Perjalanan Karier Friderica Widyasari, dari Artis Jadi Srikandi Pasar Modal

Biasanya mantan artis ramai-ramai latah terjun ke dunia politik, duduk di kursi parlemen maupun kepincut jadi pejabat negara, tapi yang ini beda. Friderica Widyasari Dewi atau lebih akrab disapa Kiki rela meninggalkan hingar bingar dunia hiburan yang telah membesarkan namanya dan memilih berkecimpung di pasar modal.

Cantik, tinggi, pintar, itulah kesan pertama saat bertemu dengan Kiki, Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) saat acara Penutupan Perdagangan Saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu. Wanita kelahiran 43 silam itu tak segan-segan membaur dan menyapa para pelaku industri pasar modal. Pribadinya begitu hangat dan menyenangkan, sehingga auranya selalu terpancar.

Untuk diketahui, KSEI menjalankan fungsinya sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia yang menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar, dan efisien. Sebetulnya bagaimana perjalanan karier Kiki dari awal sampai akhirnya melabuhkan hati ke BEI dan KSEI, serta upayanya mengembangkan pasar modal di Tanah Air?

Baca Juga: 8 Artis Ini Makin Tajir Berkat Investasi Saham

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

Pernah Ikut Kontes Kecantikan sampai Main Sinetron

loader
Pernah Ikut Kontes Kecantikan sampai Main Sinetron

Melongok sekilas masa lalunya, sosok Kiki sudah tidak asing lagi karena sering wara wiri di layar televisi. Setelah ikut kontes kecantikan dan menyabet gelar Diajeng Yogyakarta tahun 1994 serta Putri Ayu Yogyakarta tahun 1995, tawaran main sinetron, bintang iklan, presenter, dan model datang bertubi-tubi. Tercatat sinetron yang pernah dibintangi Kiki, di antaranya Doaku Harapanku, Panji Manusia Milenium, dan Angling Darma.

Meski popularitas sedang menanjak, Kiki tak ingin terlena. Jebolan Sarjana Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggalkan keartisannya untuk mengejar mimpi belajar ekonomi dan keuangan hingga meraih Master of Business Administration di bidang keuangan dari California State University of Fresno, Amerika Serikat di tahun 2004.

Jatuh Cinta dengan Pasar Modal

Sebetulnya Kiki bisa saja langsung menjadi bos di perusahaan swasta usai lulus S2. Tapi tekad perempuan yang pernah ikut olimpiade matematika ini ingin berkarier dari bawah. Tuhan mendengar doanya, jalan terbuka dan membawa Kiki bergabung di BEI sebagai Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan (2006-2007).

Dari situ, Kiki belajar mengenai seluk beluk pasar modal. Dunia yang sudah membuatnya jatuh hati. Setahun berlalu, dia diangkat menjadi Sekretaris Perusahaan BEI selama 2 tahun (2007-2009). Berkat prestasi dan pengalamannya, karier Kiki semakin menanjak. Di tahun 2009, dia terpilih duduk di kursi direksi BEI sebagai Direktur Pengembangan. Perempuan yang sedang menempuh Program Doktor Studi Kebijakan Publik di Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) itu kemudian melanjutkan karier sebagai Direktur KSEI (2015-2016), dan kini memegang amanah Bos KSEI sejak 2 Juni 2016.

Kiki begitu percaya diri dengan segala pengetahuan dan kemampuan di bidang pasar modal. Bicara soal angka pertumbuhan investor, tren investasi di pasar modal, transaksi efek, sampai perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jauh berbeda dengan kondisi 12 tahun silam, saat dirinya baru memulai karier di BEI.

Buka Rekening Saham Cuma 1 Jam

Di bawah kepemimpinannya, telah banyak pencapaian dan program untuk pengembangan pasar modal Indonesia, terutama dari sisi peningkatan investor serta peningkatan jumlah penyelesaian transaksi. Di akhir tahun 2018 contohnya, KSEI dan 105 pelaku industri pasar modal Indonesia menggandeng Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) guna mempercepat pembukaan rekening investasi.

Dengan kerja sama ini, buka rekening efek atau saham di pasar modal hanya memakan waktu 1 jam. Ini pemangkasan yang luar biasa, mengingat sebelumnya butuh waktu 2 minggu terutama investor di luar Pulau Jawa. Jadi prosesnya cukup pakai Nomor Induk Kependudukan (NIK) di e-KTP saja.

“Dulu kalau orang mau buka rekening harus ke perusahaan sekuritas, lalu datanya di verifikasi. Di cek KTP-nya. Jika tidak sesuai balik lagi, bikin waktu lama banget dan orang marah. Tapi sekarang sudah terkoneksi dengan Dukcapil, jadi sekuritas dan bank tinggal cek ke sana, NIK-nya valid atau tidak. Kalau valid, bisa langsung dapat Single Investor Identification (SID) dalam 1 jam,” kata Kiki saat berbincang dengan Cermati.com.

Langkah tersebut diharapkan dapat mendongkrak jumlah investor pasar modal sekitar 44% di 2019. Target angka pertumbuhan ini sama dengan tahun lalu. Sekadar informasi, basis investor pasar modal Indonesia sudah mencapai 1,62 juta investor hingga periode 27 Desember 2018. Tumbuh 44,14% dibanding tahun 2017.

“Kalau tahun 2018 saja bisa 44%, mudah-mudahan tahun 2019 bisa sama. Apalagi jika program Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) jalan, akan ada tambahan lebih dari 4,5 juta SID,” Kiki menerangkan.

Baca Juga: Belajar Investasi Reksa Dana Saham dengan Modal Rp100 ribu, Mau?

Bikin Milenial Gemar Investasi di Pasar Modal

loader
Bikin Milenial Gemar Investasi di Pasar Modal

Dari 1,62 juta investor, berdasarkan data KSEI, generasi milenial di bawah usia 30 tahun mendominasi basis investor sebesar 39,72%. Usia 31-40 tahun porsinya 25,34%. Hal ini menunjukkan antusiasme anak-anak muda di Tanah Air untuk menanamkan modalnya di pasar modal, baik itu investasi saham, reksa dana, surat utang, dan lainnya.

“Bagus, semoga terus bertambah. Kan programnya jalan terus seperti di kampus-kampus (Galeri Investasi), satuan lot diperkecil dari 500 jadi 100 lembar, modal buka rekening dari Rp25 juta turun jadi Rp5 juta sampai turun lagi jadi Rp100 ribu sudah bisa. Semua upaya itu dilakukan agar banyak generasi muda masuk ke pasar modal,” jelas Kiki.

Upaya lainnya, diakui Kiki, bekerja sama dengan perusahaan teknologi keuangan atau fintech. Saat ini beberapa fintech sudah merambah jualan saham maupun reksa dana. “Peran fintech sangat luar biasa. Kalau dulu orang harus datang ke broker, telepon sales­-nya, tapi sekarang dengan fintech sudah cepat sekali. Tinggal buka ponsel, bisa jadi investor,” tuturnya.

Tips Investasi Buat Milenial

Zaman sekarang rugi kalau enggak investasi. Kamu bisa investasi di instrumen apapun, karena sangat bermanfaat untuk masa depan keuanganmu. Bos KSEI ini punya saran buat generasi milenial soal investasi, baik di pasar modal, pasar uang, aset, maupun pendanaan di fintech peer to peer lending:

1. Jangan takut memulai investasi

2. Pilih investasi yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghindari investasi bodong

3. Kamu bisa memulai investasi di produk reksa dana

4. Kalau mau investasi saham, tidak perlu saham bluechip karena harganya mahal. Pilih yang harganya terjangkau, tapi saham perusahaan yang harganya terus naik (growth stocks).

“Ubah maindset jangan investasi jangka pendek karena masih muda. Investasikan jangka panjang. Dan jangan khawatir, selama gejolak bukan dari fundamental Indonesia, pasar modal tetap bagus karena pemerintah dan otoritas terkait akan selalu memastikan semua indikator ekonomi kita baik,” pungkas Kiki.

Jadilah Milenial Sukses Finansial dengan Investasi

Menjadi sukses dari sisi finansial adalah pilihan hidup. Jika kamu lebih suka menghabiskan masa muda untuk foya-foya, bersiaplah merana di masa tua. Akan tetapi, bila sedari dini mampu mengelola keuangan dengan baik, uang diputar untuk investasi jangka pendek maupun jangka panjang, kamu akan menikmati hasilnya di masa depan.

Baca Juga: Mau Investasi Jangka Panjang? Ini Pilihan Produknya