Mengenal Marco Pierre White, Chef Terkenal dan Mentor dari Gordon Ramsay

Mendedikasikan diri di dunia kuliner mungkin cita-cita orang yang mencintai bidang ini. Menghadirkan hidangan yang penuh cita rasa dan menginspirasi banyak orang  juga menjadi pencapaian dan kepuasan tersendiri bagi yang menggeluti dunia kuliner. 

Salah satu chef yang telah mendapatkan pengakuan di dunia kuliner adalah Marco Pierre White. Ia merupakan koki selebriti pertama dari ranah kuliner Inggris yang diakui kemampuannya dan memberikan pengaruh pada perkembangan kuliner modern.

Perjalanan Karier Marco Pierre White

Marco memulai kariernya saat masih sangat muda, yaitu pada usia 16 tahun. London menjadi tempatnya menjajal kerasnya dunia dapur dan belajar banyak hal. Di sanalah, Marco bertemu dengan Albert dan Michel Roux di Le Gavroche.

Selanjutnya, Marco mulai berpindah-pindah restoran, mulai dari La Tante Claire, Raymond Blanc, dan Ladenis. Selama berganti-ganti dapur, Marco mempelajari banyak hal dari chef terbaik yang ia temui di restoran-restoran itu. 

Marco melanjutkan kariernya dengan bekerja di Six Bells di Kings Road. Ia dibantu oleh asistennya, Mario Batali selama kurang lebih selama tiga tahun.

Pada usia 20 tahun, Macro memutuskan untuk membuka restorannya sendiri yang diberi nama Harvey’s yang terletak di London. Tak butuh waktu lama untuk Harvey’s dikenal sebagai salah satu restoran dengan kualitas hidangan yang istimewa.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1992, kesuksesan Harvey’s mendorong Marco untuk membuka The Restaurant Marco Pierre White yang berlokasi di Hyde Park Hotel.

Hingga akhirnya pada 1999, Marco memutuskan untuk meninggalkan posisi sebagai koki profesional setelah 17 berkarier. Selama menjadi chef, Marco telah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan dunia kuliner hingga saat ini.

Marco dianggap sebagai salah satu sosok paling penting dalam sejarah kuliner modern. Saat ini, Marco pun masih bergelut di dunia kuliner dengan menulis beberapa buku masak dan tampil di acara televisi kuliner.

Baca Juga: Michelin Star: Pengertian, Daftar Chef Pemegang, dan Rekomendasi Restorannya di Indonesia

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

Peraih Michelin Star Termuda

loader

Marco Pierre White

Setelah banyak mempelajari hal tentang memasak, Marco memberanikan diri membuka restoran sendiri pada 1987. Restoran ini ia beri nama Harvey’s. Marco sukses membangun Harvey’s menjadi salah satu restoran yang terkenal pada masanya.

Marco bisa menonjolkan cita rasa hidangan demi hidangan dari kemampuan masaknya yang luar biasa. Kualitasnya hidangan di Harvey’s juga tidak main-main dan sangat istimewa.

Selama menjalankan Harvey’s. Marco dibantu oleh beberapa chef lain, termasuk Curtis Stone dan Gordon Ramsay. Dengan kerja sama dengan rekan-rekannya, Marco mampu membuat Harvey’s mendapatkan Michelin Star pertama. Kemudian, Harvey’s kembali mendapatkan Michelin Star pada 1988. Setahun berselang, Harvey’s kembali mendapat Michelin Star yang ketiga.

Dengan ketiga penghargaan itu, Marco pun menjadi koki termuda yang mendapat 3 Michelin Star. Kepopuleran Harvey pun semakin besar dan menjadi salah satu restoran yang menjadi acuan banyak chef dari seluruh dunia. Setelah kesuksesan Harvey’s, The Restaurant Marco Pierre White yang juga didirikan Marco mendapat ketenaran dengan menghadirkan kualitas kuliner yang luar biasa.

Namun, pada 1999, Marco memutuskan untuk pensiun sebagai koki profesional. Ia juga mengembalikan seluruh Michelin Star yang telah didapatkan. Marco lebih memilih jadi pengelola restoran.  Pada 2007, Marco ikut dalam serial televisi memasak “Hell’s Kitchen” selama beberapa musim. Dari serial itu, Marco meluncurkan buku berjudul “Marco Pierre White in Hell’s Kitchen” yang diterbitkan pada Agustus 2007.

Setahun setelahnya, Marco bersama James Robertson mendirikan MPW Steakhouse and Alehouse. Pada 2010, Marco dan James mengambil alih King Road Steakhouse and Grill yang terletak di Chelsea. Selanjutnya, Marco menjadi salah satu “petinggi” dalam ajang Masterchef Australia pada 2011. Ia kerap muncul sebagai juri tamu. Barulah pada 2013, ia menjadi juri utama bersama dengan Matt Peterson.

Pada 2012, Marco ikut andil dalam serial kuliner berjudul “Marco Pierre White Kitchen Wars. Lalu, Marco resmi menjadi “anggota” tetap dari Masterchef Australia, mulai 2014 hingga 2016.

Selain Masterchef Australia, Marco juga tampil di Masterchef South Africa dan Masterchef New Zealand sebagai juri tamu. Ia juga rajin meluncurkan buku, di antaranya “White Heat”, “White Slave” dan “Wild Food from Land and Sea”.

Hubungan dengan Gordon Ramsay

loader

Gordon Ramsay 

Saat mendirikan Harvey’s, Marco dibantu oleh Gordon Ramsay yang saat masih muda. Bisa dibilang, Marco menjadi mentor atau guru yang membantu Gordon mengasah kemampuannya hingga bisa menjadi chef seperti sekarang.

Selama bekerja dengan Marco, Gordon mendapat banyak ilmu terkait gaya masak. Saat Marco membuka The Restaurant Pierre White, Gordon dikabarkan ikut serta. Saat di Harvey’s, Marco dikabarkan sering melampiaskan amarahnya. Ia disebut bersikap aneh dan tempramental, seperti melemparkan makanan ke dinding dan memaki head chef

Salah satu chef yang juga kena imbasnya adalah Gordon. Dikabarkan Marco pernah membuat Gordon menangis untuk alasan yang tidak jelas. Meskipun begitu, Gordon menganggap Marco sebagai mentornya dalam dunia kuliner. Sayangnya, hubungan keduanya dikabarkan merenggang seiring berjalannya waktu.

Banyak yang menganggap hubungan keduanya jadi jauh karena Gordon lebih dikenal ketimbang Marco yang notabene lebih senior. Namun, hal ini tidak pernah dikonfirmasi oleh keduanya.  Nama Gordon memang semakin dikenal sejak dirinya menjadi juri Masterchef pada 1996. Gordon menjadi juri yang sangat kontroversial karena kerap mengucapkan kata-kata kasar kepada para peserta. 

Marco bahkan ikut mengkritik Gordon secara terbuka di media. Menurut Marco, Gordon menggunakan gaya bicara yang negatif dan tidak etis sebagai taktik pemasaran.

Hubungan keduanya kian memanas. Marco dan Gordon pernah tidak sengaja bertemu di sebuah restoran milik celebrity chef, Heston Blumenthal, bernama Fat Duck. Saat itu, Marco meminta Heston mengusir Gordon secara terang-terangan. 

Hubungan keduanya dikabarkan memburuk saat Gordon menghadiri pernikahan Marco pada 2000. Marco marah setelah mengetahui Gordon merekam pernikahannya tanpa izin. Setelah bertahun-tahun perang dingin, hubungan Marco dan Gordon dikabarkan membaik pada 2021. Hal ini karena keduanya terlibat kerjasama proyek sebuah acara televisi prime-time tentang memasak. 

Pada dasarnya, perselisihan dalam dunia kuliner dan hiburan merupakan hal yang basa. Terlepas dari kontroversi ini, baik Marco dan Gordon merupakan chef yang diakui kemampuannya dihormati para koki dari seluruh dunia. 

Baca Juga: Rekomendasi Oleh-oleh Khas Manado, Unik dan Menarik untuk Dicoba!

Fakta Unik Tentang Marco Pierre White

Kehadiran Marco banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan kuliner. Kepiawaiannya dalam memasak juga tidak pernah menurun dan kerap menjadi panutan banyak chef

Sejak menjadi celebrity chef, nama Marco pun semakin dikenal, bukan hanya oleh pegiat dunia kuliner, tetapi juga oleh masyarakat awam. Berikut 3 fakta singkat tentang Marco yang wajib diketahui. 

  1. Mengembalikan Michelin Star

    Marco menjadi chef asal Inggris pertama yang menerima 3 Michelin Star, yaitu saat masih berusia 32 tahun. Michelin Star pertama diraihnya pada 1987 dan kedua pada 1988., Ketiganya didapatkan saat Marco untuk Harvey’s, restoran yang dikelolanya sendiri. 

    Namun, Marco memutuskan untuk pensiun pada 1999 dan mengembalikan seluruh Michelin Star yang ia miliki setelah 17 tahun berkarier. Marco menganggap bahwa dirinya tidak menemukan “keuntungan” dari memiliki Michelin Star sebagai seorang chef

  2. Mentor dari chef terkenal

    Sepanjang kariernya, Maro telah menjadi mentor dari beberapa chef terkenal. Salah satu murid pertamanya adalah Gordon Ramsay yang saat ini diakui kemampuannya dan dikenal sebagai celebrity chef

    Selain Gordon, Marco juga menjadi mentor dari Shannon Bennett, Curtin Stone, dan Mario Batali. Ketiganya memiliki karier yang gemilang di dunia kuliner berkat bimbingan dari Marco. 

  3. Salah satu celebrity chef terkaya

    Berdasarkan data, kekayaan bersih Marco diprediksi bisa mencapai USD$40 juta. Kekayaan ini didapatkan dari keterampilannya sebagai koki dan kepemilikan sejumlah restoran ternama. 

    Sebagai celebrity chef, Marco juga masih aktif muncul di beberapa serial TV kuliner. Macro juga pernah menjadi brand ambassador dari produk bumbu terkenal beberapa waktu lalu. 

Marco Pierre White: Berpengaruh dalam Perkembangan Dunia Kuliner

Nah, itulah 3 fakta singkat tentang Marco yang mungkin belum diketahui banyak orang. Meski telah melepas Michelin Star, pengaruh Marco terhadap perkembangan dunia kuliner sangatlah besar dan menjadi warisan bagi para chef muda lainnya.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Sydney Wajib Masuk Bucket List Kamu dan Keluarga