Stock Split: Pengertian, Tujuan, Contoh, dan Untung Ruginya

Kabar terbaru, emiten PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA stock split. Itu artinya, harga saham bank swasta ini bakal lebih murah bagi investor ritel.

Sebelum membahas BBCA stock split, kamu yang ingin nyemplung investasi saham maupun investor pemula, harus tahu dan paham dulu apa itu stock split.

Baca Juga: Ciri-ciri Investasi Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Arti Stock Split

loader
Stock split adalah...

Stock split adalah aksi korporasi atau corporate action dari sebuah emiten, berupa pemecahan saham dalam rasio tertentu yang sudah ditentukan.

Saham emiten dipecah dari harga yang lebih mahal menjadi lebih murah. Harga saham bisa turun karena jumlah saham yang beredar juga bertambah banyak.

Umumnya, stock split saham dilakukan emiten yang memiliki fundamental bagus, tetapi harga sahamnya terlalu tinggi.

Contoh Stock Split

Contoh stock split:

  • Emiten A stock split 1:5. Harga sebelumnya Rp 20.000 per lembar. Setelah stock split, harganya menjadi Rp 4.000 per lembar saham
  • Jumlah lot saham juga bertambah menjadi 5 kali lebih besar. Misal, yang tadinya kamu cuma punya 1 lot bisa menjadi 5 lot saham.

Contoh perusahaan yang melakukan stock split:

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) – 2020

UNVR stock split 1:5

Dari harga Rp 42.000 per lembar saham menjadi Rp 8.400 per lembar

Harga saham UNVR Rp 3.920 per lembar (29 September 2021)

 

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) – 2016

HMSP stock split 1:25

Dari harga Rp 92.500 per lembar saham menjadi Rp 3.700 per lembar

Harga saham HMSP Rp 1.005 per lembar (29 September 2021).

 

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) – 2017

BMRI stock split 1:2

Dari harga kisaran Rp 13.200 per lembar menjadi Rp 6.000-an per lembar.

Harga saham BMRI Rp 6.000 per lembar (29 September 2021).

Tujuan Stock Split

loader
Tujuan stock split membuat harga saham lebih murah dan likuid

Tujuan stock split dari emiten ada dua:

1. Membuat harga saham lebih murah

Tujuan stock split oleh emiten adalah ingin membuat harga sahamnya menjadi lebih terjangkau, khususnya bagi investor ritel.

Bayangkan kalau misalnya harga saham HMSP tetap berada dikisaran Rp 92.500. Beli 1 lot saham HMSP, perlu modal hampir Rp 10 juta.

Tetapi, kalau harganya Rp 3.700 atau seperti sekarang sekitar Rp 1.000, dengan uang Rp 100 ribu saja bisa dapat 1 lot sahamnya.  

2. Membuat suatu saham lebih likuid

Karena harganya lebih murah, membuat saham tersebut lebih menarik di mata investor. Siapapun bisa membeli, seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, pegawai kantoran, PNS, atau pedagang.

Dampak positifnya, saham menjadi lebih likuid atau aktif diperdagangkan karena transaksi menjadi besar.

Baca Juga: 7 Cara Investasi di Pasar Modal yang Bikin Kaya Raya

Untung Rugi Stock Split

Stock split saham memberikan dampak bagi emiten dan pemegang saham atau investor. Dampak tersebut bisa positif maupun negatif.

Emiten atau perusahaan

Pemegang saham atau investor 

(+) Saham menjadi lebih likuid sehingga mudah diperjualbelikan, serta terjangkau investor ritel

(+) Kapitalisasi pasar perusahaan tidak berubah

(-) Tidak menjamin 100% dilirik investor, karena tergantung lagi pada kinerja perusahaan

(+) Dapat memiliki saham dengan jumlah lebih banyak

(+) Berpotensi untung karena aksi stock split membuat pergerakan harga saham makin gesit, apalagi jika ditopang kinerja yang bagus dan fundamental yang kuat

(-) Karena jumlah saham yang beredar makin banyak, dividen yield yang diterima lebih kecil. Ini yang akan dialami investor baru. 

BBCA Stock Split

loader
BBCA stock split

PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA stock split pada Oktober ini dengan rasio 1:5. Harga saham BBCA berkisar Rp 32.900 per lembar saham (per 29 September 2021). Setelah stock split, harganya menjadi kisaran Rp 6.000-6.500 per lembar.

BBCA bukan baru pertama kali stock split. Tercatat sudah memecah nilai sahamnya sebanyak 3 kali. Rinciannya:

  • BBCA stock split (2001) rasio 1:2 dari harga saham Rp 1.750 menjadi Rp 875 per lembarnya
  • Stock split kedua (2004) dengan rasio 1:2. Dari harga saham Rp 3.550 menjadi Rp 1.775 per lembarnya
  • Stock split ketiga (2008) rasio 1:2 dari harga Rp 7.100 menjadi Rp 3.550 per lembar saham.

Baca Juga: 10 Sekuritas Terbaik di Indonesia untuk Investasi Saham

Perhatikan Ini Sebelum Membeli Saham Stock Split

Membeli saham emiten yang melakukan stock split memang menguntungkan dari segi harga. Bisa dapat mercy harga innova kalau kata Lo Kheng Hong.

Harga saham bukanlah jaminan. Banyak saham yang harganya justru turun terus pasca stock split, seperti contoh di atas. Namun demikian, bukan berarti semua saham bernasib sama. Ada juga saham yang harganya justru naik, di antaranya BBRI.

Harga saham BBRI stock split terakhir kali berkisar Rp 3.000 per lembar saham. Kini, berada di level Rp 3.740 (per 29 September 2021).

Oleh karena itu, perhatikan hal ini ketika kamu ingin membeli saham stock split:

  • Kinerja keuangan perusahaan (laporan rugi laba, utang, cash flow, pendapatan, dan pengeluaran)
  • Prospek bisnisnya ke depan (kompetitor, peluang menjadi pemimpin pasar)
  • Kondisi makro ekonomi
  • Lihat juga valuasinya, mahal atau tidak. Mungkin saja harga sahamnya murah, tetapi valuasinya mahal.

Siapkan Dana, Serok Saham Stock Split

Aksi stock split pasti ditunggu para investor yang sudah ingin sekali mengoleksi saham suatu emiten, namun kepentok harga yang mahal. Membeli saham stock split dapat menjadi jalan untukmu memulai investasi saham.

Terpenting adalah siapkan dana investasinya. Jangan sampai ada kabar baik stock split emiten incaranmu, malah tidak ada uang sama sekali.

Baca Juga: Pengertian Investasi Leher ke Atas dan Contohnya