Negara-Negara ini Keluarkan Travel Warning ke Iran dan Irak. Perang Dunia III?

loader
Ilustrasi 'travel warning' ke negara konflik

Cermati.com, Jakarta – Pasang surut hubungan Amerika Serikat (AS) dan Irak terus berlangsung, hingga tak terhindarkan lagi konflik di antara keduanya pun makin memanas pasca terbunuhnya Jenderal top Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan udara AS atas arahan Donald Trump.

Atas insiden itu pun, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, seperti diberitakan banyak media massa luar negeri, mengaku akan melakukan serangan balasan. Kondisi itu pun membuat kedutaan besar AS di Baghdad mendesak semua warganya untuk meninggalkan Irak secepatnya.

Kronologi Pemicu Pecahnya ‘Perang’ AS-Iran

Sekelumit kematian Jenderal Pasukan Quds, Qasem Soleimani, yang memicu pecahnya konflik AS-Iran. Seperti yang banyak diberitakan media massa, pada 3 Januari 2020 militer AS melancarkan serangan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) berjenis MQ-9 Reaper ke rombongan Jenderal Pasukan Quds tersebut yang bertolak ke Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Drone tersebut menembakkan 2 rudal Helfire pada kendaraan Qasem Soleimani dan rombongan, yang menewaskan Jenderal Iran serta rombongan tersebut. Serangan yang dilancarkan militer AS itu atas tuduhan kematian pasukan dan militer AS di Irak. Pihak Iran pun mengaku tak terima dan bakal melakukan balasan.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!  

Konflik AS-Iran Picu Perang Dunia III?

loader
Ilustrasi konflik AS dan Iran

Seperti diketahui, perang dunia I (world war I) meletus pada 28 Juli 1914-11 November 1918. Perang dunia pertama ini terjadi karena konflik dan permusuhan dari empat dekade menjelang perang yang dimulai di Eropa Tengah. Militerisme, aliansi, imperialisme, dan nasionalisme menjadi peran utama dalam konflik ini.

Berikutnya perang dunia II (world war II) terjadi pada 1 September 1939. Penyebab perang dunia kedua adalah tumbuhnya fasisme di Italia pada 1920-an, militerisme Jepang, serangan terhadap Tiongkok pada 1937, perebutan kekuasan politik di Jerman pada 1933 oleh Adolf Hitler, NSDAP, serta kebijakan politik luar negeri yang agresif di sejumlah negera.

Kini, hubungan antara AS-Iran makin memanas, akankah ini memicu terjadinya perang dunia III (world war III)?

Kekhawatiran itu pun diakui banyak pihak di seluruh penjuru dunia. Sehingga tak sedikit negara-negara yang telah mengeluarkan peringatan atau imbauan perjalanan yang melintasi Iran.

Pesawat Komersial Boeng 737 Ukraina Jatuh di Iran

Pesawat komersial jenis Boeing 7373-800 Ukrainan Airlines jatuh setelah 5 menit lepas landar dari Bandara Teheran Imam Khomeini, Iran, pada Rabu 8 Januari 2020.

Dalam pernyataan resminya Iran menyatakan peristiwa itu terjadi akibat kesalahan manusia (human error) dan tidak ada unsur kesengajaan. Penembakan itu secara tidak sengaja karena pesawat komersial yang mengangkut 176 penumpang dan awak maskapai Ukraina Airlines melintasi kawasan sensitif di sekitar markas Garda Revolusi Iran.

Ketegangan dengan Amerika Serikat telah membuat Iran dalam kesiapsiagaan yang tinggi. “Dalam kondisi seperti itu, akibat faktor kesalahan manusia dan dalam ketidaksengajaan, pesawat tersebut tertembak,” kata otoritas militer Iran seperti dikutip dari BBC.

Baca Juga: Mengingatkan: Sudahkah Anda Terlindungi Asuransi Perjalanan?

'Travel Warning' Dikeluarkan Sejumlah Negara

loader
Ilustrasi 'travel warning'

Dengan situasi seperti sekarang ini, tensi kedua belah pihak seolah terus meningkat. Tak heran bila sejumlah negara mengeluarkan peringatan perjalanan ke wilayah terkait konflik dan meminta warganya yang berada di negara konflik terus waspada.

Lalu, negara-negara mana sajakah yang sudah melakukan travel warning ke Iran, Irak dan beberapa wilayah Timur Tengah lainnya? Berikut Cermati.com himpun dari berbagai sumber.

1. Amerika Serikat

Sebagai pihak yang berkaitan langsung dalam konflik, Amerika Serikat sudah lebih dahulu mendesak warganya segera meninggalkan Irak. Tentu saja hal ini juga berlaku bagi perjalanan kenuju kawasan tersebut.

“Karena meningkatnya ketegangan di Irak dan kawasan itu, Kedutaan Besar AS mendesak warga Amerika untuk menghindari travel advisory pada Januari 2020 dan segera meninggalkan Irak,” kata Kedutaan Besar AS di Baghdad dalam sebuah pernyataannya seperti dikutip dari Reuters.

2. Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris Raya dalam pernyataan resminya telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Iran dan Irak sesaat setelah terjadinya konflik yang memanan di antara Iran dan AS awal tahun ini.

Sebagaimana dikutip dari laman resmi pemerintahan kerajaan Inggris Raya dalam gov.uk, disebutkan pihaknya memutuskan untuk memperbarui saran perjalanan untuk Iran dan Iran. “Kami menyarankan warga negara Inggris agar tidak melakukan semua perjalanan ke Irak, di luar wilayah Kurdistan, dan Iran”.

3. Kanada

Pemerintah Kanda juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Iran bagi seluruh warganya. Sebagaimana dikutip dari laman resmi travel.gc.ca, disebutkan pemerintah Kanada meminta warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Iran, provinsi Sistan-Baluchistan atau perbatasan Pakistan, dan 20 km dari perbatasan Afganistan, serta Irak dan perbatasan dengan negara-negara lain.

4. Hong Kong

Seperti dikutip dari Reuters, Biro Keamanan Hong Kong, telah mengeluarkan travel warning ke Iran. Warganya diminta menghindari perjalanan yang “tidak penting”, termasuk perjalanan waktu luang (leisure travel) ke Iran seiring ancaman yang cukup siginifikan ke wilayah tersebut.

Biro Keamanan Hong Kong juga meminta warganya yang sudah berada di sana untuk terus berhati-hati dan memantau situasi yang ada. Setidaknya, pemerintah Hong Kong meminta warganya menghindari semua perjalanan ke perbatasan Iran dengan Afganistan, Irak dan Pakistan, dengan alasan kondisi dan situasi keamanan yang tidak menentu.

5. India

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India dalam cuitan di Twitter, telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Irak, mengingat situasi terkini di wilayah tersebut dan sekitarnya.

“Warga India disarankan untuk menghindari semua travel yang tidak esensial ke Irak hingga pemberitahuan lebih lanjut. Warga India yang tinggal di Irak disarankan untuk waspada dan hindari bepergian di dalam Irak,” tulis Kemenlu India sebagaimana dikutip dari Liputan6 yang melansir Khaleej Times.

6. Pakistan

Begitu juga dengan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan yang meminta warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Irak seiring dengan situasi yang terjadi saat ini. Kemenlu Pakistan juga meminta warganya yang sudah berada di Irak untuk terus berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Baghdad.

7. Indonesia

Tak ketinggalan Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Baghdad, yang juga memberikan imbauan para WNI yang berada di Irak maupun yang berencana melakukan perjalanan ke negara tersebut. KBRI di Baghdad melalui akun resmi media sosial Twitter @KBRIBaghdad mengimbau warga Indonesia untuk mewaspadai situasi saat ini.

Baca Juga: Wujudkan Mimpi Keliling Dunia, Ini Tips bisa ‘Travelling’ Tiap Tahun

'Travel Warning' ke Negara Konflik Menggaung dari Penjuru Dunia

Imbauan untuk sebaiknya berhati-hati dan tidak melakukan perjalanan sementara waktu ke Irak atau beberapa negara lainnya di Timur Tengah terus bergulir dari berbagai pihak. Bahkan Global Rescue, yang merupakan perusahaan risiko perjalanan, manajemen krisis, dan evakuai, sebagaimana dilansir dari CNN, mengakui ada tingkat ketidakpastian yang tinggi untuk saat ini.

Menurutnya, kapan saja negara-negara seperti Iran dan AS berdiri berhadapan dan meluncurkan serangan satu sama lain. Sehingga dalam kondisi itu adalah bukan waktu yang tepat untuk berada di wilayah udara area tersebut, dalam hal ini Iran dan beberapa negara perbatasan lainnya.

Baca Juga: WNI Makin Aman ke Luar Negeri dengan Aplikasi Safe Travel dari Kemenlu