Rapid Test: 15 Menit Deteksi Virus Corona? Ketahui 7 Fakta Penting Ini

Cermati.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo menginstruksikan pelaksanaan rapid test virus corona untuk mendeteksi dini atas indikasi awal seseorang menderita Covid-19 secara massal di Indonesia. Kebijakan ini dikeluarkan sebagai salah satu cara pencegahan penyebaran virus corona lebih luas lagi.

Mengingat jumlah pasien yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Per 24 Maret 2020, data dari corona,jakarta.go.id, kasus terkonfirmasi Covid-19 Nasioanal sebanyak 686 kasus.

Dikutip dari detik.com, juru bicara pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan satu juta alat rapid test yang masuknya secara bertahap. Alat tersebut akan didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia untuk kemudian digunakan sebagai pemeriksaan di daerah-daerah yang terindikasi.

Di Jakarta sendiri, pemerintah telah memulai rapid test ini sejak 20 Maret 2020, kemarin, dengan memprioritaskan wilayah yang menurut hasil pemetaan menunjukkan indikasi rawan terinfeksi Covid-19 paling rawan terlebih dahulu.

Lalu bagaimana alur pemeriksaan rapid test dan apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan test ini? Simak ulasannya berikut ini mengenai fakta rapid test yang telah Cermati.com rangkum dari berbagai sumber.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!  

1. Apa Itu Rapid Test?

loader
Alat Rapid Test

Tidak melakukan lockdown seperti yang dilakukan banyak negara yang terinfeksi virus corona, Indonesia justru meniru cara Korea Selatan dalam menekan penyebaran virus corona, yaitu dengan rapid test.

Dilansir dari situs resmi Universitas Oxford yang Cermati.com kutip dari laman Kompas, salah satu pimpinan dari para peneliti di Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Pusat Penelitian Lanjut Oxford (OSCAR), Prof Wei Huang mengungkapkan, rapid test merupakan metode tes baru yang dapat mendeteksi virus secara khusus dan dapat mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 atau Covid-19.

Ada berbagai cara rapid test yang bisa dilakukan, di antaranya:

  1. Kultur yang paling akurat tapi bianya sangat mahal dan memerlukan tenaga terlatih
  2. Molekuler atau sama dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang sekarang ini juga digunakan
  3. Antigen yang reagennya belum ada di Indonesia
  4. Antibodi yang menggunakan sampel darah

2. Pendeteksian Dini Corona dari Antibodi

Indonesia memilih metode pendeteksian virus dengan Antibodi. Hal ini disebabkan, Antibodi mudah didapat, bisa dari sampel darah, darah utuh, bisa serum dan juga plasma.

Penguji rapid test akan mengambil sampel darah dari peserta untuk dilihat antibodinya. Memang virus corona ini tidak hidup dalam darah, akan tetapi seseorang yang sudah terinfeksi corona umumnya akan membentuk antibodi. Disinilah peneliti akan mencari Immunoglobulin G dan Immunoglobulin M.

Adapun cara kerja rapid test, yaitu:

  1. Sampel darah diambil sedikit dari ujung jari
  2. Lalu, sampel tersebut diteteskan ke alat rapid test
  3. Selanjutnya, cairan pelarut sekaligus reagen akan diteteskan di tempat yang sama
  4. Tunggu 10-15 menit
  5. Hasil akan tampak di alat berupa garis

Baca Juga: Panic Buying Akibat Corona, Belanja Sembako di Swalayan Dibatasi. Ini Daftarnya!

3. Hasil Negatif Bukan Berarti Bebas Virus

Metode pendeteksian corona dengan rapid test ini memang terbilang cepat, yaitu hanya membutuhkan waktu 20 menit saja, kemudian hasilnya muncul. Jika satu garis maka negatif, sedangkan dua garis tandanya positif.

Namun, ada kekurangan pada rapid test ini, yaitu tingkat sensitivitas hanya 36% saja. Artinya, rapid test ini bisa memberikan hasil yang negatif, padahal jika dilihat dari gejala pasien menandakan sebenarnya positif Covid-19. Hal ini bisa saja terjadi, karena sistem imun yang membuat Antibodi tersebut akan terbentuk secara optimal dalam waktu dua minggu.

Untuk itu, bagi yang sudah melakukan rapid test tapi dinyatakan negatif, pemerintah menghimbau tetap harus berhati-hati dan lebih baik untuk mengisolasi diri dan liat perkembangan selama dua minggu ke depan.

4. Alur Pemeriksaan Rapid Test

loader
Alur pemeriksaan Rapid Test

Mengutip dari laman CNN Indonesia, Kementerian Kesehatan sudah resmi merilis alur pemeriksaan rapid test infeksi virus Covid-19. Ada dua cara, yaitu di lokasi rumah sakit tertentu dan kunjungan dari rumah ke rumah atau door to door.

Berikut alurnya dari masing-masing cara pemeriksaan rapid test:

  • Lokasi Rumah Sakit Tertentu
  1. Peserta terlebih dahulu mengisi formulir daftar isian
  2. Peserta dengan hasil rapid test positif, maka akan isolasi di rumah selama 14 hari
  3. Peserta yang kontak erat dengan gejala berat seperti demam, batuk, dan sesak nafas, akan dirujuk ke rumah sakit yang menangani pasien Covid-19
  4. Peserta dengan hasil negatif wajib melaksanakan social distancing.
  • Door to door
  1. Peserta mesti mengisi formulir kesediaan teknik pelaksanaan rapid test kunjungan rumah
  2. Penanggung jawab dan pelaksana rapid test adalah Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
  3. Sasaran rapid test kunjungan rumah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat bekerjasama dengan Tim Surveilans dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat
  4. Hasil rapid test dicatat, dan dilaporkan untuk tindak lanjut diagnostik dan terapi
  5. Kementerian Kesehatan menyebut seluruh kegiatan dilakukan dalam situasi pandemi Covid-19.

5. Jakarta Selatan Jadi Sasaran Pertama Rapid Test

Dilihat dari skema peta penyebaran virus Covid-19, Jakarta Selatan menjadi wilayah yang sangat rawan terinfeksi virus corona. Hal ini juga ditunjukkan dengan pasien positif di Jakarta Selatan sangat banyak. Maka, pemerintah memutuskan wilayah ini menjadi sasaran pertama rapid test.

Cara yang dilakukan pemerintah dalam rapid test di Jakarta Selatan, yaitu dengan mendatangkan peserta yang pernah kontak langsung dengan pasien yang telah dinytkan positif corona, yaitu secara langsung ke rumah dan ke tempat kerja.

Ada beberapa titik lokasi di Jakarta Selatan yang menjadi incaran dinas kesehatan setempat, antara lain Kemang, Pancoran, dan lokasi lainnya yang menjadi tempat tinggal 12 pasien corona.

Baca Juga: RS Covid-19 di Pulau Galang, Fakta Rumah Sakit Khusus Corona di Indonesia

6. Rapid Test Berbeda dengan Tes Virus Corona

Jangan samakan rapid test dengan tes virus corona yang selama ini dilakukan oleh pemerintah. Sebab keduanya sangat berbeda. Pemeriksaan virus corona menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-CPR) dengan menggunakan sampel lendir dari saluran pernapasan yang diambil melalui rongga hidung atau mulut. Kemudian, sampel lendiri ini nantinya akan diteliti di laboratorium untuk mengetahui hasilnya.

Pada pengambilan sampel lendir ini, petugas medis haruslah menggunakan alat pelindung diri yang sangat lengkap, mulai dari sarung tangan, masker, pakaian khusus dan pelindung wajah. Hal ini perlu dilakukan mengingat virus corona mudah menular dengan cepat.

7. Rapid Test Gratis, Alat Tidak Dijual Bebas di Online

loader
Ilustrasi tidak diperjualbelikan secara bebas

Jokowi baru saja mengumumkan pelaksanaan rapid test di Indonesia, tapi di situs penjualan online sudah beredar alat pendeteksi virus corona tersebut. Padahal, alat rapid test tersebut belum memiliki izin registrasi edar di Indonesia. Artinya, rapid test yang diperjualbelikan di online adalah barang gelap dan bagi penjual pembeli akan dikenakan sanksi.

Lagipula, rapid test hanya boleh dilakukan oleh dinas kesehatan yang benar-benar mengetahui prosedurnya. Pemerintah mengupayakan agar tidak terjadi jual beli, sehingga rakyat bisa dilayani secara gratis. Jadi, bagi siapapun jangan mudah tergiur untuk membeli alat rapid test tersebut.

Jaga Imun Sebagai Pencegahan Virus Masuk ke Dalam Tubuh

Virus apapun lebih mudah masuk ke dalam tubuh seseorang jika kondisi imun orang tersebut sedang menurun. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka sangat penting menjaga serta meningkatkan imun tubuh. Caranya sangat mudah, yaitu menerapkan pola hidup sehat, mulai dari mengonsumsi makanan yang bergizi, lakukan olahraga, dan istirahat yang cukup.

Selain itu, menjaga imun juga bisa dilakukan dengan cara rajin mencuci tangan serta berjaga jarak dengan orang lain atau social distancing, pakai masker ketika sedang di luar rumah.

Baca Juga: COVID-19 Menyebar Luas, 7 Produk Asuransi Ini Cover Risiko Virus Corona