Seru! Memulai Karir Aktingnya dari Nol, Begini Kisah Chicco Jerikho yang Diam-diam Jago Berbisnis

Siapa yang tak mengenal sosok Chicco Jerikho Jarumillind. Aktor, produser, bintang iklan dan pengusaha blasteran Thailand-Batak ini dikenal publik setelah wajah gantengnya sering wara-wiri di televisi. Nama Chicco yang hobi motor dan kolektor sepatu sneaker ini makin dikenal masyarakat setelah aktingnya di sinetron kejar tayang Cinta Bunga (2007). 

Chicco yang lahir di Jakarta, 3 Juli 1984; umur 35 tahun ini dikagumi atas berbagai peran yang dimainkannya. Sebut saja seperti Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Filosofi Kopi 2: Ben dan Jody, Surat Cinta untuk Kartini, Terjebak Nostalgia, Love for Sale dan lainnya. Aktif di industri entertainment sejak 2006 silam membuat suami Putri Marino ini unggul dalam seni peran. Terbukti, ia berhasil meraih sejumlah prestasi dan penghargaan bergengsi. 

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

Cover Boy Majalah Aneka Yess

Chicco memulai perjalanan karirnya di industri hiburan sebagai model. Di tahun 2000, ia ikut serta dalam ajang Cover Boy Aneka Yess. Dari sinilah muncul berbagai kesempatan untuk Chicco berkecimpung di dunia seni peran. Berbagai tawaran menarik untuk bermain film mulai berdatangan kepadanya. 

Hingga kemudian Chicco memasuki dunia sinetron. Pengalaman layar perak pertamanya ialah sinetron Cewe-cewe Badung (2005). Sosok Chicco makin dikenal setelah membintangi sinetron Cinta Bunga (2007) bersama Laudya Chintya Bella. Dalam sinetron yang stripping tersebut, Chicco berperan sebagai Reno. 

Ada pun kemunculan perdana Chicco di layar lebar ialah film bertema horor dan misteri, Lawang Sewu (2007). Sejak saat itu, Chicco semakin sering menjajal sinetron, FTV dan film.

Menyukai Akting Sejak Kecil

Chicco tak pernah bercita-cita untuk menjadi aktor. Meski begitu, suami dari Putri Marino ini mengakui ia sudah gemar menonton film sejak kecil. Chicco yang kini telah menjadi ayah dari Surinala Carolina Jarumillind ini sering berangan-angan ingin menjadi aktor.

Waktu itu, bintang iklan Metalizer, Mie Sedap dan Torabika Susu ini kerap membayangkan bagaimana rasanya menjadi seperti bintang film yang ia tonton. Menurutnya hal itu menyenangkan.  Chicco pun lantas memilih terjun mendalami dunia akting. 

Sementara itu, Chana Jarumillind dan Debby Panggabean yang merupakan kedua orang tuanya juga merestui langkah putra mereka dalam berkarir di dunia entertainment.

Baca Juga: Mengenang Bondan Winarno, Presenter Kuliner 'Maknyus' yang Bisa Jadi Panutanmu

Sempat Kesulitan Menghafal Dialog

Tak ada kesuksesan yang bisa dicapai tanpa usaha. Seperti semua orang, Chicco juga mengalami kesulitan dan harus menghadapi tantangannya tersendiri. Pasalnya, ia dihadapkan dengan susahnya menghafal dialog untuk syuting.

Selain itu, pekerjaannya di industri hiburan memang menyita waktu dan butuh banyak fokus. Dilemanya, karir merupakan hal penting bagi Chicco. Namun Pendidikan juga nomor satu. Alhasil, demi keseimbangan kedua bidang itu, ia pun berupaya untuk mengatur waktu sebaik mungkin. 

Chicco lantas berusaha berkompromi dengan seluruh pihak agar jadwal syutingnya sesuai dengan jam kuliah dan tidak bentrok. Jika syuting berlangsung hingga larut malam, ia terpaksa tak mengikuti kuliah pagi. Namun bila fisiknya cukup prima tanpa tidur malam yang cukup, ia akan berupaya mengikuti perkuliahan di pagi harinya. 

Upayanya berbuah manis. Chicco sanggup menyelesaikan pendidikan di Universitas Prof. Dr. Moestopo tanpa harus melewatkan peluang rezeki dan pengembangan karirnya.

Totalitas dalam Dunia Sinetron

Di sepanjang perjalanan karirnya hingga sekarang, ia telah membintangi beberapa judul film dan sinetron yang dibintangi Chicco. Sempat beradu akting dalam pertunjukan theater berjudul Salib (2016) bersama Shandy Aulia, Chicco mulai berkecimpung ke dunia sinetron pada tahun 2005. Saat itu ia muncul di sinetron perdananya, Cewe Cewe Badung.

Di tahun 2007, ia membintangi Cinta Bunga. Tahun 2008, Chicco menambah jam terbangnya dengan berakting untuk sinetron Chelsea dan Cinta Sejati. Memasuki 2009, ia membintangi Cinta Bunga 2.

Chicco juga ikut andil dalam sinetron Bayu Cinta Luna (BCL) di tahun yang sama. Menapaki 2010, ia membintangi Sinar, Taxi Season 1 dan Taxi Season 2 (2010 – 2011). Sedangkan di tahun 2011, Chicco menyapa penggemarnya lewat sinetron Aishiteru dan Cahaya Cinta.  Dan di tahun 2012, ia bermain dalam sinetron Putri Nabila yang juga digemari dan berhasil menghibur para penonton televisi.

Dedikasi dalam Film

Sepak terjang Chicco dalam layar lebar pun tak kalah menarik untuk disimak. Debut film perdana Chicco berjudul Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak (Lawang Sewu) yang tayang tahun 2007. Di tahun 2008, Chicco ikut andil dalam dua film, yakni In the Name of Love dan Merem Melek. 

Barulah pada tahun 2014, Chicco mendapat peran utama untuk film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku. Karena kepiawaiannya memerankan tokoh Sani Tawainella dalam film tersebut, Chicco pun berhasil meraih sejumlah piala dan penghargaan bergengsi.

Baca Juga:  Ganteng tapi Pernah Ditolak Casting, Ini Perjalanan Karir Sukses Maxime Bouttier

Debut sebagai Produser

Masih di tahun 2014, Chicco juga bermain dalam Seputih Cinta Melati. Lalu di tahun 2015, Chicco bersama Rio Dewanto beradu akting dalam Filosofi Kopi yang kisahnya diangkat dari novel karya Dewi Lestari. Film ini menjadi debut perdana Chicco yang saat itu sudah mulai menjalankan profesinya sebagai produser di bawah naungan Visinema Pictures.

Akting Chicco yang semakin matang juga dapat ditonton dalam film Negeri Van Oranje (2015). Kemudian di tahun 2016, Chicco bermain untuk Surat Dari Praha, Aach... Aku Jatuh Cinta!, A Copy of My Mind, Surat Cinta Untuk Kartini dan Terjebak Nostalgia. Dalam Surat Dari Praha, Chicco kembali bertindak sebagai aktor sekaligus produser. 

Pada tahun 2017, film Bukaan 8 dan Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody (Filosofi Kopi 2: Ben & Jody) kembali dibintangi dan diproduseri oleh Chicco. Memasuki tahun 2018, Chicco berperan sebagai Yosef di Ave Maryam. Ia juga membintangi dan memproduseri Love for Sale di tahun yang sama. 

Sedangkan di tahun 2019, Chicco menjadi produser eksekutif untuk pembuatan film Terlalu Tampan. Ia juga bermain dalam film action berjudul Foxtrot Six. Mengisahkan tentang kondisi Indonesia di masa depan yang penuh konflik, Chicco memerankan tokoh bernama Spec.

Prestasi dan Penghargaan yang Diraih

Selama berkarya, Chicco meraih Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik berkat perannya dalam Cahaya dari Timur: Beta Maluku (2014). Film ini juga membuat Chicco menyabet Piala Maya untuk Aktor Utama Terpilih tahun 2014. Tahun 2015, Indonesian Movie Actors Award menganugerahkan Pemeran Utama Pria Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terfavorit untuk akting Chicco dalam film tersebut. 

Chicco juga mengantongi piala dari Festival Film Bandung untuk Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop 2017 berkat aktingnya dalam Filosofi Kopi 2: Ben & Jody.

Sukses dalam Bisnis dan Usaha

Film Filosofi Kopi yang dibintangi Chicco menginspirasinya untuk mengelola bisnis kedai kopi dengan nama yang sama. Kedai yang diberi dengan nama yang sama. Kedai yang dijalankan bersama Rio Dewanto itu kini sukses dan digemari kalangan anak muda. 

Selain itu, Chicco juga membuka bisnis merchandise Filosofi Kopi Apparel. Bisnisnya yang satu ini konsisten memproduksi kemeja, kaos dan topi dengan desain menarik dan otentik.

Chicco juga punya bisnis rumah makan khas Thailand, CJ Tomyum. Berlokasi di Bintaro dan Lebak Bulus, usaha kuliner ini telah dijalankan selama lebih dari 8 tahun oleh Chicco dan keluarga.

Tak ketinggalan, Chicco bersama partner bisnisnya, Anggia Kharisma (istri produser film Angga Dwimas Sasongko), membuka restoran Bonga Bonga. Menu andalan mereka ialah lapo halal. Restoran yang menggandeng Rahung Nasution sebagai kokinya itu berada di kawasan Cipete, Jakarta.

Ikuti Jejak Kesuksesan Chicco

Kini, nama Chicco sudah disandingkan dengan para aktor dan aktris papan atas Tanah Air. Chicco juga didapuk menjadi duta FFI 2019 untuk representasi dan promosi FFI kepada masyarakat.

Meski dulunya hanya muncul sebagai peran pendukung, meniti karir dari nol, sempat susah menghafal dialog, hingga kelimpungan membagi waktu kuliah sambil kerja, namun segala usahanya kini terbayar sudah.

Jadi bagi Kamu yang ingin meraih sukses, tetap semangat tekuni prosesnya ya. Tan hana wighna tan sirna. Tak ada rintangan yang tak dapat teratasi.

Baca Juga: Berproses, Begini Perjalanan Karir Melody Laksani dari Awal Hingga Lulus JKT48