Kenali Dexamethasone, Jenis Obat Kortikosteroid yang Diklaim Ampuh Mengobati Virus Corona

Dexamethasone merupakan salah satu obat yang sering dikonsumsi untuk mengatasi inflamasi atau peradangan, penyakit autoimun, maupun reaksi alergi. Obat ini cukup banyak digunakan oleh masyarakat yang mengidap penyakit tersebut dan mudah ditemukan di apotek yang ada di seluruh Indonesia.

Dexamethasone biasanya dikemas dengan dosis 0,5 mg. Obat penyembuh peradangan ini termasuk dalam kategori obat kortikosteroid. Artinya, seseorang yang telah lama mengonsumsinya tidak boleh secara mendadak menghentikan pemakaian. 

Saat telah dikonsumsi dalam jangka panjang, pemakai harus bisa menurunkan dosis pemakaiannya secara bertahap. Barulah sampai akhirnya bisa menghentikan penggunaan dexamethasone secara total. Prosesnya pun harus diawasi oleh dokter agar tidak memunculkan efek samping yang mungkin membahayakan penggunanya.

Mengetahui hal tersebut, tentu dexamethasone tidak boleh dikonsumsi dengan sembarangan. Segala hal tentang pemakaian obat tersebut harus dipahami betul oleh penggunanya. Oleh karena itu, simak penjelasan mengenai cara pakai dexamethasone berikut ini agar tidak menimbulkan efek samping kesehatan yang tidak diinginkan. 

Deskripsi Dexamethasone dan Khasiat yang Diberikan

loader

Dexamethasone merupakan obat untuk mengatasi peradangan, penyakit autoimun, dan reaksi alergi yang termasuk dalam kategori kortikosteroid. Kortikosteroid sendiri berarti saat pemakaian obat golongan tersebut telah berlangsung lama atau jangka panjang, maka pengguna tidak boleh langsung dalam satu waktu menghentikan pemakaian. 

Melainkan, proses stop mengonsumsi obat kortikosteroid harus dilakukan secara berangsur-angsur dengan mengurangi dosisnya setiap kali pemakaian. Barulah pemakaian obat jenis ini seperti dexamethasone bisa benar-benar berhenti dikonsumsi. 

Dexamethasone dapat dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak. Namun, untuk ibu yang tengah hamil, pemakaian obat ini harus dihindari jika manfaatnya tidak lebih besar dari efek samping yang ditimbulkan. Pasalnya, dexamethasone dapat mengganggu tumbuh kembang janin dan dapat terserap pada ASI.

Obat ini biasa dikemas dalam berbagai bentuk, seperti tablet, salep mata, suntik atau injeksi, tetes mata, serta sirup. Masing-masing bentuk tersebut memiliki cara penggunaan dan efek samping yang mungkin berbeda satu sama lain. Jadi, perhatikan anjuran dokter sebelum menggunakan obat ini secara rutin.  

Baca Juga: Corona Belum Reda, Begini Cara Siapkan Dana Kebutuhan Keluarga

Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Mengonsumsi Dexamethasone

Sebelum mengonsumsi dexamethasone, pasien sangat disarankan untuk melakukan diskusi kesehatan dan pemakaian terlebih dahulu dengan dokter. Ujarkan seluruh masalah kesehatan yang diderita, alergi makanan, obat, ataupun bahan kimia yang mungkin terkandung dalam obat tersebut. 

Penderita atau pasien yang memiliki jejak medis penyakit TBC, diabetes, herpes, infeksi jamur, penyakit jantung dan hipertensi, serta penyakit organ dalam lainnya harap berhati-hati sebelum mengonsumsi dexamethasone. Konsultasikan pula pada dokter sebelum mengonsumsi obat ini saat Anda akan melakukan vaksinasi karena kondisi tersebut bisa memicu munculnya komplikasi. 

Efek samping dari dexamethasone juga lebih rentan terjadi pada lansia, terlebih yang menderita osteoporosis. Hindari mengonsumsi alkohol atau obat anti nyeri lain tanpa anjuran dokter yang jelas. Pasalnya, interaksi dexamethasone dengan keduanya dapat menimbulkan pendarahan pada lambung. 

Orang tua yang telah lama mengonsumsi obat ini dan mempunyai keturunan harap memeriksakan anak pada dokter secara berkala. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui apakah pemakaian obat tersebut memengaruhi tumbuh kembang anak. 

Terakhir, dexamethasone bisa menyebabkan sakit kepala dan pusing. Jadi, setelah mengonsumsi obat ini, jangan lakukan aktivitas atau kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti berkendara ataupun mengoperasikan alat berat. 

Dosis Serta Aturan Pakai Dexamethasone

Dosis pemakaian dan aturan pakai dexamethasone seharusnya dirundingkan dulu dengan dokter. Pasalnya, dosis pemakaian obat tersebut tergantung dari kondisi kesehatan yang dimiliki oleh pasien. Pada umumnya, dosis pemakaian dexamethasone terbagi berdasarkan bentuk obat yang dikonsumsi.

  • Tablet

    Untuk bentuk tablet, dosis pemakaian untuk orang dewasa penderita peradangan dan autoimun adalah 0.5 sampai 9 mg setiap hari. Sedangkan untuk anak, dosis pertama pemberian hanyalah 0.02 sampai 0.3 mg per berat badan yang dimiliki. Pemberian obat pada anak juga terbagi dalam 3 sampai 4 kali konsumsi. 

    Dexamethasone dalam bentuk tablet juga dapat berkhasiat mengatasi multiple sclerosis. Namun, untuk dosis pemakaiannya adalah 30 mg setiap hari pada minggu pertama pemakaian. Selanjutnya dilanjutkan dengan dosis 4 sampai 12 mg setiap hari hingga 1 bulan pasca pemakaian pertama. 

  • Tetes Mata

    Selanjutnya untuk bentuk tetes mata, dosis pemakaiannya adalah 1 tetes saja. Dosis tersebut dapat dilakukan 4 sampai 6 kali dalam sehari. Biasanya, dexamethasone bentuk tetes mata ini berguna untuk mengatasi peradangan yang terjadi pada mata. 

  • Injeksi

    Terakhir, untuk jenis injeksi, dexamethasone hanya boleh diberikan oleh dokter sesuai dosis yang telah ditentukan. Proses penyuntikan yang dilakukan langsung ke pembuluh darah, otot, atau sendi akan sangat berbahaya jika dilakukan sendiri oleh pasien. Jadi, agar tidak terjadi hal yang berbahaya, dexamethasone bentuk injeksi hanya boleh dilakukan oleh dokter. 

Cara Mengonsumsi Dexamethasone

Untuk bentuk tablet dan sirup, dexamethasone harus dikonsumsi setelah makan agar mencegah munculnya sakit maag. Usahakan untuk mengonsumsi obat tersebut di jadwal yang sama dan sesuai dosis serta takaran yang dianjurkan oleh dokter. Dengan begitu, risiko overdosis atau sebaliknya tidak terjadi. 

Saat mengaplikasikan dexamethasone bentuk tetes mata, hindari langsung berkedip saat cairan memasuki mata agar obat bereaksi terlebih dahulu. Beri jarak antara mata dengan ujung botol agar tidak terjadi luka pada mata. Jika mata baru saja mendapatkan obat tetes lainnya, maka beri jeda pemakaian kurang lebih 10 menit sebelum mengaplikasikan dexamethasone. 

Pengguna lensa kontak, hendaknya melepasnya terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan dexamethasone bentuk tetes mata ini. Setelah selesai mengaplikasikan, harap tunggu selama 15 menit sebelum kembali mengaplikasikan lensa kontak agar reaksi obat tersebut tidak terganggu. 

Baca Juga: Fakta Penting Virus Corona, Gejala dan Tindakan Pencegahannya

Obat Lain yang Bisa Menimbulkan Interaksi dengan Dexamethasone

Dexamethasone merupakan obat yang dapat menimbulkan interaksi atau reaksi saat kandungannya tercampur dengan kandungan yang dimiliki oleh obat lain. Hal tersebut dapat memicu terjadinya efek samping atau masalah kesehatan yang jauh lebih buruk dari yang seharusnya terjadi. 

Sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu jenis obat yang tengah rutin dikonsumsi sebelum mulai menggunakan dexamethasone. Dengan begitu, dokter dapat menentukan apakah obat tersebut aman untuk dikonsumsi oleh pasien. 

Secara umum, beberapa jenis obat yang dapat menurunkan efektivitas dari dexamethasone adalah:

  1. Rifampicin.
  2. Phenytoin.
  3. Barbiturate.
  4. Ephedrine.
  5. Carbamazepine. 

Sedangkan yang dapat menimbulkan efek samping lain adalah:

  1. Ketoconazole.
  2. Erythromycin.
  3. Ritonavir. 

Interaksi dexamethasone dengan obat diuretik juga dapat menimbulkan hypokalemia. Ada pula perdarahan saat dexamethasone berinteraksi dengan warfarin. Jadi, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter apakah ada kandungan dari obat yang tengah dikonsumsi yang mungkin berinteraksi dengan obat ini.

Efek Samping Dexamethasone

Efek samping yang dapat muncul pasca mengonsumsi dexamethasone terbagi menjadi 2, yakni efek samping biasa dan efek samping serius yang memerlukan penanganan segera dari dokter. Untuk efek samping biasa yang ditimbulkan oleh pemakaian dexamethasone adalah:

  1. Nafsu makan bertambah.
  2. Berat badan naik.
  3. Siklus menstruasi berubah.
  4. Gangguan tidur.
  5. Pusing.
  6. Sakit perut.
  7. Sakit kepala. 

Saat efek samping yang muncul dari mengonsumsi dexamethasone hanya meliputi gejala tersebut, maka tidak perlu mendapatkan penanganan medis yang mendesak.

Namun, saat efek samping yang ditimbulkan adalah demam, emosi tidak stabil, tubuh gampang lelah, nyeri yang terasa di tulang, sendi, ataupun otot, dan terjadi pembengkakan di bagian tungkai, maka pasien harus segera ditangani oleh dokter. 

Beberapa efek samping serius lain yang memerlukan penanganan medis pasca mengonsumsi dexamethasone adalah gangguan penglihatan, BAB berwarna hitam, jantung berdetak kencang, dan juga kejang. Jadi, segera bawa pasien ke rumah sakit saat menemui gejala tersebut. 

Hanya Konsumsi Dexamethasone dengan Pengawasan dan Dosis yang Diberikan Dokter

Penggunaan obat dexamethasone, baik untuk menyembuhkan penyakit peradangan biasa atau penyakit lain yang lebih serius, harus diketahui oleh dokter. Pasalnya, dokter dapat menentukan dosis dan reaksi kesehatan yang dirasakan pasien saat mengonsumsi obat kortikosteroid tersebut. 

Dengan begitu, saat ditemukan reaksi medis yang tidak biasa, dokter dapat langsung melakukan penanganan yang diperlukan agar nyawa pasien tidak dibahayakan. 

Baca Juga: Rapid Test dan Swab Test untuk Diagnosa Virus Corona, Apa Sih Perbedaannya?