Pentingnya Membangun Brand Equity bagi Bisnis, Jual Mahal Tapi Tetap Laris Manis

Kamu pasti menyadari bahwa setiap industri bisnis pasti memiliki satu brand atau merek yang menjadi pemimpin pangsa pasarnya. Bahkan, saking terkenalnya, konsumen tak lagi memikirkan harga produk yang dijajakan dan tetap membelinya ketimbang produk kompetitor.

Contoh paling mudah adalah saat ingin membeli mie instan, kamu mungkin akan langsung kepikiran untuk membeli Indomie ketimbang brand mie instan lainnya. Sama halnya saat ingin membeli air putih kemasan, secara otomatis kamu akan menyebut Aqua pada penjaga toko. Nah, beberapa contoh inilah yang menjadi dasar dalam memahami apa itu brand equity dan kepentingannya bagi sebuah bisnis.

Melalui brand equity yang kuat, bisnis yang kamu jalani lebih berpotensi untuk mendapatkan penjualan dan digandrungi oleh konsumen di sebuah pangsa pasar tertentu. Tak peduli dengan gebrakan produk atau penjualan yang dilakukan oleh bisnis kompetitor, asal brand equity terbangun dengan kokoh, kemungkinan besar bisnis kamu akan tetap memimpin pasar. 

Lantas, apa yang dimaksud dengan brand equity ini? Benarkah perannya sangat penting bagi suatu brand bisnis? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasan berikut ini.

Baca Juga: 7 Tips Buat Brand yang Tepat Agar Bisnis Mudah Dikenal dan Sukses

Pengertian Brand Equity

loader

Pengertian Brand Equity

Tak sedikit orang yang menyamakan pengertian brand equity dengan kesadaran merek. Walaupun memang mempunyai kesamaan dalam beberapa aspeknya, kedua hal tersebut tidaklah sepenuhnya sama. 

Brand equity adalah nilai plus yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau brand ketimbang kompetitor. Nilai tersebut terlihat dari nama merek yang lebih dikenal oleh konsumen. Brand equity atau ekuitas merek mempunyai nilai lebih tinggi ketimbang brand awareness.

Dalam praktiknya, semua perusahaan pasti berusaha untuk menciptakan brand equity yang positif. Alasannya karena perusahaan dengan ekuitas merek tinggi akan lebih mudah diingat dan dikenali, serta lebih unggul dalam segi kualitas. 

Tidak hanya itu, konsumen biasanya tidak akan berpikir dua kali untuk membeli produk yang ditawarkan oleh sebuah bisnis asal memiliki tingkat brand equity yang tinggi, tak peduli harga jual dari produk tersebut lebih mahal dari kompetitor atau tidak. Contoh brand equity adalah Apple, yang walaupun produknya dibanderol dengan harga jauh lebih tinggi daripada para kompetitornya, konsumennya masih setia untuk membeli produk tersebut setiap kali melakukan peluncuran produk baru. 

Nilai brand equity ini dapat dipengaruhi oleh persepsi serta pengalaman pelanggan saat berbelanja atau menggunakan produk dari sebuah brand. Apabila brand memberikan pengalaman yang kurang menarik, lambat laun pelanggan pasti akan beralih ke merek kompetitor. Dalam kata lain, inilah tanda bahwa sebuah bisnis memiliki brand equity yang rendah. 

Tahapan Mencapai Brand Equity

Brand Equity adalah timbal balik dari pengalaman konsumen terhadap suatu brand. Oleh sebab itu, diperlukan proses cukup panjang dan upaya ekstra keras agar ekuitas brand positif dapat tercapai. Terdapat beberapa tahapan agar brand equity dapat diraih, antara lain:

  1. Kesadaran

    Pada tahap kesadaran atau brand awareness, brand mengenalkan bisnisnya pada target pasar. Caranya bisa bermacam-macam, mulai dari mengadakan acara, iklan, dan juga pameran.

  2. Pengakuan

    Di tahap kedua, bisnis telah mendapatkan pengakuan atau brand recognition. Tahap ini berarti bahwa pelanggan lambat laun mulai akrab serta mengakui adanya sebuah bisnis atau merek. Pelanggan biasanya akan mampu mengenali sebuah brand saat melihatnya di tempat publik, toko, maupun internet. 

  3. Percobaan

    Selanjutnya adalah tahap percobaan, yakni pelanggan menyadari serta mengakui kehadiran sebuah brand, dan tertarik untuk mencoba produk maupun jasa yang dijajakan. 

  4. Preferensi

    Tahap ini cukup krusial karena menjadi penentu apakah sebuah brand mampu bersaing di sebuah industri bisnis atau tidak. Jika pelanggan memperoleh pengalaman baik dari suatu brand tertentu, mereka pasti akan lebih prefer atau cenderung untuk memilihnya ketimbang brand lainnya. Sebaliknya, jika merasa tidak puas dengan produk, jasa, atau layanannya, bukan tidak mungkin konsumen akan malah beralih ke kompetitor. 

  5. Loyalitas 

    Tahap terakhir brand equity adalah brand loyalty atau loyalitas. Sesudah mendapatkan serangkaian pengalaman yang baik terhadap sebuah brand, pelanggan pasti akan memilih merek tersebut dalam jangka panjang. 

    Konsumen akan merasa enggan untuk berpaling dan menggunakan produk atau jasa dari kompetitor. Bahkan, bisnis yang kamu jalani juga berpeluang untuk direkomendasikan kepada relasi atau orang terdekat dari pelanggan tersebut. Yang terpenting, tetap jaga kualitas produk, jasa, dan layanan agar loyalitas pelanggan ini tidak runtuh. 

Baca Juga: Patenkan Brand Usaha Online, Begini Cara Daftar Merek Dagang di Kemenkumham dan Biayanya

Apa Manfaat Brand Equity bagi Bisnis?

Kepentingan membangun brand equity bukanlah tentang meraih keuntungan melimpah secara instan. Melainkan, inti dari ekuitas merek ini adalah untuk menciptakan hubungan jangka panjang bersama konsumen. Selain itu, ada beberapa manfaat brand equity lainnya bagi bisnis, antara lain:

  • Memperoleh Loyalitas Konsumen

    Brand equity adalah satu di antara berbagai cara yang mampu secara efektif mewujudkan kesetiaan pelanggan. Kamu pasti memiliki kenalan yang hanya menggunakan smartphone keluaran sebuah brand tertentu saja. Padahal, dari segi harga dan fitur, produk dari kompetitor smartphone tersebut tak kalah menggiurkannya. 

    Ya, berdasarkan data, hampir 60 persen konsumen cenderung membeli sebuah produk pada brand yang telah mereka percaya. Untuk itulah membangun brand equity sangatlah krusial karena mampu menciptakan customer value positif.

  • Tetap Laris Manis Walau Produk Dibanderol Harga Tinggi

    Saat sebuah brand memiliki ekuitas yang baik, konsumen akan cenderung mengesampingkan harga jual sebuah produk. Karena rasa percaya pada value sebuah brand, pelanggan akan bersikap lebih loyal. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat konsumen memaklumi harga jual yang tinggi karena pasti sebanding dengan kualitasnya.

  • Peningkatan pada Customer Retention

    Customer retention adalah upaya untuk memuaskan pelanggan agar lebih berpotensi untuk kembali menggunakan produk bisnis kamu. Pengalaman yang positif akan menumbuhkan keyakinan pada konsumen bahwa produk lainnya yang diluncurkan oleh suatu brand juga memiliki kualitas yang sama baiknya. Contohnya adalah pemakai HP dari brand Samsung mungkin akan lebih tertarik untuk membeli produk lain yang diluncurkan oleh merek tersebut. Misalnya, TV atau kulkas, dan meningkatkan potensi repeat order. 

  • Eksistensi dan Daya Saing Bisnis Makin Kuat

    Manfaat yang terakhir dari brand equity adalah memperkuat eksistensi dan daya saing perusahaan. Loyalitas pelanggan akan membuahkan demand yang tak henti-hentinya mengalir dan menghasilkan penjualan juga keuntungan. Akan tetapi, hal ini harus dibarengi dengan pengembangan produk maupun layanan agar tak kecolongan oleh inovasi dari kompetitor.

Tips Meningkatkan Brand Equity Bisnis

  • Ciptakan Produk dengan Daya Jual Tinggi

    Konsumen pasti akan membeli sebuah produk atau jasa yang mampu memenuhi apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, sebelum meluncurkan sebuah produk, pastikan membubuhkan daya jual yang tinggi, menarik, dan mampu memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu, bangun persona brand dan brand story secara positif agar konsumen lebih mudah mengakrabkan diri dengan merek bisnis kamu. 

  • Lakukan Percobaan dengan Target Pasar yang Tepat

    Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui produk yang kamu luncurkan sesuai dengan kebutuhan pasar? Tentu saja kamu perlu melakukan uji coba pada target pasar yang dituju terlebih dahulu. Melalui product testing ini, bisnis akan menerima banyak sekali masukan, saran, dan juga kritik sebagai bahan evaluasi untuk menyempurnakan kualitas produk yang bakal diluncurkan dan menghindari risiko kegagalan produk ataupun pengalaman tak memuaskan dari konsumennya. 

  • Buat Strategi Marketing Seefektif Mungkin

    Setelah memiliki produk berkualitas dan berdaya jual tinggi, kamu perlu memastikan masyarakat menyadari kehadiran produk tersebut dan meyakinkannya bahwa produk tersebut layak untuk dipilih. Itulah mengapa merencanakan strategi marketing yang baik dan efektif penting untuk dilakukan.

    Terdapat beberapa strategi marketing yang bisa kamu lakukan agar ekuitas merek tercipta. Berdasarkan contoh strategi pemasaran dari Apple, kamu harus mampu menjalankan community marketing, menghindari persaingan harga secara berlebihan, menciptakan persona digital secara simpel namun memikat, dan praktikkan copywriting secara menarik juga efektif.

  • Bangun Customer Experience yang Berkesan

    Tips terakhir adalah dengan meningkatkan customer experience secara mengesankan. Pengalaman pelanggan ini mencakup tidak hanya pada kualitas produk, namun juga kualitas pelayanan. Dengan customer experience yang terjaga, secara tidak langsung brand equity akan senantiasa terjaga dan mendapatkan banyak ulasan positif dari pelanggan.

Wujudkan Brand Equity secara Positif Demi Terciptanya Kestabilan Bisnis

Brand equity adalah strategi yang ampuh untuk menstabilkan bisnis dan menciptakan peluang untuk bisa bertahan dalam jangka panjang. Pasalnya, ekuitas merek tak berpatok pada keuntungan jangka pendek atau materiil saja, melainkan untuk menjaring loyalitas pelanggan, meningkatkan eksistensi bisnis, menjamin keuntungan bisnis, dan peluang konsumen melakukan repeat order. Jadi, jangan pandang sebelah mata pentingnya membangun ekuitas merek ini demi terciptanya kestabilan pada bisnis kamu.

Baca Juga: 8 Pilihan Konten Tiktok yang Dapat Digunakan untuk Brand