akibat Infeksi Bakteri

Efek Samping Formalin

Tidak hanya interaksi antar obat di atas, penggunaan formalin juga bisa menimbulkan sejumlah efek samping tertentu, antara lain:

  • Iritasi atau kemerahan pada kulit.
  • Warna kulit yang dioleskan dengan formalin berubah dan membuatnya menjadi lebih terang dibanding bagian kulit di sekitarnya.
  • Terjadi pengerasan di kulit.
  • Munculnya dermatitis kontak dan ditandai dengan ruam pada area kulit yang diolesi formalin dan terasa gatal.

Segera periksakan diri pada dokter jika gejala efek samping di atas tak kunjung sembuh atau kondisinya semakin memburuk. Lakukan hal serupa jika muncul gejala alergi obat pasca menggunakan obat tersebut.

Penggunaan Formalin pada Industri 

Selain dalam dunia medis, formalin juga tidak jarang digunakan dalam industri tertentu. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan formalin pada industri.

  • Sebagai campuran cairan pembersih pakaian, gudang, kapal, atau lantai karena mampu membunuh kuman.
  • Sebagai campuran pada pembasmi lalat atau jenis serangga lainnya.
  • Sebagai campuran pada bahan pembuatan sutra buatan, cermin kaca, bahan peledak, dan zat pewarna.
  • Dijadikan sebagai pengeras lapisan kertas atau gelatin pada dunia fotografi.
  • Bahan pembuatan pupuk bentuk urea.
  • Bahan pembuatan produk pewangi atau parfum.
  • Bahan pengawet pada produk kosmetik serta pengeras kuku.
  • Pencegah erosi pada sumur minyak.
  • Bahan insulasi udara.
  • Bahan perekat pada produk kayu lapis atau plywood.
  • Cairan pembalsam atau pengawet mayat.
  • Dengan konsentrasi sangat kecil, atau kurang dari 1 persen, formalin bisa digunakan sebagai bahan pengawet pada  barang konsumen, seperti, pembersih rumah, cairan pencuci piring, perawatan sepatu, pelembut, lilin, pembersih karpet, dan sampo mobil

Perlu dipahami jika obat ini dilarang penggunaannya pada bahan pangan atau makanan apa pun. Hal ini dikarenakan jika masuk ke dalam tubuh, formalin bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius yang membahayakan nyawa.

Hanya saja, dalam praktik di lapangan, ada beberapa pengelola pangan atau produsen tak bertanggung jawab yang mencampurkan bahan kimia tersebut ke dalam produk makanan, seperti daging ikan, ayam, mie basah serta tahu, dan sebagainya. Oleh karena itu, ada baiknya untuk menaruh rasa curiga terhadap bahan makanan yang tidak mudah busuk meski telah beberapa hari tidak dikonsumsi karena khawatir telah dicampur dengan bahan kimia ini.

Lakukan Pertolongan Pertama saat Terjadi Keracunan Formalin Akut 

Walaupun umumnya digunakan untuk bahan campuran pada beberapa industri ataupun mengobati penyakit kutil, bukan tidak mungkin seseorang bisa mengalami keracunan formalin. Saat terjadi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah pertolongan pertama, yaitu, memberikan arang aktif dan tidak merangsang muntah pada penderita agar tak terjadi trauma korosif di saluran cerna. 

Untuk penanganan di rumah sakit, lakukan tindakan bilas lambung dan berikan norit atau arang aktif, serta cuci darah jika diperlukan guna meningkatkan eliminasi dari cairan kimia tersebut dalam tubuh.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Tetes Mata Terbaik yang Bisa Kamu Temukan di Apotek