Ngebet Punya Mobil Listrik? Perhatikan Dulu Kekurangannya agar Tak Menyesal
Semakin banyak kendaraan listrik mengaspal di jalan. Tentu saja kendaraan ini digadang-gadang menjadi kendaraan masa depan karena dinilai dapat mengurangi polusi udara.
Selain itu, mobil bertenaga listrik memiliki beberapa kelebihan dibanding kendaraan konvensional. Di antaranya, perawatan atau pemeliharaan yang mudah, menghasilkan suara yang halus alias tidak bising, serta lebih nyaman dikendarai.
Namun di balik keuntungannya, memiliki tunggangan mobil listrik ternyata juga punya kekurangan. Apa saja itu?
Baca Juga: Punya Mobil Listrik, Wajib Punya STNK Khusus KBL. Ini Syarat dan Cara Gantinya
1. Stasiun Pengisian Listrik (SPLU) masih terbatas
SPKLU PLN via website PLN
Buat yang punya mobil atau motor listrik, tentu saja membutuhkan bahan bakar listrik. Jika SPBU sudah menyebar di seluruh wilayah Indonesia, beda dengan SPLU.
Fasilitas pengisian bahan bakar listrik ini tercatat sudah lebih dari 7.000 SPLU yang dibangun PLN di seantero wilayah Tanah Air. Di Jakarta khususnya, ada sekitar 1.922 SPLU. Jika ingin mencari SPLU, tinggal cari saja di kolom search Google Maps.
Jika diperhatikan jumlah tersebut lebih sedikit dibanding jumlah SPBU yang sudah mencapai 7.455 unit pada posisi tahun 2018. Separuh lebih berada di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan sisanya di luar Jamali.
Maka dari itu, pengguna kendaraan listrik, seperti mobil, motor, atau sepeda listrik masih mengandalkan pengisian daya listrik di rumah masing-masing.
2. Listriknya berbayar
Listriknya berbayar
Tenaga listrik yang diisi sebagai bahan bakar mobil atau motor di SPLU ternyata berbayar. Membeli listrik berdasarkan kWh (Kilo Watt per Hour). Sistem belinya seperti token listrik PLN. Kebutuhan cas baterai listrik berapa, misalnya Rp50 ribu, lalu bisa langsung mengisi listrik.
3. Suara tidak bising, kurang seru?
Suara tidak bising, kurang seru?
Di atas sudah dibahas salah satu kelebihan kendaraan listrik suaranya halus atau tidak bising. Tapi bagi sebagian orang, keunggulan ini justru menjadi kekurangan. Apalagi buat mereka atau mungkin termasuk kamu yang lebih senang berkendara dengan suara mobil atau motor yang nyaring.
Sensasi berkendara jadi makin seru. Beda kalau tidak menghasilkan suara seperti pada kendaraan listrik, rasanya adrenalin kurang terpacu. Bahkan ada yang menganggap kendaraan tanpa suara dapat mengakibatkan kecelakaan di jalan.
4. Kecepatan terbatas
Kecepatan dan jarak terbatas
Namanya juga pakai baterai, mobil listrik hanya sanggup menempuh jarak tempuh 160 km saja. Kecepatannya pun terbatas, sehingga sulit berkendara untuk perjalanan jauh. Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi, banyak perusahaan otomotif mulai berlomba-lomba memproduksi mobil listrik dengan kemampuan mumpuni.
5. Isi ulang listrik butuh waktu lama
Isi ulang baterai mobil listrik membutuhkan waktu lama
Harus bersabar kalau punya mobil listrik, terutama saat mengisi ulang baterai. Butuh waktu sekitar 4-5 jam untuk mengecasnya sampai baterai mobil terisi full. Makanya, PLN menawarkan solusi dengan mendirikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) kilat yang dengan lama waktu pengisian hanya sekitar 20-30 menit saja. Tapi siap-siap harus merogoh kocek lebih mahal berkisar Rp1.400-1.600 per kWh.
Baca Juga: Tak Bebas Menggelinding, Pemerintah Terbitkan Aturan Skuter Listrik
6. Baterai harus sering diganti
Baterai harus sering diganti
Ribetnya punya mobil listrik, baterai harus sering diganti. Kalau tidak performa mobil tidak akan maksimal. Masa penggantian baterai sekitar 3 tahun sampai 10 tahun sekali. Lagi-lagi tergantung jenis baterai yang digunakan.
7. Harga mobil listrik lebih mahal
Harga mobil listrik lebih mahal
Di Indonesia belum banyak orang yang punya mobil listrik. Salah satu alasannya karena harganya lebih mahal. Selain itu, produksi mobil listrik di dalam negeri juga masih sangat sedikit sehingga berpengaruh pada harga jual.
8. Cuma bisa dinikmati di kota-kota besar
Cuma bisa dinikmati di kota-kota besar
Di Jakarta maupun kota besar lainnya masih memungkinkan menunggangi mobil listrik karena aliran listrik memadai. Coba kalau di daerah terpelosok dan terpencil, atau bahkan di desa yang tidak punya sistem kelistrikan andal, maka akan sulit bisa mengendarai mobil listrik.
Apapun Jenis dan Tipe Mobilnya, Tetap Gunakan Asuransi Mobil
Mau beli mobil listrik ataupun konvensional, kembali pada keputusan Anda. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun apapun jenis dan tipe mobil Anda, sebaiknya tetap lindungi kendaraan dengan asuransi mobil.
Asuransi mobil merupakan perlindungan bagi kendaraan yang akan menjamin kerugian apabila terjadi risiko yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan, kebanjiran, kehilangan, kerusakan, dan risiko lainnya. Ajukan asuransi mobil sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial Anda.
Baca Juga: Meteran Listrik Prabayar di Rumah Mati Total? Cari Tahu Penyebabnya di Sini