Wajib Dipahami Nasabah, Ini Maksud Istilah Actual Total Loss dalam Asuransi

Ketika berencana untuk mengajukan asuransi, setiap orang pasti menginginkan produk dengan manfaat perlindungan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Namun, di samping itu, mereka juga perlu menyesuaikan besaran premi asuransi dengan kemampuan bayar dan tak sampai terlalu membebani kondisi finansialnya. 

Untuk itu, ada banyak variabel penting yang harus dipertimbangkan ketika memilih produk asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda. Salah satu yang tak boleh sampai ketinggalan adalah tentang actual total loss alias total kerugian sebenarnya, atau bisa juga disingkat sebagai ATL. 

Pada dasarnya, yang dimaksud dengan total kerugian ini adalah kerugian saat properti yang dilindungi oleh asuransi rusak atau hancur sampai tak bisa lagi digunakan. Biasanya, actual total loss ini mengharuskan asuransi untuk memberi pertanggungan ganti rugi secara maksimal kepada nasabah sesuai ketentuan pada polis. 

Tentunya, di samping itu, ada beragam hal penting lain yang menarik untuk dibahas seputar istilah actual total loss ini dan harus dipahami oleh setiap nasabah asuransi. Tanpa panjang lebar lagi, berikut penjelasan tentang apa itu actual total loss, contoh, batasan terkait kebijakan tersebut, hingga metode perhitungan biaya penggantiannya berikut ini.

Baca Juga: Arti Istilah Free Look Period pada Asuransi? Yuk Cari Tahu agar Tak Salah Pilih Layanan

Bingung cari asuransi mobil terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Pilih Tahun Kendaraan
Pilih Merek Mobil
Pilih Model Mobil
Pilih Tipe Mobil
Pilih Plat Kendaraan
Pilih Tipe Asuransi
 

Pengertian Actual Total Loss atau ATL

loader

Actual Total Loss

Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, actual total loss adalah kerugian saat properti yang dilindungi asuransi mengalami kerusakan atau bahkan hancur sampai tak bisa lagi digunakan. Actual total loss berkaitan dengan kerugian total, di mana terjadi saat properti atau barang yang diasuransikan tidak bisa dipakai atau digunakan kembali seperti sedia kala, atau dalam istilahnya totaled alias hancur.

Kerusakan tersebut bisa terjadi karena berbagai macam hal. Beberapa di antaranya adalah karena kecelakaan, pencurian, ataupun bencana alam. Ketika hal tersebut terjadi, pihak tertanggung memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran atau pertanggungan dari pihak perusahaan asuransi sesuai nilai properti yang telah diasuransikan. 

Contoh Actual Total Loss

Sebenarnya, ada banyak sekali contoh dari kasus ganti rugi actual total loss pada beragam jenis produk asuransi. Agar lebih mudah memahami tentang ketentuan pada produk asuransi tersebut, simak contoh actual total loss berikut ini.

Menurut berita, terdapat badai besar yang sedang bergerak menuju pantai North Carolina yang disebut sebagai Badai Widget (badai kategori 5 dan bencana ombak setinggi 4,5 meter).

Sesuai dengan pemberitaan, Badai Widget benar terjadi dan menerpa perumahan yang berada di kawasan tersebut hingga hancur total. Musibah tersebut ternyata juga berdampak pada salah satu nasabah asuransi properti di mana rumah mereka telah hancur lebur, dan hanya menyisakan pasak rumah.

Hal tersebut mengindikasikan jika rumah yang telah diasuransikan dianggap mengalami kerugian total aktual alias actual total loss. Sehingga, pihak asuransi wajib memberikan ganti rugi atau pertanggungan terhadap nasabah asuransi dengan nilai penuh terhadap properti yang mengalami kerusakan total tersebut.

Di lain sisi, jika ternyata kerusakan pada properti sifatnya hanya sebagian saja, seperti hanya tertimpa pohon yang tumbang atau mengalami kerusakan akibat banjir, nasabah asuransi tidak bisa mengajukan klaim manfaat setara actual total loss. Melainkan, manfaat proteksi yang diberikan hanya kerusakan total konstruktif karena properti sekadar tidak bisa digunakan akibat kerusakan sebagian saja.

Baca Juga: Apa Itu Hukum Asuransi dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Batasan Terkait Actual Total Loss

Terkait batasan atau limit pertanggungan dengan kondisi actual total loss, perusahaan asuransi wajib memberi nilai penuh atas properti atau barang yang hancur total. Walaupun begitu, bisa saja terdapat masalah atau ketentuan lain yang membuat kewajiban ganti rugi tersebut tak diberikan oleh pihak perusahaan asuransi. 

Saat membayarkan TIV atau total insurable value, perusahaan asuransi tentu perlu mengambil kasnya sebagai ganti rugi terhadap nasabahnya. Dalam proses tersebut, perusahaan asuransi tak akan memberikan pembayaran sampai seluruh syarat terkait pengajuan klaim manfaat terpenuhi oleh pihak nasabah. 

Pihak perusahaan asuransi melalui peran adjuster memiliki hak untuk meminta bukti kerugian serta meminta pihak tertanggung untuk membuat daftar dari seluruh barang ataupun properti yang hancur. Ketika melaporkan bukti kerusakan properti seperti rumah tentu bukan suatu perkara yang terlalu rumit untuk dilakukan. 

Namun, berbeda lagi jika harus mencatat seluruh barang, furnitur, dan beragam hal lain yang ada di dalam rumah dan mengalami kerusakan total. Pasalnya, pembuktiannya jauh lebih sulit untuk dilakukan, termasuk memberi bukti melalui kuitansi atau bukti pembelian lain yang kemungkinan besar juga telah hancur dan sulit ditemukan. 

Di samping itu, biaya ganti rugi tergantung pula dengan jenis jaminan yang memproteksi properti yang rusak atau hancur. Pada kasus actual total loss, tidak sedikit pihak beranggapan jika mereka bakal langsung mendapatkan ganti rugi dengan jumlah penuh selayaknya yang tercantum pada ketentuan polis asuransi

Padahal, kerap kali tidak disadari, pengajuan klaim tersebut membutuhkan beragam persyaratan yang wajib dipenuhi seluruhnya oleh pihak nasabah. Di samping itu, ada pula ketentuan mengenai jumlah nominal ganti rugi paling tinggi yang mampu diberikan oleh pihak perusahaan asuransi. 

Oleh karena itu, ketika mengajukan asuransi, calon nasabah wajib memahami betul rincian setiap poin ketentuan yang tertulis pada polis. Sebab, jika nasabah melewatkan 1 atau 2 detail kecil saja terkait perjanjian asuransi, manfaat produk keuangan tersebut bisa berakhir tak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, hingga malah terkesan merugikan. 

Metode Perhitungan Actual Total Loss

Dalam perhitungan ganti rugi atas actual total loss, terdapat 2 hal penting yang harus diperhatikan, yaitu nilai tunai aktual atau ACV, dan biaya penggantian. Berikut adalah penjelasan mengenai keduanya. 

  1. Actual Cash Value atau Nilai Tunai Aktual

    ACV bisa dipahami sebagai biaya yang dibutuhkan untuk menggantikan harta benda atau properti yang rusak maupun hilang dengan benda lain yang memiliki jenis sama, termasuk dalam hal merek dan kualitas. Namun, dalam pemberian ganti rugi tersebut, nilai barang yang bersangkutan perlu dikurangi dengan faktor depresiasi atau penyusutan. 

    Sebagai contoh, mobil yang dibeli 5 tahun lalu tentu tidak bisa diganti dengan mobil baru dengan harga yang sama oleh asuransi ketika rusak atau hilang. Ada nilai depresiasi yang biasanya ditetapkan dalam besaran 5 persen per tahun. Dalam perhitungannya, selain mengacu pada kriteria objektif atau melalui rumus serta usia benda, ada juga kriteria subjektif yang dilihat berdasarkan pengamatan visual benda. 

  2. Biaya Penggantian

    Sesuai namanya, pada biaya penggantian pihak tertanggung akan diberikan uang atau dana yang dibutuhkan sebagai ganti rugi barang yang rusak, hancur, atau hilang. Pembayarannya dapat menunggu waktu cukup lama tergantung dari ketentuan dan kebijakan pihak asuransi. 

    Di samping itu, biasanya biaya penggantian ini juga hanya diberikan saat pihak tertanggung telah membeli barang atau properti yang sama dengan yang telah diasuransikan. Jadi, nominal uang penggantiannya akan disesuaikan dengan benda yang sudah dibeli oleh pihak tertanggung tersebut, tentunya dengan menyesuaikan ketentuan pada polis.

    Biaya penggantian ini bisa berbeda dengan nilai pasar dari aset yang bersangkutan. Alasannya karena penggantian barang dengan harga yang sama persis terbilang sulit dilakukan. Intinya, penggantian aset tersebut dilakukan dengan menyediakan barang atau properti dengan fungsi sama dengan aset yang awal, sehingga tidak harus sama dengan barang awal yang rusak atau hilang. 

    Tentunya, dalam mengajukan asuransi, nasabah perlu memahami betul maksud dari istilah biaya penggantian ini agar mampu menjamin kesesuaian manfaat pertanggungannya. Biaya penggantian bisa juga digunakan untuk menilai biaya yang diperlukan pada actual total loss. 

Jamin Proteksi Asuransi dari Risiko Terburuk dengan Memahami Actual Total Loss

Actual total loss merupakan ketentuan terkait produk asuransi di mana pihak tertanggung berhak mendapatkan ganti rugi dengan nilai atau harga penuh atas propertinya yang rusak, hancur, atau hilang dan tak dapat dikembalikan lagi. Namun, dalam perhitungannya, ada beragam faktor yang penting untuk diketahui, seperti, penyusutan nilai dan lain sebagainya. Karenanya, selaku nasabah asuransi, kamu wajib memahami betul terkait ketentuan actual total loss ini guna menjamin manfaat proteksinya. 

Baca Juga: Yuk Kenalan dengan Apa Itu Insurtech dan Sederet Keunggulannya