Digunakan di Blockchain Ethereum, Ini Ulasan Mekanisme Konsensus Proof of Stake dan Cara Kerjanya

Bagi kamu yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia crypto dan teknologi blockchain, istilah mekanisme konsensus tentu sudah tidak asing lagi terdengar. Pada dasarnya, mekanisme konsensus adalah program atau aturan yang mendasari operasional sebuah jaringan blockchain. Tentunya, setiap blockchain memiliki mekanisme konsensus tersendiri yang berlaku di jaringannya.

Di antara sederet mekanisme konsensus yang populer digunakan di jaringan blockchain, Proof of Stake menjadi salah satu yang paling menarik untuk dibahas. Digunakan pada blockchain Ethereum, mekanisme konsensus ini didasarkan dari aktivitas staking atau pertaruhan mata uang crypto yang dilakukan oleh para penggunanya untuk mengamankan jaringan. 

Dibandingkan dengan mekanisme konsensus Proof of Work yang ada pada jaringan Bitcoin, tentunya Proof of Stake memiliki cara kerja, keunggulan, dan kekurangan yang berbeda. Lalu, seperti apa sih mekanisme konsensus Proof of Stake atau PoS ini beroperasi di jaringan blockchain dan mata uang crypto? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut penjelasannya.

Baca Juga: Agar Paham saat Trading, Ini Kumpulan Istilah Crypto yang Penting untuk Dimengerti

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Tentang Mekanisme Konsensus Proof of Stake

loader

Proof of Stake artinya..

Sesuai namanya, PoS atau Proof of Stake artinya suatu mekanisme konsensus yang mengharuskan pengguna untuk mempertaruhkan atau staking sebagian aset crypto yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan untuk bisa menambang serta memvalidasi transaksi mata uang crypto sesuai dengan besaran token yang dipegang. 

Sebagai gambaran, pada mekanisme konsensus ini, semakin banyak jumlah aset crypto yang kamu miliki, nantinya potensi mendapat daya penawaran akan menjadi lebih tinggi untuk bisa menambang aset crypto. Sehingga, peluang mendapat imbal hasil atau hadiah dari sistem jaringan blockchain akan menjadi lebih besar. 

Pengaplikasian mekanisme Proof of Stake ini oleh banyak orang dinilai sebagai alternatif mekanisme Proof of Work. PoS sendiri bisa memberi celah sempit pada penambang aset crypto dalam menyerang maupun memanipulasi sebuah jaringan dengan kepemilikan aset cryptonya maupun dengan modus lainnya. 

Dibandingkan dengan mekanisme Proof of Work, Proof of Stake diyakini lebih hemat daya dan ramah lingkungan. Alasannya karena mekanisme konsensus ini tak memberlakukan kegiatan penambangan menggunakan perangkat dengan daya komputasi tinggi selayaknya pada mekanisme konsensus Proof of Work. 

Tapi sebagai penggantinya, PoS menyediakan sistem staking atau pertaruhan, yang mana pemegang token crypto bisa mengunci kepemilikan tokennya tersebut selama kurun waktu tertentu. Cara tersebut dilakukan untuk memperoleh imbalan ataupun hadiah dalam bentuk mata uang crypto. 

Memahami Apa Itu Mekanisme Konsensus

Sebelum membahas lebih lanjut seputar Proof of Stake, kamu tentu perlu memahami dulu apa maksud dari istilah mekanisme konsensus. Pada dunia crypto dan teknologi blockchain, konsensus bisa dipahami sebagai kesepakatan bersama atau umum yang berkaitan dengan seperangkat pedoman, prinsip, atau pendapat di dalamnya. 

Berkaitan dengan hal tersebut, mekanisme konsensus merupakan protokol yang menjadi seperangkat kebijakan atau aturan yang dipatuhi pada jaringan blockchain ketika melakukan verifikasi dan validasi atas transaksi mata uang crypto. Kehadiran mekanisme konsensus menjamin tiap transaksi pada jaringan blockchain tercatat serta tiap node pada jaringan blockchain mempunyai akses pada salinan yang berisikan transaksi yang diverifikasi menyesuaikan dengan mekanisme konsensusnya.

Baca Juga: Mengulik Tentang Apa Itu Blockchain Scalability, Permasalahan, dan Solusi untuk Atasinya

Cara Kerja Mekanisme Konsensus Proof of Stake

Lalu, bagaimana cara kerja dari mekanisme konsensus Proof of Stake ini dibanding dengan yang lainnya? Pada dasarnya, cara kerja dari mekanisme konsensus jenis ini sudah dijelaskan di beberapa poin sebelumnya, yakni anggota sebuah jaringan blockchain mempertaruhkan sebagian token crypto yang dimilikinya. 

Sebagai jaringan yang tak dikendalikan oleh suatu otoritas mana pun, blockchain memiliki sifat terdesentralisasi serta tak terpusat. Oleh karena itu, untuk bisa menjalankan aktivitas operasionalnya dengan lancar, jaringan blockchain membutuhkan pendekatan agar mencapai konsensus mengenai legitimasi transaksi crypto. 

Apabila hal tersebut tak dilakukan, blockchain bisa mengalami hal yang tak diinginkan. Beberapa contoh masalah yang bisa terjadi pada jaringan blockchain karena hal tersebut adalah pengeluaran ganda atau double spending, serta transaksi palsu yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. 

Melalui mekanisme konsensus Proof of Stake, sebuah jaringan blockchain mewajibkan node milikinya untuk mengunci atau mempertaruhkan mata uang crypto selama kurun waktu tertentu. Dengan melakukan hal tersebut, node bisa mendapat imbalan berupa kesempatan menjadi validator di jaringan blockchain. 

Yang dimaksud dengan validator sendiri adalah node terpilih yang membuat block baru pada blockchain serta menerima mata uang crypto native dari blockchain sebagai hadiahnya. Semakin besar nominal aset crypto yang dikunci dan dipertaruhkan oleh pengguna, peluangnya untuk bisa dipilih menjadi validator akan menjadi lebih tinggi.

Sistem Proof of Stake sendiri mempunyai kerangka kerja yang melindungi jaringan dan mengamankannya dari risiko validator mulai bertindak secara mencurigakan. Hal tersebut juga dilakukan jika validator terlibat pada suatu modus atau tindakan penipuan yang bisa mengancam keamanan jaringan. 

Perbedaan Proof of Work dan Proof of Stake

loader

Perbedaan Proof of Work dan Proof of Stake (Sumber: id.beincrypto.com)

Ketika membahas tentang mekanisme konsensus Proof of Stake, tidak sedikit orang yang langsung membandingkannya dengan Proof of Work. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan karena memang kedua jenis mekanisme konsensus ini tengah digunakan pada 2 jaringan blockchain paling besar saat ini, yakni Proof of Stake pada jaringan Ethereum, dan Proof of Work pada jaringan Bitcoin. 

Yang menjadi pertanyaan, apa perbedaan dari kedua jenis mekanisme konsensus tersebut? Jawabannya sederhana sebenarnya. Sesuai namanya, Proof of Stake diaplikasikan dengan dasar aset crypto yang dipertaruhkan oleh pengguna untuk mengamankan jaringan, sementara Proof of Work diaplikasikan berdasarkan daya komputasi yang disediakan pengguna dalam mengamankan jaringan.

Untuk lebih jelasnya, Proof of Stake adalah suatu konsep di dunia crypto yang menjelaskan jika kamu selaku pengguna bisa menambang maupun memvalidasi transaksi crypto sesuai jumlah token yang dimiliki. Semakin tinggi jumlah token yang dipegang dan dipertaruhkan, semakin tinggi pula potensimu untuk dipilih menjadi validator guna mengamankan jaringan blockchain. 

Di sisi lain, yang dimaksud dengan PoW atau Proof of Work adalah suatu sistem yang mempunyai tujuan utama mencegah terjadinya risiko serangan siber atau cyber attack pada sebuah jaringan blockchain. Risiko serangan siber tersebut mencakup pengiriman e-mail berbahaya, pengiriman e-mail spam, maupun serangan DDoS atau Distributed Denial of Services. Beragam jenis serangan siber ini mampu menghabiskan daya atau tenaga di sumber sistem komputer melalui pengiriman sejumlah permintaan transaksi palsu. 

Pada mekanisme konsensus Proof of Work atau PoW, sistemnya dideskripsikan membutuhkan daya yang tak sedikit agar bisa berjalan dengan baik. Akan tetapi, hal tersebut sepadan untuk dilakukan guna mencegah penggunaan daya komputasi secara sembrono dan berbahaya. 

Bukan Pengganti, Proof of Stake Merupakan Alternatif Sistem Proof of Work

Awal mula dihadirkannya metode konsensus Proof of Stake adalah untuk memberi koreksi dan solusi terhadap kekurangan dari Proof of Work. Proof of Stake sendiri artinya tiap penambang dapat melakukan aktivitas mining aset crypto serta memvalidasi transaksi berdasarkan kepemilikan token yang dimiliki dan dipertaruhkannya. Sehingga, pengaplikasian mekanisme konsensus PoS ini mampu menekan kebutuhan daya komputasi dan listrik yang begitu besar dibutuhkan oleh jaringan blockchain dengan sistem Proof of Work. 

Baca Juga: Miliki Pengaruh Besar pada Dunia Crypto, Ini Pengertian Whale, Dampak, dan Beberapa Contohnya