Mau Investasi Saham? Pertimbangkan Hal-hal Berikut Dulu

Kondisi bursa efek mengalami pasang surut setiap waktu yang otomatis mempengaruhi pergerakan harga saham. Dalam beberapa bulan lalu, misalnya, harga saham benar-benar anjlok karena pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat para investor mengalami panic selling demi meminimalisir kerugian.

Namun, saat ini bursa efek perlahan-lahan telah mengalami recovery yang dibuktikan dengan harga saham yang perlahan-lahan kembali seperti di awal. Lantas, apakah sekarang adalah saat yang tepat untuk terjun ke dunia investasi? 

Sebelum memutuskannya, berikut beberapa hal yang mesti dipertimbangkan sebelum investasi saham. Yuk, disimak satu per satu saja.

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

1. Perhatikan perkembangan harga saham di IHSG

loader

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu bergerak, terkadang mengalami kenaikan dan terkadang penurunan. Beberapa hari lalu buktinya, IHSG menurun sebesar 3% yang membuat harga saham ikut menurun. Itu sebabnya kenapa kamu wajib memperhatikan perkembangan IHSG setiap harinya.

Tidak perlu setiap menit, yang pasti kamu menyisihkan waktu untuk membaca berita. Sebab, berita atau informasi yang tersebar di media cukup berpengaruh terhadap harga saham. Terlebih lagi kalau informasinya seputar politik dan kebijakan terbaru.

Dengan mengetahui perkembangan harganya, kamu bisa memutuskan apakah tetap hold atau sell saham milikmu.

2. Kurun waktu penggunaan dana

Jika dalam waktu dekat ini kamu harus membayar biaya kontrak rumah, misalnya, lebih baik jangan investasi saham karena terlalu berisiko. Kalau harganya turun, kamu harus menunda membayar kontrakan. Miris, kan?

Lumayan kalau masih punya tabungan untuk mengcover kerugian saham, kalau tidak? Lebih baik investasikan ke instrumen yang risikonya lebih rendah, seperti deposito atau P2P Lending yang tenor penyimpanannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Jika pemakaian dananya 3,5 bulan lagi, setidaknya kamu masih bisa didepositokan selama 3 bulan. Lumayan, kamu bisa dapat untung.

Baca Juga: Grafik Saham: Jenis, Cara Membaca, dan Contohnya

3. Status pekerjaan masih kontrak

loader

Status kepegawaian juga penting diperhatikan. Sebab, terlalu berisiko kalau kamu mau berinvestasi saham saat status masih karyawan kontrak. Bukannya mengharapkan yang tidak baik, tapi perusahaan bisa memecat mu sewaktu-waktu saat kondisi perekonomian memburuk.

Boleh investasi saham, tapi jangan investasikan semuanya. Seandainya dipecat, kamu masih punya simpanan untuk membiayai hidup sebelum mendapatkan pekerjaan baru.

Di sisi lain, pilihlah saham yang likuiditasnya tinggi, saham-saham terbaik seperti LQ45. Harganya jauh lebih mahal dibandingkan “saham gorengan”, tapi lebih terjamin dan bisa bikin hati tenang.

4. Jumlah penghasilan pas-pasan

Berapapun penghasilanmu, mau itu sebatas UMR atau lebih tinggi sedikit, sebenarnya tetap bisa investasi. Hanya saja, banyak yang harus kamu korbankan agar alokasi dana untuk investasi terpenuhi setiap bulan. Kamu harus cut uang makan, transportasi, listrik, dan lainnya demi investasi.

Memang harus ada yang dikorbankan, tapi apakah kamu sanggup? Jika kamu sudah berusaha hidup hemat, tapi sisa gaji tidak memungkinkan untuk investasi, sebaiknya tunda dulu investasi saham. Alihkan ke investasi lain yang kira-kira sesuai dengan kondisi keuanganmu, seperti obligasi atau reksa dana.

Baik obligasi maupun reksa dana, modal awalnya cukup terjangkau, yaitu Rp 500.000. Tingkat risikonya juga lebih rendah daripada saham, jadi akan lebih menguntungkan untukmu.

Baca Juga: Saham YG Entertainment: Cara Mudah Investasi dan Beli Saham Korea

5. Produk investasi terlalu berisiko untukmu

loader

Jika kamu tipikal investor konservatif, yang belum siap rugi, sebaiknya jangan investasi saham. Saham terlalu berisiko, harganya juga fluktuatif, bisa dipastikan kamu tidak akan siap menerima segala kemungkinan yang terjadi pada produk investasi yang satu ini. 

Awalnya, kamu mungkin fine-fine saja merugi, tapi 6 bulan berikutnya pasti jadi jera dan ingin menjual semua saham yang sempat dibeli. Sikap seperti ini tentunya menambah jumlah kerugian yang dialami, terutama kalau harga saham belum sempat mengalami kenaikan.

Memang, pasar saham akan mengalami bounce back dalam beberapa waktu ke depan. Tapi, waktunya tidak bisa dipastikan. Apakah kamu sabar menunggu sampai waktu ini datang? 

6. Waktu yang terbatas

Jika kamu adalah salah satu orang sibuk, maka investasi saham bukan produk yang cocok untukmu. Harga saham berubah setiap waktu. Ketika kamu tidak ada waktu untuk mengamati perubahan ini, pengelolaan portofolio investasi sudah pasti tidak maksimal yang mengakibatkan perolehan return menjadi kurang maksimal pula.

Saat harga saham naik, kamu malah tidak menjualnya. Sedangkan saat harga turun, kamu malah menggebu-gebu menjual saham karena takut harganya semakin turun tanpa terlebih dahulu memperhatikan analisis fundamentalnya.

Sebagai gantinya, investasikan uangmu ke deposito, reksa dana, obligasi, emas, maupun P2P Lending. Kamu tidak perlu mengamati fluktuasi harganya setiap hari karena uangmu dikelola oleh perusahaan atau manajer investasi.

Meminimalisir Kerugian dengan Lebih Berhati-hati Investasi Saham

Saham termasuk produk investasi yang bisa membuat investor kaya dan miskin dalam sekejap. Maka dari itu, berhati-hatilah membeli saham suatu perusahaan. Perhatikan laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu guna menghindari kerugian di masa yang akan datang. 

Baca Juga: Saham SM Entertainment: Ketahui Harga dan Cara Belinya