Ini Faktor Rahasia Bank Menyetujui Pinjaman Kamu

Pinjaman memang sering jadi jalan keluar saat kita membutuhkan tambahan modal atau dana darurat. Tapi ternyata prosesnya tidak sesederhana isi formulir dan bisa dana langsung cair. Analis Kredit (pihak bank/lembaga keuangan) menggunakan standar baku penilaian global yang dikenal sebagai The 5C Principles of Credit untuk memastikan pinjaman yang dicairkan aman dari risiko gagal bayar (Non-Performing Loan).

Agar pengajuan kamu auto-approve dan tidak ditolak sistem, pahami bedah tuntas 10 faktor penilaian kreditur berikut ini.

Cek Laporan Kreditmu di Sini!  

Kenali Faktor 5C: Indikator Penilaian Bank

loader

Bank tidak menebak-nebak. Mereka menggunakan 5 indikator utama ini untuk menilai kelayakanmu.

  1. Character (Karakter & Reputasi)

    Ini adalah gerbang utama. Sebelum menghitung gajimu, bank menilai "siapa kamu". Untuk memastikan hal ini, bank akan mengecek dua data berikut:

    • Riwayat SLIK OJK (IDEB): Bank akan mengecek histori kreditmu. Melalui laporan kredit, bank dapat menilai apakah kamu termasuk nasabah yang disiplin atau sering menunggak.
    • Integritas Data Pribadi: Selain laporan kredit, bank juga akan memverifikasi data-data pribadimu. Apakah data di KTP sesuai dengan domisili? Apakah kamu jujur soal status pernikahan? Kebohongan kecil di formulir dianggap cacat karakter.

    Sebagai catatan, tunggakan receh di paylater atau kartu kredit yang menyebabkan status kolektibilitas menurun, misalnya menjadi Kol 2 (Dalam Perhatian Khusus), sudah cukup untuk membuat pengajuan KPR miliaran rupiah ditolak otomatis. Jadi, pastikan kamu tidak pernah terlambat membayar tagihan apa pun termasuk transaksi kecil dengan paylater, ya.

  2. Capacity (Kemampuan Bayar)

    Setelah karakter lolos, baru bank menghitung isi dompetmu menggunakan rumus Debt Service Ratio (DSR). DSR merupakan perbandingan jumlah hutang dengan penghasilan yang diterima setiap bulannya.Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan seseorang dalam memenuhi kewajiban kreditnya tanpa mengganggu kebutuhan finansial lainnya. Semakin tinggi DSR, semakin besar pula risiko kegagalan bayar

    Bank umumnya menyarankan untuk membatasi total cicilan utang maksimal 30% - 40% dari gaji bulanan bersih (Take Home Pay). Dengan begitu, kondisi keuangan tetap berada dalam batas aman karena masih kapasitas untuk memenuhi kebutuhan hidup.

    Rasio DSR (Total Cicilan : Gaji)

    Status Risiko

    Kemungkinan Persetujuan

    Analisis Bank

    < 30%

    Sangat Sehat

    Tinggi (High Approval)

    Nasabah memiliki likuiditas sangat baik. Risiko gagal bayar minim.

    30% - 39%

    Aman (Standard)

    Disetujui

    Batas wajar perbankan. Nasabah dianggap mampu membayar cicilan + biaya hidup.

    40% - 49%

    Perhatian Khusus

    Butuh Review Manual

    Biasanya hanya disetujui jika nominal gaji besar (di atas Rp15 Juta) atau ada jaminan kuat.

    > 50%

    Berisiko Tinggi

    Ditolak (Rejected)

    Kondisi Over-Leveraged. Sisa gaji dianggap tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.

    Contoh Sederhana: Jika gajimu Rp 10 Juta, tapi kamu sudah punya cicilan mobil Rp 2 Juta/bulan, maka "sisa kapasitas" kredit kamu tinggal Rp 1 Juta. Pengajuan cicilan baru di atas angka itu kemungkinan akan ditolak.

  3. Capital (Modal & Aset Pribadi)

    Bank ingin melihat keseriusanmu. Ini krusial untuk pinjaman usaha atau KPR. Untuk memastikan faktor ini, lembaga peminjam akan melihat dua hal berikut:

    • Down Payment (DP): Semakin besar DP yang kamu setor (misal 30-40% harga rumah), semakin bank percaya. Ini membuktikan kamu punya tabungan (Capital) dan tidak meminjam 100% dari nol.
    • Saldo Rata-Rata Tabungan: Bank akan mengecek mutasi rekening 3-6 bulan terakhir. Rekening yang sering "nol" di akhir bulan menandakan kondisi keuangan yang rentan.
  4. Collateral (Jaminan / Agunan)

    Untuk pinjaman bernilai besar, bank butuh pengaman (backup plan). Karena itu, keberadaan jaminan atau agunan menjadi faktor penting yang dinilai sejak awal proses kredit.

    • Nilai Taksiran (Appraisal): Bank tidak melihat harga jual yang kamu mau, tapi nilai likuidasi, yaitu nilai pasar yang sudah didiskon untuk memperhitungkan risiko penjualan cepat. Biasanya bank hanya mencairkan pinjaman sebesar 70% - 80% dari nilai taksiran agunan mereka.
    • Legalitas Aset: Sertifikat rumah (SHM) yang sedang dalam sengketa waris atau tidak memiliki IMB/PBG lengkap kemungkinan besar akan ditolak..
  5. Condition (Kondisi Eksternal)

    Terkadang penolakan bukan salahmu, tapi situasi makro. Berikut faktor yang akan dinilai oleh bank.

    • Tujuan Penggunaan: Pinjaman untuk tujuan produktif (modal kerja, renovasi aset) lebih disukai daripada tujuan konsumtif (liburan, pesta).
    • Kondisi Ekonomi: Saat inflasi tinggi atau krisis ekonomi, bank memperketat kucuran kredit (Tight Money Policy) untuk menghindari kredit macet massal.

Faktor Penting Lainnya yang Dipertimbangkan Kreditur dalam Pengajuan Pinjaman

loader

Selain prinsip 5C, terdapat faktor teknis yang sering dilupakan nasabah dan jarang dibahas, padahal sering menjadi penyebab penolakan.

  1. Persetujuan Pasangan (Suami atau Istri)

    Di Indonesia, harta yang diperoleh setelah menikah adalah harta bersama, termasuk utang. Hal ini mengacu pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 35 ayat (1).

    Oleh karena itu, jika kamu sudah menikah dan tidak memiliki Perjanjian Pisah Harta, bank wajib meminta persetujuan pasangan. Jika SLIK pasanganmu bermasalah, pengajuanmu juga akan tertahan karena kalian dianggap satu kesatuan ekonomi.

  2. Jejak Digital Rekening (Mutasi)

    Analis bank semakin cermat. Jika pada mutasi rekeningmu terdapat banyak transaksi ke situs judi online atau platform investasi kripto yang spekulatif, skor kreditmu akan turun drastis. Bank menilai hal ini sebagai perilaku berisiko tinggi (high risk behavior).

  3. Verifikasi Telepon

    Jangan terkejut jika analis menghubungi kantor atau nomor darurat yang kamu cantumkan.

    • Skenario Gagal: Bagian HRD kantor tidak mengangkat telepon, atau kontak darurat menjawab "Saya tidak mengenal dia".
    • Solusi: Beri tahu HRD dan kerabat bahwa akan ada telepon verifikasi dari pihak bank.
  4. Stabilitas Pekerjaan dan Usia

    Selain pendapatan yang diterima, kreditur juga mempertimbangkan berapa lama calon peminjam sudah bekerja di tempat kerjanya atau seberapa lama usaha yang dibuat oleh calon peminjam. Jadi karir yang stabil juga jadi pertimbangan penting. 

    Karyawan tetap dengan masa kerja lebih dari 2 tahun lebih disukai daripada karyawan yang sering berpindah kerja (job hopper). Lalu, untuk wirausaha, umur usaha juga dinilai. Usaha yang sudah berjalan stabil setidaknya satu sampai dua tahun biasanya lebih mudah mendapat persetujuan dibandingkan yang baru saja dirintis.

    Selain itu, bank juga akan mempertimbangkan usia pemohon. Bank membatasi pinjaman harus lunas sebelum usia pensiun (umumnya 55 tahun). Jika kamu berusia 45 tahun dan mengajukan KPR bertenor 15 tahun, kemungkinan besar pengajuan akan ditolak atau tenornya dipangkas.

  5. Kelengkapan Dokumen Administratif

    Memang terdengar sangat sepele, tapi dokumen yang tidak lengkap bisa langsung membuat pengajuanmu tertahan atau bahkan ditolak. Ternyata banyak juga pemohon yang menyepelekan hal ini, padahal dokumen jadi langkah pertama untuk menilai kemampuan calon debitur.

    Jadi sebelum mengajukan, pastikan semua dokumen sudah sesuai, mulai dari KTP, slip gaji, NPWP, rekening koran, sampai bukti usaha jika memang dibutuhkan.

Pahami Agar Pengajuan Lebih Lancar

Proses mengajukan pinjaman ibarat menjalin kerja sama dengan pihak bank. Kedua pihak ingin merasa aman. Jika kamu tertarik untuk mengajukan pinjaman, lakukan audit mandiri menggunakan faktor-faktor di atas. Persiapkan dokumen bukti penghasilan, cek riwayat SLIK, dan pastikan rasio utangmu aman. Jangan lupa, kejujuran dan disiplin adalah mata uang paling berharga di mata bank.