Perlu Disiapkan Seoptimal Mungkin, Berapa Biaya Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia?

Walaupun sering kali dianggap sebagai tantangan, membesarkan dan mengasuh anak yang memiliki kebutuhan khusus sebenarnya adalah ujian yang menunjukkan bukti cinta orang tua terhadap buah hatinya. Asal dijalani dengan ikhlas dan penuh kasih sayang, mengasuh anak inklusi dapat menjadi sumber kebahagiaan yang tak tergantikan.

Berbicara soal tantangan orang tua dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus, masalah finansial menjadi salah satu hal yang tak boleh disepelekan. Meski secara umum Sekolah Luar Biasa atau SLB negeri tidak dipungut biaya, tapi bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di SLB swasta, mungkin ada beban biaya yang perlu dipahami nominalnya terlebih dulu.

Selain itu, orang tua juga perlu menyiapkan berbagai jenis biaya lain untuk menunjang kebutuhan anak inklusi. Lantas, berapa besar sih kisaran biaya sekolah anak berkebutuhan khusus di Indonesia? Nah, jika ingin tahu jawabannya, simak rangkumannya berikut ini.

Baca juga: 8 Tips Mendidik Siswa yang Memiliki Kebutuhan Khusus

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

ABK itu Special dengan Kebutuhan yang Berbeda

ABK ini mempunyai perilaku, kondisi mental, fisik dan emosi yang unik dan tak sama dengan anak-anak kebanyakan. Karena keistimewaan tersebut, ABK akan memerlukan perhatian yang lebih serta spesifik di berbagai area kehidupan mereka. 

Selain itu, mereka juga membutuhkan kasih sayang dan biaya yang lebih besar dalam kesehariannya. Orang tua pun perlu menyiapkan sejumlah dana ekstra yang tak sedikit. 

Di samping untuk memenuhi biaya konsultasi psikolog yang berkelanjutan, biaya shadow teacher (guru pendamping) dan biaya terapi, orangtua akan menyiapkan sejumlah tambahan biaya lainnya demi tumbuh kembang yang optimal bagi si kecil dan juga kesejahteraan keluarga.

Besaran Biaya Sekolah SLB Swasta dan Negeri

loader

Biaya Sekolah Luar Biasa

Sekolah Luar Biasa atau SLB secara umum terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu SLB Negeri yang merupakan milik pemerintah, dan SLB Swasta yang dimiliki yayasan atau organisasi non pemerintah. Pada dasarnya, kedua jenis SLB tersebut mempunyai fungsi yang sama, yaitu menerima anak yang memiliki kelainan mental ataupun fisik agar bisa mendapatkan pendidikan secara layak.

Namun, terkait beban biayanya, terdapat beberapa perbedaan antara sekolah SLB Negeri dengan Swasta yang penting untuk diketahui. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah kisaran besaran biaya sekolah di SLB Swasta dan Negeri.

  • SLB Negeri

    Pada sekolah luar biasa dengan status negeri, kepemilikan dan pengelolaannya berada di tangan pemerintah. Oleh sebab itu, biaya sekolah di sana sebagian besar tak menanggung biaya dan tak memberi beban terlalu besar terhadap para siswanya karena merupakan tanggungan dari pemerintah.

    Bahkan, tidak sedikit SLB Negeri yang menyediakan pula segala perlengkapan sekolah para siswa di sana, seperti, sepatu, tas, buku, dan lain sebagainya. Jika terdapat sekolah yang mengajukan sumbangan atau semacamnya, biasanya hal tersebut dilakukan karena suatu aktivitas tertentu di luar kegiatan belajar.

  • SLB Swasta

    Sementara untuk SLB Swasta, di mana pengelolaannya dilakukan yayasan, lembaga, ataupun organisasi swadaya masyarakat, para siswa di sana mungkin masih harus menanggung sejumlah biaya tertentu. Meski begitu, kebanyakan sekolah swasta ini juga masih mendapatkan subsidi dari pihak pemerintah sehingga mampu meringankan beban para siswanya.

    Sehingga, tidak sedikit SLB Swasta yang juga menggratiskan biaya sekolahnya, tapi ada pula yang masih berbayar. Untuk yang SLB yang berbayar, biayanya secara umum berbeda-beda dan disesuaikan dengan tingkat pendapatan atau UMR di kota atau daerahnya.

    Untuk SLB swasta yang berada di area dengan tingkat UMR tinggi, biaya yang dibebankan biasanya relatif lebih mahal ketimbang sekolah yang berada di kawasan dengan UMR yang lebih rendah. Sebagai gambaran, sebuah SLB Swasta di wilayah Jawa Tengah memiliki rentang biaya SPP sebesar 500 ribu sampai 1 juta. Sementara untuk di kawasan Jakarta, biaya sekolah luar biasa bisa mencapai nominal 3 juta atau lebih setiap bulannya, tergantung dari kualitas pendidikan dan sejumlah faktor lainnya.

    Walaupun begitu, jika memang masih terkendala masalah finansial, jangan memaksakan diri untuk menyekolahkan anak di SLB Swasta dengan biaya yang tinggi. Pasalnya, SLB Negeri atau Swasta gratis yang memiliki kualitas edukasi mumpuni juga masih banyak dan layak dijadikan pilihan.

Beragam Biaya Lain yang Dibutuhkan Anak Inklusi

Tantangan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tidak hanya terkait biaya sekolahnya saja. Tapi, selain itu, ada beragam jenis biaya lain yang juga harus dipenuhi oleh orang tua dari anak inklusi dan perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan. Apa saja?

  1. Biaya Psikolog

    Guna memantau proses tumbuh kembang anak inklusi, orang tua sebaiknya menyiapkan biaya psikolog untuk memastikan kondisi mental si buah hati terjaga. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh para orang tua karena kondisi mental anak berkebutuhan khusus terbilang sangat rentan untuk terganggu. Karenanya, dibutuhkan pengawasan khusus dari psikolog, bahkan mereka perlu melakukan konsultasi secara rutin guna menjamin kondisi mentalnya tetap terjaga.

    Sebagai contoh, dengan bantuan psikolog, perkembangan dan pertumbuhan mental anak bisa lebih mudah diawasi dan dievaluasi. Terkait nominalnya sendiri, biaya psikolog per sesi biasanya mulai dari 250 ribu rupiah.

  2. Biaya Terapi

    Selain biaya psikolog, beberapa anak berkebutuhan khusus atau ABK mungkin juga memerlukan sesi terapi, misalnya okupasi, sensori integrasi, dan sebagainya. Dengan kebutuhan yang berbeda, nominal biaya yang dibutuhkan untuk hal ini bisa sangat beragam dan tak bisa disamakan antar satu sama lain.

    Sebagai contoh, ada anak yang hanya memerlukan terapi okupasi dan sensori integrasi saja. Di sisi lain, untuk anak yang mengidap autisme, terdapat lebih banyak aktivitas terapi yang perlu dilakukan, seperti, fisioterapi, terapi sosial, terapi visual, sampai ABA atau Applied Behaviour Analysis. Mengenai besaran biayanya sendiri, tiap sesi terapi biasanya dibanderol dengan tarif mulai dari 175 ribu rupiah.

  3. Tempat Penitipan Anak

    Berbeda dengan anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus sebaiknya tak dititipkan di tempat penitipan anak biasa. Bila memutuskan untuk menggunakan jasa daycare, pilih daycare khusus yang memang menerima penitipan anak berkebutuhan khusus. Pasalnya, daycare khusus tersebut pasti mempunyai program yang pas dan telah disesuaikan dengan kebutuhan anak inklusi.

    Tenaga pendidik di daycare tersebut juga tentu telah dibekali kemampuan dan keterampilan khusus dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Jika ingin menempatkan anak di daycare tersebut, biaya yang harus disiapkan oleh para orang tua berkisar di angka 2 juta rupiah, tergantung dari kebijakan pengelola tempat penitipan anak.

  4. Shadow Teacher

    Selain sederet biaya yang telah disebutkan di atas, seperti sekolah, terapi, dan daycare, orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus juga perlu mempertimbangkan tentang keberadaan shadow teacher. Bagi yang belum tahu, yang dimaksud dengan shadow teacher ialah guru bayangan alias guru bantu.

    Tugas dari guru bantu ini adalah mendampingi anak disabilitas maupun anak berkebutuhan khusus terkait aktivitas pembelajarannya di sekolah. Dengan begitu, anak mampu menjalani aktivitasnya di sekolah dengan lebih optimal dan maksimal.

    Pada dasarnya, keberadaan dari shadow teacher ini tidak wajib dan boleh disiapkan oleh pihak orang tua ataupun tidak. Biaya yang dibutuhkan untuk jasa shadow teacher sendiri juga tidak sedikit, yaitu mulai dari 1,5 juta rupiah per bulannya. Karenanya, para orang tua perlu mempertimbangkan apakah keberadaan dari guru bantu ini apakah benar-benar dibutuhkan oleh anaknya atau tidak, dan memastikan biayanya tak akan memberi beban terlalu berat terhadap kondisi keuangan.

  5. Biaya Asuransi

    Jenis biaya terakhir yang juga perlu disiapkan oleh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus adalah asuransi. Terdapat 2 jenis asuransi yang sebaiknya disiapkan, yaitu asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.

    Mengapa kedua jenis asuransi tersebut penting untuk diberikan? Tujuannya tidak lain guna menjamin kondisi jiwa raga anak terjaga. Hal tersebut juga berlaku pada orang tua agar tetap bisa mendampingi anaknya dalam segala situasi dan terhindar dari risiko sakit berkepanjangan.

    Selain itu, dengan adanya asuransi jiwa sendiri, orang tua tetap bisa menjamin kelangsungan hidup anaknya jika ternyata umur tidak terlalu panjang. Guna mengantisipasi hal tersebut, tunjuk pula siapa pihak terpercaya yang bakal menjadi wali dari ABK dan diskusikan terlebih dulu terkait kesediaannya untuk merawat dan membesarkannya. Jika semuanya sudah disiapkan, kamu tentu mampu menjalani hidup dengan lebih tenang dan tanpa rasa khawatir berlebihan.

  6. Biaya untuk Dana Perwalian

    Sediakanlah antisipasi sedini mungkin. Bagaimana jika di kemudian hari orangtua mengalami penyakit serius yang kritis? Tentunya, dana untuk ABK tak bisa digunakan untuk menutupi biaya berobat orangtuanya.

    Jadi, ingat juga untuk menunjuk wali bagi si buah hati. Biasanya, ABK perlu didampingi lebih banyak dalam hidupnya. Sehingga, ada baiknya jika orangtua sudah memilih dan menunjuk wali terpercaya untuk ABK.

Baca juga: Jangan Memarahi, Begini 5 Cara Menyiasati Anak yang Sering Minta Uang Jajan

Tebalkan Keuangan dengan Rutin Menabung dan Investasi

Sebagai orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, selain harus meluangkan tenaga, waktu, dan pikiran lebih untuk mendampingi buah hati, kamu juga perlu memastikan kondisi keuangan kondusif guna memenuhi segala keperluannya. Dengan banyaknya kebutuhan anak inklusi, para orang tua harus mampu berusaha menebalkan finansialnya. Caranya dengan mengasah kemampuan mengatur keuangan serta menyiapkan seluruh dana untuk biaya anak berkebutuhan di atas melalui menabung dan juga investasi sedini mungkin.