Ketahui Apa Itu Turun Berok atau Hernia, dan Cara Tepat Menanganinya

Kebanyakan dari kamu mungkin tak asing lagi dengan masalah kesehatan yang dikenal dengan istilah turun berok. Hernia, bahasa medis dari turun berok, tergolong sebagai penyakit yang mampu menimbulkan masalah kesehatan serius jika tidak tertangani dengan tepat. Hanya saja, belum banyak orang yang mengetahui fakta tersebut dan malah menganggap sepele penyakit ini.

Benar saja jika penyakit turun berok umumnya tidak membahayakan hingga mengancam nyawa penderitanya. Meski begitu, kondisi tersebut tidak dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis yang tepat. Bahkan, tak jarang kasus turun berok hanya bisa diatasi melalui prosedur operasi dan wajib dilakukan guna mencegah risiko terjadinya komplikasi berbahaya.

Nah, agar kamu lebih paham tentang penyakit turun berok, jenis, gejala, penyebab, dan cara tepat menanganinya, penjelasan berikut ini layak untuk disimak.

Baca Juga: Awas! Sesak Napas Bisa Jadi Gejala Beragam Penyakit Kronis Berbahaya

Apa Itu Turun Berok?

Turun berok adalah jenis penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali orang dewasa atau bayi sekalipun. Turun berok adalah masalah kesehatan dengan kondisi organ di dalam tubuh menjadi menonjol pada dinding otot maupun jaringan sekitarnya. Bagian dari organ tersebut mencuat melalui jaringan atau area otot yang menjadi lemah sehingga menyebabkan munculnya benjolan atau tonjolan. 

Biasanya, hernia atau turun berok muncul di perut, lebih tepatnya di antara pinggul dan dada. Pada beberapa kasus, benjolan akibat turun berok juga bisa muncul di area paha serta pangkal paha bagian atas. 

Jenis-Jenis Turun Berok

loader

Jenis-Jenis Turun Berok

Jenis penyakit turun berok dibedakan berdasarkan lokasinya. Berikut adalah jenis-jenis dari penyakit turun berok atau hernia.

  1. Hernia Inguinalis

    Ciri utama dari hernia inguinalis adalah munculnya usus pada lubang di sekitar pangkal paha atau bagian bawah perut yang disebut sebagai saluran inguinalis. 

    Hernia jenis ini memiliki sedikit perbedaan pada pria dan wanita. Saluran inguinalis pada pria merupakan jalur masuk dari skrotum dan perut melalui saluran sperma. Di sisi lain, saluran inguinalis pada wanita membentuk jalur ke arah jaringan ikat penopang rahim. Karena itu, area hernia yang dialami oleh wanita cenderung berdekatan dengan bagian tubuh tersebut. Mayoritas masalah hernia inguinalis yang dialami oleh remaja terjadi akibat cacat bawaan pada saluran inguinalis yang tidak menutup rapat, tapi malah menyisakan ruang sehingga bisa disusupi oleh usus.

  2. Hernia Femoralis

    Jenis yang kedua adalah hernia femoralis yang rentan disalahartikan sebagai hernia inguinalis karena sama-sama terjadi pada bagian yang mirip serta disebabkan oleh hal yang nyaris sama. Namun, hernia femoralis ini memunculkan tonjolan di bagian bawah perut, pinggul, paha atas, dan selangkangan. 

  3. Hernia Umbilikalis

    Selanjutnya adalah hernia umbilikalis, yaitu penyakit turun berok yang umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir sampai berusia 6 bulan. Hernia umbilikalis terjadi ketika kondisi pada bagian usus menonjol melalui bagian dinding perut sebelah pusar dan biasa dikenal masyarakat awam sebagai pusar bodong. Tonjolan tersebut lebih jelas terlihat saat bayi sedang menangis, dan bisa sembuh dengan sendirinya ketika bayi berumur 1 tahun atau melalui proses operasi. 

  4. Hernia Epigastrik

    Hernia epigastrik terjadi ketika usus menonjol di bagian otot perut, lebih tepatnya di area antara dada dan pusar. Tonjolan dari hernia jenis ini terlihat di bagian dada dan bisa diobati melalui operasi. 

  5. Hernia Insisional

    Ketika seseorang baru saja menjalani operasi di bagian perutnya, sayatan yang dilakukan ketika pembedahan bisa melemahkan bagian tertentu dari otot perut. Alhasil, usus bisa keluar melalui bekas sayatan tersebut atau melalui jaringan otot sekitarnya. Inilah yang menyebabkan seseorang bisa mengalami hernia insisional. 

  6. Hernia Hiatus atau Hiatal

    Terakhir, hernia hiatus terjadi di bagian bukaan diafragma, lebih tepatnya di pertemuan antara lambung dengan kerongkongan. Ketika otot pada area bukaan diafragma atau sekitarnya melemah, bagian paling atas lambung bisa muncul ke atas dan menyebabkan tekanan pada organ tersebut. 

    Walaupun tak menimbulkan tonjolan, hernia hiatal bisa menyebabkan gangguan pencernaan, nyeri dada, ataupun mulas. Kondisi tersebut bisa ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan maupun mengubah pola makan. Namun, tak jarang pula hernia hiatal hanya bisa disembuhkan melalui pembedahan atau operasi.

Baca Juga: Rekomendasi Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jakarta

Gejala Turun Berok

Gejala yang dirasakan oleh penderita turun berok tergantung dari jenisnya. Berikut adalah penjelasannya.

Jenis Turun Berok

Gejala Turun Berok

Inguinalis 

  • Adanya tonjolan di bagian pangkal paha akibat mengangkat beban berat.
  • Rasa terbakar di area tonjolan.
  • Batuk secara terus-menerus.
  • Bersin terlalu keras.
  • Mengejan ketika buang air.
  • Peningkatan tekanan dalam perut. 
  • Perasaan menyerempet beban di pangkal paha.
  • Tidak nyaman pada bagian testis.
  • Pangkal paha terasa lebih sensitif dan lemah. 

Femoralis

Umumnya menimbulkan benjolan berukuran kecil sampai sedang dan sering kali tak menyebabkan gejala berarti. Meski begitu, jika ukuran benjolan semakin besar, atau muncul pada bagian pinggul atas dan paha, penderitanya biasanya akan merasakan nyeri yang terasa bertambah parah ketika mengangkat benda atau berdiri. 

Umbilikalis

Tonjolan pada bayi yang memiliki pusar bodong akan lebih terlihat ketika batuk atau menangis. Kondisi tersebut umumnya tak menyakitkan pada anak-anak, tapi bisa memberikan rasa yang mengganggu ketika dewasa.

Insisional

Gejala yang muncul tergantung dari ukuran sayatan yang menimbulkannya. Gejala tersebut bisa saja baru dirasakan setelah 3 sampai 6 minggu pasca operasi, tapi tak menutup kemungkinan pula kondisi tersebut bisa muncul kapan saja. Jika sayatan menyebabkan terlalu banyak bagian usus atau jaringan terjebak di titik lemahnya, penderita turun berok insisional bisa mengalami rasa nyeri yang intens.

Hiatus atau Hiatal

Dengan ukuran cenderung kecil, hernia hiatal sering kali tak menimbulkan gejala sama sekali. Namun, tonjolan dengan ukuran relatif besar bisa memicu pembukaan pada diafragma. Hal tersebut bisa memicu gejala mirip masalah pencernaan, misalnya: 

  • Perut terasa diremas atau tertekan.
  • Nyeri dada.
  • Asam lambung naik.
  • Sulit menelan atau bernapas.
  • Rasa mulas.

Penyebab Turun Berok

loader

Penyebab Turun Berok

Penyebab utama dari segala jenis hernia umumnya sama, yaitu jaringan atau dinding otot di dalam tubuh memiliki celah, bagian yang melemah, atau bukaan sehingga organ di sekitarnya mampu menekan ke bagian tersebut. 

Nah, penyebab pelemahan otot tersebut bisa bermacam-macam, seperti:

  1. Masalah bawaan dari lahir.
  2. Faktor usia.
  3. Kerusakan jaringan karena operasi atau cedera.
  4. Batuk kronis.
  5. Olahraga terlalu berat.
  6. Kehamilan.
  7. Sembelit.
  8. Obesitas.
  9. Asites atau tumpukan cairan di perut.

Cara Mengatasi Turun Berok

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menangani masalah turun berok pria atau wanita, tergantung dari ukuran benjolan serta tingkat keparahannya. Namun, secara umum turun berok bisa diatasi melalui operasi. 

Sementara untuk meringankan gejala yang ditimbulkannya, kamu bisa mengonsumsi makanan dengan kandungan serat tinggi, rutin berolahraga, tidak merokok, dan hindari mengangkat benda dengan beban berlebih. Jika kondisi tak kunjung membaik, bertambah parah, atau menimbulkan keluhan lain, jangan tunggu lagi untuk pergi ke dokter. Dengan begitu, masalah turun berok bisa segera diatasi dengan prosedur medis yang tepat.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Turun Berok

Jika tak mendapatkan penanganan medis yang tepat, turun berok rentan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang bisa saja terjadi akibat turun berok adalah tekanan di jaringan otot dan sekitarnya, sumbatan usus, kematian jaringan, dan hernia tertahan atau incarcerated hernia yang bisa menyebabkan usus menjadi tersumbat dan menghentikan aliran darah di dalamnya. 

Penyumbatan usus bisa memicu gejala lain yang berbahaya, misalnya, demam, mual dan muntah, nyeri yang terasa secara tiba-tiba dan kian memburuk, kesulitan buang air besar atau gas, dan warna tonjolan berubah menjadi gelap. 

Ambil Langkah Medis yang Tepat agar Ancaman Turun Berok Bisa Dihindarkan

Pada dasarnya, turun berok bukanlah masalah kesehatan yang membahayakan dan kecil kemungkinannya untuk berakibat fatal pada penderitanya. Akan tetapi, langkah penanganan medis yang tepat tetap perlu dilakukan agar keluhan dan risiko komplikasi yang mengancam tidak sampai terjadi. Oleh karena itu, kalau mulai menyadari adanya benjolan aneh dalam tubuh dan merasakan gejala turun berok, segera lakukan pemeriksaan diri dengan dokter agar penanganan medis lebih lanjut bisa didapatkan. 

Baca Juga: Penyakit-Penyakit Dengan Biaya Pengobatan Termahal