Dikenal Lebih Mahal, Apa Saja Sih Tanggungan Biaya Kuliah Universitas Swasta? Ini Ulasannya

Menjadi impian banyak orang untuk bisa menikmati jenjang pendidikan universitas di perguruan tinggi incaran dan jurusan yang diinginkan. Bahkan, untuk bisa mewujudkan impian tersebut, tidak sedikit orang melakukan beragam persiapan semenjak awal masuk SMA dengan mengikuti beragam les dan sebagainya.

Terkait melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, secara umum terdapat 2 jenis universitas yang biasanya dijadikan pilihan, yaitu universitas negeri dan universitas swasta. Di antara keduanya, sejatinya tidak ada perbedaan yang signifikan terkait kualitas pendidikan yang diberikan. Hanya saja, para calon mahasiswa yang memilih untuk berkuliah di universitas swasta perlu mempertimbangkan terkait beban biaya yang harus ditanggungnya.

Pasalnya, jika dibandingkan dengan universitas negeri, tidak sedikit orang yang menganggap jika biaya berkuliah di universitas swasta relatif lebih mahal. Benarkah demikian? Nah, agar bisa mengetahui perkiraan besaran biaya yang dibutuhkan, simak ulasan tentang komponen biaya kuliah universitas swasta dan tips mengumpulkannya secara optimal dengan investasi berikut ini.

Baca juga: Daftar Universitas Terbaik di Indonesia, yang Mana Kampus Incaranmu?

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Apa Saja Komponen Biaya Kuliah Universitas Swasta?

loader

Kuliah Universitas Swasta

Jika berkuliah di universitas negeri, ragam biaya kuliah yang biasanya harus ditanggung hanya UKT atau uang kuliah tunggal, serta biaya operasional pendidikan atau BOP. Namun, pada universitas swasta, jenis biaya kuliah yang dibebankan pada para mahasiswanya secara umum relatif lebih banyak dan beragam. Berikut 5 komponen biaya kuliah universitas swasta yang biasanya ditanggung oleh para mahasiswanya.

  1. Uang Pangkal

    Bagi yang belum tahu, uang pangkal juga bisa disebut sebagai uang gedung atau pembayaran sumbangan oleh calon mahasiswa di universitas swasta yang ditujukan untuk pengembangan lingkungan kampus. Uang pangkal ini hanya dibayarkan sekali ketika mahasiswa pertama kali masuk ke dunia perkuliahan di universitas swasta.

    Sebagai biaya yang hanya dibayarkan sekali, nominal yang dibebankan umumnya beragam. Variasi biaya uang gedung ini bergantung dari kebijakan pihak kampus dan sejumlah faktor lainnya. Umumnya, nominal uang pangkal ini berkisar antara jutaan sampai ratusan juta rupiah.

    Terkait pembayarannya, biaya ini biasanya harus dilunasi saat mahasiswa melakukan pendaftaran ulang. Meski begitu, jika dirasa besaran biaya uang pangkal ini terlalu memberatkan, pembayarannya bisa dilakukan secara mencicil tiap semester. Maka, beban yang ditanggung oleh mahasiswa menjadi lebih ringan.

  2. Biaya Pra Kuliah

    Selain uang pangkal, universitas swasta juga biasanya membebankan biaya pra kuliah, yaitu biaya yang wajib dibayar oleh mahasiswa sebelum bisa aktif beraktivitas di dunia kampus. Biasanya, yang termasuk pada biaya pra kuliah ini biasanya mencakup biaya administrasi, kartu mahasiswa, jaket dan almamater, orientasi akademis, serta beragam jenis biaya lainnya tergantung ketentuan pihak kampus dan fakultas.

  3. UKT dan SPP

    Selayaknya universitas negeri, perguruan tinggi swasta juga membebankan biaya yang harus dibayarkan setiap semester yang biasa disebut sebagai SPP atau Sumbangan Pengembangan Pendidikan. Nominal biaya SPP bagi setiap mahasiswa umumnya sama atau setara. Beberapa contoh perguruan tinggi yang menerapkan sistem SPP, antara lain, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Paramadina, dan sebagainya.

    Tapi, ada juga universitas swasta yang memberlakukan sistem UKT atau Uang Kuliah Tunggal. Beberapa di antaranya adalah Universitas Muhammadiyah Palembang dan Universitas Muhammadiyah Malang.

    SPP dan UKT wajib dibayarkan secara rutin tiap semester, dan nominalnya beragam tergantung dari kebijakan kampus serta jurusan yang dipilih oleh mahasiswa. Pembayaran biaya ini harus dilakukan sebelum jadwal perkuliahan baru dimulai atau ketika hendak memasuki semester selanjutnya.

  4. SKS atau Satuan Kredit Semester

    Pada kampus swasta, umumnya besaran biaya UKT ditentukan berdasarkan dari jumlah SKS yang dipilih atau diambil oleh mahasiswa tiap semesternya. Biasanya, tiap mata kuliah mempunyai 2 sampai 4 SKS.

    Di setiap jurusan dan universitas, besaran biaya SKS yang ditetapkan juga beragam. Di samping itu, terkait ketentuan dalam pengambilan SKS di setiap semester, mahasiswa biasanya tidak boleh mengambil lebih dari 24 SKS.

  5. Biaya Praktikum dan Peralatan

    Apabila memilih untuk berkuliah di universitas swasta dengan jurusan atau program studi khusus, misalnya teknik, desain, atau seni, biasanya ada beban biaya tambahan untuk praktikum dan peralatan yang harus kamu tanggung. Biaya ini umumnya dibebankan di tiap semester baru untuk menyiapkan peralatan dan nominalnya bisa berbeda-beda.

    Tiap universitas swasta mempunyai kebijakan tersendiri terkait pembebanan biaya praktikum dan peralatan ini pada para mahasiswanya. Oleh karena itu, kamu perlu mencari tahu dulu berapa besar kira-kira biaya praktikum dan peralatan yang mungkin dibebankan saat sudah berkuliah nanti.

Baca juga: Daftar Universitas di Jakarta yang Calon Mahasiswa Wajib Tahu

Tips Kumpulkan Biaya Kuliah Universitas Swasta dengan Investasi

loader

Investasi untuk Biaya Kuliah Universitas Swasta

Dengan komponen biaya yang lebih banyak, tidak mengherankan jika biaya kuliah universitas swasta relatif lebih mahal dibanding universitas negeri. Meski begitu, hal tersebut tentu tak seharusnya menjadi pantangan untuk bisa mewujudkan impian mengambil jenjang perkuliahan.

Agar bisa memenuhi kewajiban finansial tersebut, berikut beberapa tips tepat berinvestasi yang perlu dilakukan untuk lebih optimal mengumpulkan biaya kuliah universitas swasta.

  • Pastikan Pengeluaran Lebih Kecil Dibanding Pemasukan

    Menabung atau investasi tidak akan bisa dilakukan tanpa ada uang yang tersisa dari pemasukan. Karenanya, kamu perlu memastikan jika jumlah pengeluaran saat ini lebih kecil dibanding pemasukan agar bisa menyisihkannya ke tabungan investasi.

    Meski begitu, usahakan untuk mengalokasikan dana tabungan kuliah ini sejak awal dan bukan dari sisa uang saat seluruh pengeluaran terpenuhi. Dengan begitu, kamu bisa menentukan berapa besar uang yang bisa diinvestasikan tiap bulan dan perkiraan tujuan finansial tersebut bisa terpenuhi.

  • Pilih Platform Investasi yang Sesuai

    Tips lainnya, pilih aplikasi atau platform investasi yang sesuai dan mudah untuk digunakan. Saat ini, ada cukup banyak aplikasi investasi yang dapat digunakan dengan gratis dan praktis untuk menanam modal dan meraih tujuan finansial yang bisa dipasang pada smartphone. Beberapa aplikasi investasi tersebut, antara lain:

    • Cermati
    • Bibit
    • Bareksa
    • Ajaib
    • Tokopedia
    • Stockbit
  • Tentukan Produk Investasi Menyesuaikan Tujuan Finansial

    Setelah menentukan aplikasi mana yang bakal dipilih, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan instrumen atau produk investasi dengan tujuan finansial. Secara umum, pemilihan instrumen investasi didasarkan dari tingkat risiko dan jangka waktu investor mencapai tujuan keuangan.

    Misalnya, untuk tujuan investasi jangka pendek, instrumen investasi berisiko rendah seperti reksa dana pasar uang bisa dijadikan pilihan. Sementara untuk jangka panjang, reksa dana saham lebih ideal dipilih karena mampu memberi peluang imbal hasil paling tinggi.

    Yang terpenting, saat akan menanam modal di sebuah produk atau instrumen investasi tertentu, usahakan untuk menganalisisnya terlebih dulu. Jika masih awam soal cara analisis produk investasi, ikuti saja rekomendasi yang disediakan oleh ahli finansial yang terpercaya dan terbukti kredibel.

  • Mulai Tanam Modal Sesuai Kondisi Keuangan

    Tips selanjutnya, mulai menanam modal menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Tidak harus besar, investasi di produk reksa dana bisa dimulai dengan modal mulai dari 10 ribuan saja. Sehingga, investasi bukan lagi aktivitas yang eksklusif bagi kalangan tertentu saja.

    Utamanya, lakukan aktivitas investasi ini sesegera mungkin dan tak menundanya karena alasan yang tidak jelas. Dengan begitu, kamu bisa lebih mengerti serta memahami tentang dunia investasi dan menambah pengalaman, pun lekas meraih imbal hasil seiring waktu.

  • Jangan Panik saat Performa Menurun

    Terakhir, tips agar bisa mengumpulkan biaya kuliah universitas swasta dengan investasi adalah jangan panik saat melihat performa yang menurun. Fluktuasi dalam dunia investasi merupakan hal yang wajar dan pasti terjadi pada setiap investor. Apalagi jika memilih instrumen berisiko tinggi, seperti reksa dana saham, pergerakan nilainya bisa sangat ekstrem di waktu-waktu tertentu.

    Untuk menyiasatinya, ada baiknya memilih instrumen investasi berisiko rendah agar peluang nilainya menurun lebih kecil. Hal ini penting untuk dilakukan khususnya jika tujuanmu investasi adalah untuk menabung. Kalaupun menanam modal untuk jangka panjang di instrumen berisiko tinggi, usahakan untuk tak terlalu sering memantau pergerakan nilainya agar tak mengganggu aktivitas investasi.

Baca juga: 5 Aplikasi Reksadana Terbaik dan Fitur Menariknya!

Tepat Rencanakan Finansial, Mahalnya Biaya Kuliah Universitas Swasta Tak Jadi Masalah

Memang, biaya kuliah universitas swasta secara umum relatif lebih mahal, walaupun tidak selalu. Meski begitu, mahalnya biaya kuliah di kampus swasta tersebut tak akan menjadi masalah yang berarti asal tepat saat merencanakan finansial. Jadi, impianmu mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan bisa terwujud dengan lancar tanpa gangguan.

Baca juga: Mau Kuliah di Luar Negeri? Simak Dulu Daftar Universitas Terbaik di Dunia Berikut Ini