Ketahui Efek Samping Vaksin Booster Covid-19

Melakukan vaksinasi Covid-19 adalah salah satu langkah penting untuk mengurangi kasus penularan virus corona saat ini. Di Indonesia sendiri pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah diterapkan hampir diseluruh wilayah di Indonesia, mulai dari vaksin tahap 1 - vaksin booster.

Hingga saat ini sudah lebih dari ribuan warga Indonesia yang telah melakukan vaksinasi baik untuk dosis pertama, kedua dan  vaksin booster. Apakah kamu juga termasuk?

Jika kamu belum atau baru akan melakukan vaksinasi baik untuk dosis pertama, kedua atau vaksin booster, pastinya ada beberapa persiapan yang harus dilakukan guna untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit menjelang vaksinasi dan menimimalisir efek samping yang mungkin akan dialami setelah vaksinasi.

Nah, untuk bisa meminimalisir efek samping yang dialami setelah vaksinasi artinya kamu harus terlebih dulu tahu apa saja efek samping yang bisa ditimbulkan oleh jenis vaksin yang akan kamu lakukan.

Saat ini ada 6 jenis vaksin yang digunakan untuk proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia baik untuk vaksinasi tahap 1, 2 dan untuk vaksin booster, yaitu Astrazeneca, Sinovac, Pfizer Moderna, Sinopharm dan Novavax. Keenam vaksin ini memiliki efek samping yang berbeda-beda yang bisa saja dialami oleh siapapun yang sudah menerima vaksin. Apa saja efek samping vaksin tersebut? Ini dia daftarnya.

Bingung cari asuransi perjalanan Covid terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Asuransi Perjalanan Covid Sekarang!  

Jenis-Jenis Efek Samping Vaksin Booster AstraZeneca

loader

Berikut efek samping yang dilaporkan selama uji klinis vaksin AstraZeneca dikutip dari laman GOV.UK yang harus diketahui sebelum melakukan vaksinasi:

Gejala umum (sering terjadi):

  • Nyeri, gatal, dan rasa panas di area suntikan
  • Merasa tidak enak badan
  • Menggingil atau demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi atau nyeri otot
  • Bengkak, kemerahan, dan benjolan di area suntikan
  • Demam
  • Menggigil
  • Demam
  • Radang tenggorokan
  • Pilek atau batuk

Gejala jarang (dirasakan 1 dari 100 penerima)

  • Nafsu makan menurun
  • Sakit perut
  • Kelenjar getah bening membesar
  • Keringat berlebih
  • Kulit gatal atau ruam
  • Peradangan di sekitar sumsum tulang belakang
  • Anemia hemolitik
  • Demam tinggi

Baca Juga: Ketahui Makanan yang Perlu Dikonsumsi dan Dihindari saat Sebelum dan Sesudah Vaksin Covid-19

Jenis-Jenis Efek Samping Vaksin Booster Sinovac

loader

Berikut beberapa efek samping yang bisa dirasakan setelah menerima vaksin COVID-19 jenis sinovac:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat bekas suntikan
  • Demam
  • Badan terasa lelah
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Reaksi alergi seperti kulit gatal atau terjadi ruam merah di kulit
  • Lemas
  • Mengantuk
  • Menggigil
  • Kolaps (gejala berat, jarang terjadi)

Jenis-Jenis Efek Samping Vaksin Booster Pfizer

loader

Berikut beberapa efek samping yang bisa dirasakan setelah menerima vaksin COVID-19 jenis Pfizer:

  • Nyeri pada tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Demam
  • Kedinginan

Jenis-Jenis Efek Samping Vaksin Booster Moderna

loader

Berikut beberapa efek samping yang bisa dirasakan setelah menerima vaksin COVID-19 jenis Moderna:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Kedinginan

Jenis-Jenis Efek Samping Vaksin Booster Sinopharm

loader

Berikut beberapa efek samping yang bisa dirasakan setelah menerima vaksin COVID-19 jenis Sinopharm:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Pembengkakan dan kemerahan
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri otot 

Jenis-Jenis Efek Samping Vaksin Booster Novavax

loader

Berikut beberapa efek samping yang bisa dirasakan setelah menerima vaksin COVID-19 jenis Novavax:

  • Kemerahan, bengkak, atau nyeri pada tempat suntikan
  • Demam
  • Meriang
  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Muntah

Cara Mengatasi Efek Samping setelah Vaksinasi Booster Covid-19

loader

Perlu diketahui, efek samping yang dirasakan setiap orang berbeda-beda, selain itu efek samping yang dirasakan setelah vaksin dosis pertama bisa berbeda dengan setelah vaksin dosis kedua. Jadi, penyesuaian solusi yang dipersiapkan harus disesuaikan dengan gejala apa yang dialami.

Berikut cara mengatasi efek samping/gejala yang dirasakan setelah vaksinasi Covid-19:

  1. Segera kompres area bekas penyuntikan yang terasa sakit menggunakan air dingin dan kain bersih untuk mengurangi peradangan.
  2. Lakukan olahraga ringan untuk mengurangi rasa nyeri pada tangan.
  3. Banyak mengonsumsi air putih untuk membuat tubuh lebih mudah berkeringat sehingga berisiko mengalami dehidrasi saat demam.
  4. Mengenakan pakaian longgar agar tubuh merasa nyaman, sirkulasi udara pun terjaga saat tubuh mudah berkeringat karena demam.
  5. Minum obat pereda nyeri seperti aspirin, ibuprofen, atau antihistamin untuk mengatasi efek samping vaksin.
  6. Mengonsumsi buah-buahan dan sayuran
  7. Mengonsumsi obat sesuai gejala ringan yang dirasakan seperti pusing, batuk, pilek, menggigil dan demam.
  8. Mengonsumsi vitamin.
  9. Tidur yang cukup setelah vaksin jika mengantuk
  10. Tidak melakukan aktivitas berat dulu untuk sementara sampai gejala benar-benar reda.

Baca Juga: Sah! Anak Usia 12-17 Tahun Boleh Vaksinasi Covid-19, Simak Tips Persiapannya

Hal yang Harus Dilakukan sebelum Vaksinasi

Terutama untuk kamu yang memiliki alergi, penyakit bawaan, penyakit kritis, pernah melakukan operasi, sedang dalam pengobatan atau terapi dan pernah menjadi pasien covid sebelumnya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan vaksinasi agar terhindar dari situasi kritis yang bisa membahayakan kesehatan yaitu:

  • Informasikan kepada Dokter tentang riwayat alergi yang Kamu miliki. Vaksin Covid-19 tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap kandungan di dalam vaksin ini.
  • Wajib informasikan kepada Dokter jika kamu menderita penyakit atau menjalani pengobatan yang menyebabkan kelemahan sistem kekebalan tubuh. Vaksin Covid-19 tidak boleh diberikan kepada orang dengan imunitas yang rendah.
  • Wajib informasikan kepada Dokter jika kamu pernah terkena COVID-19 atau ada keluarga serumah yang sedang menjalani perawatan COVID-19.
  • Wajib informasikan kepada Dokter jika kamu sedang mengalami gejala ISPA, seperti batuk, pilek, atau sesak napas dalam 7 hari terakhir, mendapatkan terapi untuk penyakit kelainan darah, atau menjalani transfusi darah rutin.
  • Wajib informasikan kepada Dokter jika kamu menderita penyakit jantung, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, penyakit saluran pencernaan, hipertiroid, hipotiroid, kanker, kelainan darah, atau penyakit autoimun, seperti lupus.
  • Wajib informasikan kepada Dokter jika kamu sedang menjalani cuci darah atau pernah menjalani transplantasi ginjal.
  • Konsultasikan dengan Dokter perihal penggunaan vaksin Covid-19 dengan Dokter jika kamu sedang menderita diabetes melitus, HIV, atau penyakit paru, seperti asma, PPOK, atau TBC.
  • Wajib informasikan kepada Dokter jika kamu sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
  • Wajib informasikan kepada Dokter tentang obat-obatan yang sedang digunakan, termasuk suplemen dan produk herbal.
  • Segera temui Dokter jika kamu mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin.

Kelalaian Bisa Berujung Kematian

Peraturan wajib vaksinasi tidak lah boleh dipandang sebelah mata, karena banyak gejala berat pada Covid-19 bisa berujung pada situasi kritis sampai kematian. Untuk itu, jika kondisi tubuh memang memungkinkan untuk melakukan vaksinasi, segera daftarkan diri untuk vaksinasi yang nantinya tidak hanya melindungi kamu dari virus ini, tapi juga keluarga dan orang sekitar mu.

Jadi meskipun ada beberapa isu mengenai efek samping vaksinasi yang membuat kamu ragu untuk vaksin, tenang saja karena vaksinasi ditangani oleh tenaga kesehatan profesional. Asalkan kamu menginformasikan mengenai kondisi kesehatan secara jujur dan lengkap ke Dokter yang menangani, Mereka bisa memberikan solusi terbaik bagaimana cara kamu menangani gejala dengan cepat dan efektif.

Jadi jangan ragu atau takut untuk vaksin yah.

Baca Juga: Ini Syarat, Proses dan Cara Donor Plasma Konvalesen untuk Bantu Obati Covid-19