Kenali Lebih Jauh Tentang Apa Itu PCOS, Polycystic Ovarian Syndrome

Bagi wanita, mengalami menstruasi adalah kodrat yang harus dijalani. Siklus ini merupakan rangkaian proses organ reproduksi wanita dalam mempersiapkan kehamilan. Saat menstruasi terjadi, endometrium mengalami peluruhan dan keluar bersama darah melalui organ reproduksi wanita.

Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap satu bulan sekali dengan periode 3-8 hari. Namun, jika periode datangnya tak teratur, artinya Anda harus waspada.

Dalam dunia medis, kondisi ketidaknormalan siklus menstruasi menandakan adanya masalah dalam tubuh, khususnya pada organ reproduksi. Banyak penyakit yang berhubungan dengan hal tersebut yang jika tidak ditangani secara serius, bisa menimbulkan bahaya bagi penderitanya. Salah satu penyakit tersebut adalah PCOS. 

Baca Juga: Siklus Menstruasi? Beginilah Runtutan Fase-Fasenya

Apa Itu PCOS?

loader

Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Polycystic Ovarian Syndrome atau PCOS adalah kelainan hormon yang dialami wanita di usia subur. Pada penderita, kadar hormon androgen (maskulin) berada di level berlebih. Akibatnya, ovarium memproduksi banyak kantong berisi cairan yang menyebabkan sel telur tidak berkembang dengan sempurna.

Jika hal ini dibiarkan, kondisi kesehatan penderita bisa menurun serta timbul komplikasi lain seperti mandul atau terserang diabetes maupun hipertensi. 

Gejala PCOS

Sindrom PCOS ini umumnya tidak ditandai dengan gejala yang signifikan. Ada yang mendapatkan gejalanya sejak usia remaja, ada pula yang baru mendapatkannya ketika sudah dewasa. Berikut beberapa gejala PCOS yang patut diwaspadai:

  • Gangguan Siklus Menstruasi

    Gejala paling umum adalah terganggunya siklus menstruasi. Biasanya, penderita hanya mengalami menstruasi delapan sampai sembilan kali dalam setahun, bisa juga kurang. Selain itu, jarak antar periode kurang dari 21 hari dan/atau lebih dari 35 hari dengan darah menstruasi yang keluar dalam jumlah banyak. 

  • Hormon Androgen Meningkat

    Ketika jumlah hormon androgen pada wanita meningkat, hal tersebut akan menimbulkan gejala fisik mirip seorang pria. Misalnya tumbuh rambut lebat di tubuh serta timbulnya jerawat yang cukup parah.

  • Banyaknya Jumlah Kista Ovarium

    Menurut tim medis, ketika seseorang mengidap PCOS, maka di sekitar sel telurnya akan ditemukan banyak kantong kista. Hal inilah yang menjadi penyebab pelepasan sel telur menjadi terhambat, sehingga mengganggu siklus menstruasi.

  • Warna Bagian Tubuh menjadi Gelap

    Pada kasus ini, mereka yang menderita PCOS bagian tubuhnya cenderung berwarna gelap di beberapa bagian seperti lipatan di leher, daerah kewanitaan, atau di bawah payudara. 

    Nah, jika Anda memiliki satu atau beberapa di antara empat gejala di atas, segera memeriksakan diri adalah pilihan yang paling tepat. Jika tidak, sindrom ini bisa menyebabkan penderitanya menjadi tidak subur akibat tidak adanya ovulasi.

    Bagi penderita yang sedang hamil, pemeriksaan tetap harus dilakukan karena risiko mengalami keguguran, kelahiran prematur, atau mengalami diabetes gestasional juga dapat mengintai Anda. Untuk itu, kontrol secara rutin agar kondisi Anda dan calon bayi bisa dipantau secara maksimal oleh tim dokter.

Penyebab PCOS

Belum ada penelitian yang menemukan apa penyebab PCOS. Meskipun begitu, beberapa hal bisa membuat seseorang menderita PCOS, yaitu:

Tingginya Hormon Insulin

Di dalam tubuh setiap orang, terdapat hormon insulin yang membantu mengontrol kadar gula dalam darah. Namun, ketika jumlah hormon ini melebihi batas, bisa menyebabkan hormon androgen meningkat yang berakibat pada terganggunya proses ovulasi.

Tak hanya itu, kelebihan hormon insulin juga bisa mengurangi kepekaan tubuh terhadap insulin. Akibatnya, insulin tidak bisa diserap dan bekerja secara maksimal dalam tubuh.

Faktor Genetik

Faktor kedua yang dijadikan acuan adalah faktor genetik. Artinya, biasanya para penderita PCOS memiliki garis keturunan yang juga menderita sindrom ini. Faktor ini tak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir komplikasi penyertanya.

Diagnosis PCOS

Untuk mendiagnosis sindrom ini, dokter akan bertanya terlebih dahulu mengenai gejala PCOS yang dialami penderita. Tidak hanya itu, biasanya pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk meyakinkan diagnosis. Biasanya, pemeriksaan fisik yang dilakukan berupa memeriksa pertumbuhan rambut, timbulnya jerawat, atau bisa juga pemeriksaan organ reproduksi wanita.

Pemeriksaan lain yang biasanya dilakukan di antaranya:

  • Pemeriksaan lab darah, tujuannya untuk memeriksa jumlah hormon androgen, gula darah, serta kadar kolesterol dalam tubuh.
  • USG panggul, tujuannya untuk memeriksa tingkat ketebalan rahim penderita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan gelombang suara. 

Ketika penderita sudah terdiagnosis, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya komplikasi atau risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat dari PCOS ini.

Cara Pengobatan PCOS

Pada tahap ini, tim medis akan memberikan terapi pengobatan yang berbeda-beda, bergantung pada seberapa parah gejala yang dialami penderita. Namun, sebagian besar kasus PCOS dapat diatasi dengan cara-cara berikut:

  1. Mengubah Lifestyle

    Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah lifestyle atau gaya hidup. Biasanya, dokter akan menyarankan penderita untuk menurunkan berat badan. Hal tersebut perlu dilakukan karena gejala PCOS ini dapat mereda seiring dengan berat badan yang menurun. 

    Selain diet, penderita juga akan diminta untuk berolahraga demi meningkatkan efektivitas pengobatan serta membantu meningkatkan kesuburan.

  2. Obat-obatan

    Selain diet, obat-obatan juga bisa diberikan pada penderita PCOS. Biasanya, penderita akan diberikan pil KB yang dikombinasikan dengan obat lain. Di mana kombinasi tersebut berfungsi untuk mengontrol siklus menstruasi. Dipilih pil KB karena di dalamnya mengandung hormon progesteron dan estrogen yang dapat menekan produksi hormon androgen.

    Selain itu, ada obat-obatan yang biasa diresepkan yaitu clomifene, letrozole, dan metmorfin.

    Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan electrolysis, yaitu sebuah terapi yang berfungsi untuk mengurangi jumlah rambut di tubuh. Metode ini bekerja dengan mengalirkan listrik aliran rendah ke dalam tubuh penderita.

  3. Bedah Ovarium

    Pada tahap ini, pembedahan ovarium (ovarium drilling) akan dilakukan dengan tujuan agar ovarium dapat berfungsi lebih baik. Dokter akan membuat luka kecil di perut menggunakan laparoskopi dengan jarum untuk menusuk ovarium dan menghancurkan sebagian kecil jaringannya. 

    Prosedur ini dilakukan untuk mengubah kadar hormon dalam tubuh terutama hormon androgen sehingga membuat penderitanya mudah berovulasi.

Baca Juga: 12 Indikator Keluarga Sehat Menurut Kementrian Kesehatan RI!

Komplikasi PCOS

Kondisi kesehatan penderita yang tidak ditangani dengan baik bisa membuatnya berisiko mengalami beberapa komplikasi, di antaranya:

  1. Gangguan makan.
  2. Gangguan tidur.
  3. Gangguan kecemasan.
  4. Kemandulan.
  5. Keguguran.
  6. Kelahiran prematur.
  7. Hipertensi.
  8. Diabetes saat hamil.
  9. Kanker endometrium.
  10. Hepatitis.

Pencegahan PCOS

Sampai saat ini, belum ada penelitian yang menjelaskan tentang bagaimana cara seseorang bisa terhindar dari sindrom ini, apalagi jika berbicara mengenai faktor genetik. Namun, dengan menjaga berat badan ideal, kemungkinan terjadinya komplikasi pun dapat dikurangi. 

Lalu, bagaimana cara menjaga berat badan agar tetap ideal? Pertama, kurangi konsumsi makanan manis

Mengonsumsi makanan manis memang dibutuhkan tubuh. Tapi, tak bisa dipungkiri bahwa makanan manis juga mengandung banyak kalori. Jika dikonsumsi secara berlebih, jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh pun juga meningkat dan berakibat pada peningkatan berat badan. 

Selanjutnya, perbanyak konsumsi serat. Tubuh membutuhkan serat sebagai bahan utama dalam mencerna nutrisi yang masuk dalam tubuh. 

Jika serat dalam tubuh mencukupi, penyerapan pun akan berjalan dengan maksimal. Sebaliknya, jika tubuh kekurangan serat, dapat menimbulkan hal buruk lain yang bisa merugikan.

Terakhir adalah olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur bisa membantu menurunkan berat badan. Mengapa? Karena saat berolahraga kalori dalam tubuh akan terbakar. Tak hanya itu, olahraga juga bisa memaksimalkan fungsi otot dalam tubuh. Dengan berolahraga, kesehatan dan berat badan bisa lebih terjaga. 

Jalani Pola Hidup Sehat adalah Kunci dari Segalanya

Nah, itulah uraian singkat mengenai sindrom PCOS yang belum banyak orang ketahui. Tak ada salahnya untuk mencari tahu dan mawas diri agar terhindar dari penyakit ini pun penyertanya. Jangan takut untuk memeriksakan diri bila ada gejala yang dirasakan, ya.

Selalu terapkan pola hidup sehat dengan banyak makan makanan sehat dan bernutrisi, berolahraga secara teratur, serta menjaga kesehatan mental dengan menerapkan pola pikir positif.

Baca Juga: 4 Vitamin Terbaik untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Selama Pandemi