Pengertian Investasi Non-Permanen, Contoh Hingga Perbedaan yang Permanen

Kian kemari semakin banyak orang yang menyadari betapa pentingnya investasi dalam kehidupan. Tak hanya dari kalangan sukses saja, tapi baik karyawan, pengusaha baru, pria, wanita, hingga yang masih berstatus mahasiswa sekalipun sudah menjadi investor.

Selain bisa menjaga kondisi finansial tetap baik atau stabil di masa depan, tapi sebagian besar dari mereka beranggapan investasi bisa membuat mewujudkan tujuan finansial lebih cepat. Tak sedikit yang sudah membuktikan, investor muda bisa membeli mobil, rumah dan lainnya dari hasil investasi.

Hal tersebut tentu bisa terjadi, jika seorang investor telah memahami dengan baik mengenai berbagai hal terkait investasi. Dengan begitu, investor bisa membuat keputusan dan strategi investasi yang tepat, sehingga investasi bisa berjalan maksimal dan memberikan hasil yang memuaskan.

Jangan dulu menyiapkan modal yang banyak, hal pertama yang perlu kamu pahami adalah istilah-istilah yang sering dipakai dalam berinvestasi. Salah satunya ada investasi non-permanen.

Agar memahami dengan baik, berikut ulasan yang wajib dipahami sebagai investor khususnya pemula mengenai pengertian investasi non-permanen, contoh hingga bedanya dengan permanen yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

Investasi Non-Permanen

loader
Investasi Non-Permanen

Bukan hanya investor pemula saja, pastinya masih ada juga investor yang lebih dulu terjun tapi belum mengetahui apa itu investasi non-permanen. Meski istilah ini masih jarang diperbincangkan, tapi wajib juga diketahui.

Dikutip dari situs Kementerian Keuangan (kemenkeu), investasi non-permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen, dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Investasi non-permanen ini memiliki jangka waktu lebih dari 12 bulan, tapi investor tidak akan memiliki asset investasi tersebut atau dimiliki selamanya. Selain itu, investasi non-permanen tidak untuk diperjualbelikan atau menarik kembali.

Contoh Investasi Non-Permanen

Untuk mempermudah pemahaman investor pemula, berikut ini ada contoh investasi non-permanen yang teruang dalam pasal 5 pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah, antara lain:

  1. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh tempo oleh pemerintah
  2. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga
  3. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat
  4. Investasi non-permanen lainnya yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan pereknomomian

Baca Juga: Proposal Investasi: Pengertian, Manfaat dan Tips Membuat Proposal Investasi yang Tepat

Pengukuran Investasi Non-Permanen

Selain itu, investasi non-permanen juga terdapat pengukuran investasi yang telah tertuang dalam pasal 8, yaitu:

  1. Investasi Non-Permanen dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan Investasi Non-Permanen lainnya yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara berkelanjutan dicatat sebesar biaya perolehannya.
  2. Dalam hal Investasi Non-Permanen, tidak diketahui biaya perolehannya, maka Investasi Non-Permanen tersebut dinilai berdasarkan Nilai Wajar Investasi pada tanggal perolehannya, yaitu sebesar Nilai Pasar.
  3. Investasi Non-Permanen yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
  4. Investasi Non-Permanen dalam bentuk penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan ke pihak ketiga dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai dengan proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

Perbedaan Investasi Non-Permanen dengan Permanen

Jika ada non-permanen, pastinya ada juga yang permanen, sebab kedua ini saling berhubungan meski memiliki perbedaan. Lantas, bagaimana dengan perbedaan investasi non-permanen dengan permanen?

Sama seperti namanya, investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang sifatnya permanen atau dimaksudkan investor berniat untuk memiliki aset investasi secara berkelanjutan dan tidak untuk dijual kembali.

Biasanya, investasi di instrumen yang termasuk permanen, aset tersebut memiliki nilai yang pengaruh besar dalam jangka waktu lama. Meski begitu, aset tersebut tidak dijual.

Contohnya saja, ketika investor membeli aset investasi berupa rumah, tanah atau properti lainnya. Aset tersebut tidak diperjualbelikan, akan tetapi seorang investor bisa menyewakan aset properti yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan lagi.

Berdasarkan kebijakan akuntansi pasal 5, investasi permanen ini berupa:

  1. Penyertaan modal negara pada perusahaan negara/daerah, badan internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara atau
  2. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Baca Juga: Dunia Investasi: Kenali Instrumen, Istilah dan Tips Sukses Investasi

Tips Investasi Biar Hasil Maksimal

loader
Investasi Non-Permanen

Ketika ingin berinvestasi, kamu tak perlu bingung harus memilih antara investasi non-permanen atau yang permanen. Sebab, semua keputusan investasi kembali lagi pada berbagai tips investasi berikut ini agar hasil investasi maksimal, antara lain:

1. Tujuan Investasi

Apapun yang kamu lakukan, pastinya tak lepas dari ingin menggapai tujuan yang telah lama kamu inginkan. Hal ini sama saja ketika kamu ingin melakukan investasi. Meski secara umumnya, investasi guna menyelamatkan finansial, tapi kamu perlu menyusun tujuan investasi secara spesifik.

Secara umum, ada beberapa tujuan investasi, yaitu:

  • Meraup untung semata untuk menambah saldo rekening
  • Sebagai modal tambahan mengembangkan bisnis
  • Melindungi uang yang dimiliki dari inflasi
  • Mempersiapkan dana tertentu untuk kemudian hari, misal membeli kendaraan, rumah, tahan, dana pensiun dan sebagainya.

2. Pahami Setiap Instrumen Investasi

Setelah kamu menentukan apa tujuan yang ingin kamu gapai dari investasi yang akan dilakukan, barulah kamu mempelajari berbagai instrumen investasi. Mulai dari saham, logam mulia, reksadana, obligasi, properti, deposito hingga p2p lending.

Sekarang kamu bisa lebih mudah mempelajari setiap instrumen investasi, sebab sudah banyak media yang memberikan informasi investasi lengkap di internet baik di media online, media sosial, dan youtube.

Nantinya, kamu bisa memilih instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tujuan yang kamu rencanakan. Misalnya saja, kamu ingin memiliki mobil. Kamu bisa memilih investasi saham karena memberikan keuntungan yang besar dan cepat. Tapi perlu diingat, saham juga berisiko tinggi.

3. Mulai Investasi dari Modal Kecil

Namanya juga baru mulai investasi, kamu tak perlu langsung menyetorkan dana yang besar. Untuk mengawali investasi, mulailah dengan modal kecil sesuai kemampuan finansial. Hampir di semua instrument investasi, kini bisa dimulai dengan modal receh, yaitu Rp100 ribu.

Seiring berjalannya waktu, kamu akan sambil belajar investasi sehingga bisa meningkatkan hasil keuntungan investasi dan tentunya penyetoran modal. Sebab, kamu semakin memahami proses investasi yang kamu lakukan.

4. Investasi di Lembaga Berizin

Jangan hanya tergiur dengan penawaran investasi yang menarik seperti memberikan keuntungan yang sangat besar dan cepat cair diluar kebijakan investasi yang berlaku. Hal ini bisa saja, penawaran yang dilakukan investasi bodong guna meraup keuntungan dari korban.

Untuk menghindarinya, kamu hanya perlu memilih lembaga investasi yang sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kamu bisa mengecek legalitas lembaga investasi melalui kontak OJK 157, WA 081 157 157 157, atau email konsumen@ojk.go.id.

5. Cek Performa Investasi Secara Berkala

Jika kamu sudah melakukan transaksi investasi, jangan dibiarkan lama begitu saja karena kamu bisa saja mengalami kerugian. Sebaiknya, lakukan pengecekan atau pantau performa investasi secara berkala. Misal satu hari sekali, seminggu empat kali dan sebagainya, tergantung dari instrumen investasi yang kamu pilih.

Dengan pemantauan investasi, kamu bisa menyusun strategi selanjutnya agar bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Tingkatkan Ilmu Investasi

Kebanyakan orang atau investor muda, akan lebih mudah terlena ketika sudah mendapatkan hasil investasi sehingga enggan untuk belajar lagi. Padahal, dengan terus belajar dan meningkatkan ilmu investasi, akan mendorong kamu menjadi investor yang sukses dan jadi inspirasi bagi investor pemula lainnya.

Baca Juga: Analisis Kelayakan Investasi: Pengertian Hingga Cara Analisa Kelayakan Investasi