Mengenali Siklus Kehidupan Keuangan yang Bisa Menjadi Pedoman Kesuksesan di Masa Mendatang

Tidak sedikit orang yang mengibaratkan kehidupan ini sebagai perjalanan dari sebuah tempat ke tempat lain. Saat sudah berhasil mencapai suatu tempat tertentu, setiap orang tentu diharuskan untuk memilih tujuan selanjutnya agar bisa terus bergerak maju dan berkembang. Ya, pada dasarnya, kehidupan mempunyai sebuah siklus dan terus berputar layaknya roda dengan berbagai fase yang berbeda.

Tentunya, di setiap fase kehidupan seseorang, ada tuntutan untuk mengambil keputusan secara tepat agar mampu menyongsong masa depan yang lebih baik dan sesuai rencana, khususnya dalam aspek finansial. Sebenarnya, ada beragam kunci pengambilan keputusan finansial di setiap tahap kehidupan seseorang yang penting untuk dipahami.

Tujuannya tidak lain agar lebih mudah dalam mengambil keputusan keuangan yang tepat dan paling optimal demi kesuksesan di masa mendatang. 

Berbagai Siklus Kehidupan Keuangan yang Telah Dialami dan Akan Dihadapi Dimasa Depan

loader

Secara umum, hal tersebut bisa kamu pahami dengan mempelajari tentang apa itu siklus kehidupan keuangan. Lantas, apa saja sih fase atau tahapan yang ada dalam siklus kehidupan keuangan? Agar bisa menjadikannya sebagai pedoman kesuksesan di masa depan, yuk kenali tentang siklus kehidupan keuangan sesuai usia berikut ini. 

Masa Sekolah Dasar

Kebanyakan orang memulai siklus kehidupan keuangan semenjak masa sekolah dasar. Dalam fase ini, anak sebaiknya diajarkan tentang bagaimana cara membangun fondasi pengelolaan finansial agar bisa menjadi kebiasaan yang terbawa sampai usia dewasa. 

Beberapa contoh kebiasaan yang bisa ditanamkan di fase ini seputar keuangan adalah menyisihkan uang saku untuk ditabung dan membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Dengan begitu, anak akan lebih terlatih dalam mengelola keuangannya dan tak langsung menghabiskannya untuk membeli hal apapun yang diinginkannya saat memiliki uang. 

Masa SMP

Fase yang kedua dari siklus kehidupan keuangan adalah saat masa SMP atau usia remaja. Dalam fase ini, pengelolaan keuangan menjadi relatif lebih kompleks ketimbang usia SD dengan mengajarkan anak tentang skala prioritas atas finansialnya. Pemahaman tentang tanggung jawab untuk mengelola finansial, dan fungsi menabung agar tujuan finansial tercapai juga perlu diberikan.

Misalnya, ajarkan pada anak tentang bagaimana cara mengelola keuangan dan menabung untuk membeli buku, seragam sekolah, ataupun tas dan sepatu. Setelah semua kebutuhan penting tersebut telah terpenuhi, barulah kamu boleh membiarkan anak menabung untuk membeli barang yang diinginkannya atau hal lain yang dirasa kurang mendesak. 

Baca Juga: Kesalahan dalam Mengatur Dana Pendidikan Anak yang Harus Dihindari Para Orang Tua 

Masa SMA

Berlanjut ke usia SMA di mana merupakan fase peralihan dari usia remaja ke usia dewasa. Di fase ini, umumnya telah muncul pola pikir yang lebih dewasa pada seseorang, tapi masih mudah terpengaruh akibat pergaulan serta kondisi lingkungan, termasuk teknologi dan semacamnya. Alhasil, jika dibiarkan, sikap impulsif dan konsumtif akan rentan terjadi pada seseorang yang sedang berada di fase ini.

Walaupun secara umum kebutuhan hidupnya masih dibiayai oleh orang tua, tapi tak ada salahnya untuk memberi rasa tanggung jawab lebih besar pada anak di usia ini. Beberapa contohnya adalah dengan mengajarkan tentang apa itu tujuan finansial jangka panjang seperti persiapan kuliah atau menggapai cita-cita. 

Selain itu, kenalkan pula tentang berbagai jenis produk keuangan yang bisa membantunya dalam mencapai tujuan keuangan, beserta keunggulan dan kekurangannya. Beberapa contohnya adalah tabungan bank, deposito, reksa dana, hingga tabungan emas agar anak lebih gemar berinvestasi dan mampu lebih optimal mencapai tujuan finansial.  

Masa Kuliah atau Perguruan Tinggi

Setelah menyelesaikan masa sekolah, seseorang mungkin akan memilih untuk memasuki jenjang perkuliahan dan masuk ke sebuah perguruan tinggi. Walaupun sebagian kebutuhan masih bergantung pada pemberian orang tua, tapi di usia ini seseorang sudah bisa memiliki penghasilan sendiri meski jumlahnya masih kecil dan belum stabil. 

Dalam fase ini, segala pemahaman dan kebiasaan tentang mengelola keuangan akan menjadi bekal yang begitu penting terhadap kehidupannya. Keseharian kampus yang sudah mulai menuntut kemandirian membuatnya semakin sadar tentang pentingnya merencanakan dan mengelola keuangan, terutama mengenai kebutuhan jangka panjangnya agar bisa terpenuhi. 

Di samping itu, tidak sedikit mahasiswa yang pergi merantau ke kota lain hingga harus hidup sendiri. Dari kondisi itulah seseorang akan lebih memahami tentang bagaimana cara agar segala kebutuhan hidupnya terpenuhi melalui cara pengelolaan keuangan yang tepat dan optimal. Jadi, bisa dibilang fase ini sebagai masa peralihan sebenarnya dari awalnya yang masih menjadi tanggungan orang tua untuk menjadi seseorang yang lebih mandiri. 

Baca Juga: Mau Liburan Keliling Asia Tenggara dengan Budget Tipis? Ikuti Tips dan Cara Menyiasatinya

Masa Dewasa Muda atau Usia 20-an Tahun

Fase ini biasa terjadi saat seseorang lulus SMA atau telah menyelesaikan dunia perkuliahan. Di masa dewasa muda atau mulai usia 20 tahun, kebanyakan orang akan merasakan yang namanya bekerja untuk pertama kali dalam hidupnya. Di fase ini, kamu seharusnya telah mulai merintis karir dan menata keuangan. 

Setidaknya, ada sejumlah hal yang penting untuk disiapkan dan dikumpulkan di tahap ini, seperti, dana darurat, dana menikah, dan asuransi kesehatan. Selain itu, usahakan pula untuk mulai mengumpulkan pos investasi guna meraih tujuan finansial, seperti, membeli rumah, mobil, ataupun memulai sebuah bisnis. 

Tentunya, semakin banyak dan kompleks tujuan atau kebutuhanmu di usia ini, pengelolaan keuangan juga harus dilakukan dengan semaksimal mungkin. Yang utama, sesuaikan tujuan finansial dan kebutuhan tersebut dengan kondisi keuangan. Segala latihan dan praktik terkait pengelolaan keuangan yang sebelumnya dilakukan akan mulai tampak hasilnya di fase kehidupan ini. 

Intinya, pastikan jika jumlah pemasukan lebih besar ketimbang pengeluaran yang dilakukan tiap bulannya. Dengan begitu, kamu memiliki sisa dana yang bisa dialokasikan untuk tabungan dan investasi demi menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil dan kondusif, termasuk mencapai tujuan finansial. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Masa Usia 30-an Tahun

Beranjak ke fase selanjutnya dari siklus kehidupan keuangan yaitu saat kamu menginjak usia kepala tiga atau umur 30an tahun. Di usia ini, kebanyakan orang mungkin telah menikah dan memiliki pasangan, bahkan anak. Dalam kondisi tersebut, kamu wajib memastikan jika kondisi keuangan stabil dan memiliki pemasukan yang mampu memenuhi segala kebutuhan diri bersama keluarga. 

Selain itu, ketika telah mempunyai anak yang mulai memasuki usia sekolah, jangan lupa untuk menyisihkan sebagian penghasilan sebagai persiapan dana pendidikan. Ada beberapa opsi yang bisa dipilih untuk memenuhi kebutuhan tersebut, seperti, mengajukan tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, ataupun mengelolanya sendiri via investasi khusus pendidikan anak.

Kalau belum memiliki rumah, idealnya di usia ini kamu sudah mulai mengambil program KPR atau cicilan rumah. Sebaliknya, jika sudah mempunyai rumah, pastikan untuk menjamin perlindungan terhadapnya dengan mengajukan asuransi sesuai kebutuhan. Hal ini juga penting untuk dilakukan jika telah memiliki mobil atau jenis kendaraan lainnya dengan menyiapkan proteksi asuransi mobil. 

Tidak kalah pentingnya, di usia ini juga kamu seharusnya telah mulai memikirkan tentang bagaimana cara mengumpulkan dana pensiun. Jadi, ketika tiba usia senja nanti dan sudah tidak bisa lagi bekerja, segala kebutuhan hidup tetap bisa terpenuhi secara mandiri tanpa bergantung pada anak. 

Masa Usia 40-an Tahun Sampai Pensiun

Tahap yang terakhir dari siklus kehidupan keuangan seseorang adalah saat sudah berada di usia kepala empat dan seterusnya. Di tahap ini, kondisi keuangan kamu sudah seharusnya berada dalam kondisi yang prima dan telah memiliki rumah pribadi untuk ditinggali, serta tabungan. Cek juga apakah ada beban cicilan yang masih harus ditanggung dan segera lunasi, serta pastikan diri terlindungi dengan dana pensiun, asuransi jiwa, dan asuransi kesehatan. 

Karena sudah mendekati usia pensiun, cobalah untuk mengulas ulang seluruh portofolio serta aset yang telah dimiliki. Jika selama ini berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi, mulailah untuk mengalihkannya ke produk lain yang lebih stabil sebagai langkah diversifikasi misalnya reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap. Selain itu, pastikan juga jika nominal dana yang tersimpan pada instrumen investasi mampu memberi imbal hasil yang cukup untuk memenuhi segala kebutuhan di hari tua. 

Jika tertarik untuk berbisnis, sesuaikan dengan keahlian, tenaga, dan waktu agar kamu tetap bisa menikmati hidup dengan maksimal. Fase ini juga menjadi waktu yang tepat untuk mencairkan dana pensiun beserta hasil investasinya untuk mencukupi keperluan harian tanpa perlu repot bekerja. 

Sesuaikan Keputusan Finansial yang Diambil dengan Kebutuhan dan Fase Kehidupan Saat Ini

Itulah penjelasan tentang 7 fase dalam siklus kehidupan keuangan yang penting untuk dipahami. Dengan kebutuhan dan kondisi keuangan yang berbeda-beda di setiap fase kehidupan, pengambilan keputusan seputar keuangan tentu perlu dipertimbangkan dengan matang. Barulah dengan begitu target keuangan di masa depan akan tetap bisa tercapai sesuai keinginan dan rencana yang telah dibuat.

Baca Juga: Anti Bikin Kantong Jebol, Cermati Kiat Cerdas dalam Mengatur Budget Pacaran untuk Keuangan yang Aman