Suka Minum Kopi Tuku? Inilah Perjalanan Bisnisnya yang Menginspirasi

Berbeda dengan kuliner lainnya, minuman jenis kopi seakan tak pernah mengalami pasang surut seiring bergantinya tren. Dari dulu hingga sekarang, peminat kopi memang selalu ada, bahkan terus bertambah seiring dengan semakin menjamurnya bisnis coffee shop di seluruh penjuru negeri. 

Ya, kopi memang seringkali dijadikan sebagai minuman pembuka hari agar lebih siap menjalani setiap aktivitas. Tak hanya itu, kopi juga dapat menjadi teman ngobrol saat berkumpul dengan orang terdekat di kala senggang dan bersantai. Apalagi cita rasa kopi sekarang ini tidak selalu pahit, dengan varian rasa yang ringan sehingga lebih banyak orang tertarik untuk menikmati minuman tersebut. 

Nah, berbicara soal coffee shop, Anda pasti pernah mendengar tentang sebuah bisnis bertajuk Kopi Tuku. Bagi Anda yang mungkin lupa, Kopi Tuku ini dulu sempat viral karena salah satu gerainya pernah dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo beberapa tahun silam. Semenjak ‘keviralan’ tersebut, bisnis Kopi Tuku kian berkembang dan berhasil meraih kesuksesan yang lebih besar lagi. 

Namun, tahukah Anda jika ada banyak sekali pelajaran dan petuah bisnis yang bisa diambil dari usaha Kopi Tuku hingga mampu meraih sukses seperti sekarang ini? Tentunya, salah satu rahasia kesuksesan dari brand coffee shop tersebut tak bisa lepas dari pengaruh founder pertamanya, Andanu Prasetyo. Untuk itu, bagi Anda yang tertarik untuk terjun dan menekuni bisnis kafe atau coffee shop, simak dulu perjalanan bisnis dan rahasia kesuksesan dari brand Kopi Tuku berikut ini.

Baca Juga: Suka Kopi? Ini 7 Jenis Kopi yang Perlu Diketahui

Apa Itu Kopi Tuku?

loader

Toko Kopi Tuku (Sumber: lifepal.co.id)

Kalau mengingat headline berita beberapa tahun silam, Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan salah satu kedai bernama Kopi Tuku. Berdiri sejak tahun 2015, Kopi Tuku adalah salah satu gerai kopi yang sempat pernah dikunjungi dan dinikmati oleh Presiden Joko Widodo bersama keluarga pada tahun 2017 lalu. 

Kala itu, Presiden Jokowi memesan Kopi Susu Tetangga dan menjadi viral. Hingga saat ini, gerai Toko Kopi Tuku seakan tidak pernah sepi akan pengunjung. Tentu saja rahasia kesuksesan tersebut tidak serta merta karena sempat viral.

Melainkan, brand kopi lokal tersebut tidak akan menjadi besar seperti sekarang ini tanpa kegigihan dan keuletan dari sang founder, Andanu Prasetyo. Menurut cerita dari Tyo, sapaan akrabnya, Kopi Tuku ini bukanlah bisnis pertama yang dijalaninya. Kala melakukan tugas penelitian tentang kopi saat kuliah di tahun 2010, ia pernah menjalani bisnis distro dengan sang kakak. Kemudian banting stir menjadi seorang penjual kopi susu dengan membuka sebuah kafe bernama Toodz House. 

Semenjak melakukan tugas kuliah tersebut, Tyo menjadi semakin tertarik untuk mendalami bisnis kafe dan kopi. Hingga akhirnya, ia ingin memberikan kontribusi lebih besar terhadap industri kopi yang tengah digelutinya tersebut. Tyo juga mengaku sempat melakukan analisa budaya mengonsumsi kopi oleh masyarakat saat tinggal di negeri orang dan juga Yogyakarta.

Melalui proses analisa tersebut, ia menemukan fakta jika antusiasme masyarakat terhadap minuman kopi lokal masih terbilang rendah. Melalui fakta ini pulalah ia berpikir kenapa aktivitas ekspor kopi kerap dilakukan. Dengan dasar temuan tersebut, ia memiliki ide untuk mendirikan toko kopi dengan fokus mengangkat popularitas kopi lokal. 

Perjalanan Bisnis Kopi Tuku

Meski bisnis toko kopi lokal tersebut berjalan lancar dan ramai pengunjung, Tyo masih sering mencari ide untuk mengubah konsepnya. Mulai dari minumannya, harga, service, hingga layout gerai diubah oleh Andanu Prasetyo. Inilah cikal bakal dari lahirnya bisnis coffee shop yang dikenal dengan nama Kopi Tuku.

Saat awal pembukaan gerai, Tyo sengaja tidak menyelenggarakan kegiatan grand opening selayaknya bisnis kuliner lainnya. Pembukaan gerai tersebut hanya dirayakan dengan acara pemotongan tumpeng yang dihadiri masyarakat sekitar saja. Pada awalnya, gerai Kopi Tuku di Cipete ini dijalaninya bersama dua orang karyawan.

Seiring dengan berjalannya waktu, bisnis coffee shop yang dijalaninya semakin ramai pengunjung dan mendapatkan banyak pelanggan. Produk andalannya tetap Kopi Susu Tetangga, produk dengan kombinasi latte dan gula aren. 

Tyo juga mengungkapkan bahwa saat tokonya sedang ramai pengunjung, ada sebagian masyarakat sekitar yang turut membantunya bekerja sebagai kasir ataupun pelayan toko. Alasannya melakukan hal ini adalah awal pembukaan Kopi Tuku memang diperuntukkan masyarakat sekitar gerai. 

Tak hanya di Cipete, Tyo juga sempat membuka cabang di Ruci Art Senopati. Namun, tak sampai satu tahun berjalan, gerai tersebut harus ditutup karena menurut Tyo konsep gerainya tidak sesuai dengan Ruci Art. Akhirnya, dia memutuskan untuk memindahkan gerai Kopi Tuku Tersebut di Pasar Santa, dan terus mengembangkan sayap bisnisnya dan membuka beberapa cabang lagi lainnya yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga: Janji Jiwa Kenalkan Konsep Grab and Go ke Penggemar Kopi Indonesia

Banyaknya Cabang serta Omzet yang Mampu Diraih Kopi Tuku

Perjalanan bisnis Kopi Tuku hingga mampu meraih kesuksesan sekarang ini memang tidaklah ringkas. Terlebih geliat bisnis dan kegigihan dari sang founder, Andanu Prasetyo, sejak masih berada di bangku kuliah untuk terus berusaha dapat diacungi jempol. 

Kini, Kopi Tuku telah memiliki 11 gerai yang tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek. Dengan konsep toko kecil, Kopi Tuku umumnya melayani pemesanan dari ojek online dan take away. Jarang gerainya yang menyediakan area untuk dine in atau minum di tempat dan hanya menyediakan tempat duduk memanjang bagi pengunjung yang sedang menunggu antrian. 

Setelah sekitar 5 tahun lebih beroperasi, Kopi Tuku telah berhasil mencapai target penjualan sebanyak 1000 gelas setiap harinya. Jika dihitung secara omzet, harga Kopi Tuku mulai dari Rp10 ribu hingga Rp18 ribu. Sehingga, omzet atau penghasilan kotor dari bisnis tersebut tentu bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp18 juta per harinya. 

Rahasia Kesuksesan Toko Kopi Tuku

Di tengah boomingnya bisnis coffee shop, Toko Kopi Tuku menjadi salah satu brand lokal yang berhasil meraih kesuksesan dan bertahan di balik ketatnya industri tersebut. Tentu saja kesuksesan tersebut berasal dari jiwa bisnis dari Andanu Prasetyo selaku pendiri. 

Berawal dari penelitian yang dilakukan demi tugas kuliah, Tyo melihat adanya peluang pada bisnis ini. Mulai dari merombak usaha distronya menjadi toko kopi lokal dan akhirnya mendirikan brand minuman kopinya sendiri. 

Ia juga tak enggan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk turut berpartisipasi dalam mengembangkan bisnisnya tersebut. Saat pertama kali membuka gerai Kopi Tuku, ia mengaku gerai tersebut memang diperuntukkan pada masyarakat sekitarnya. Jadi, sembari mendapat bantuan kala ramai pengunjung, Tyo juga tak ragu untuk bercengkerama dengan tetangga sekitar saat gerai sedang lenggang.

Tyo juga menyampaikan bahwa saat berbisnis, dia tak terlalu mementingkan apakah bisnisnya akan mampu meraih kesuksesan atau tidak. Dengan sikap nothing to lose, ia melakukan usaha yang terbaik agar bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan tanpa adanya rasa takut akan kegagalan tersebut, ia bisa lebih fokus untuk mengembangkan bisnis dan mengevaluasi serta memperbaiki aspek-aspek apa saja yang mampu ditingkatkan. Seperti menawarkan produk baru, berinovasi, dan lain sebagainya.

Selain itu, jangan ragu untuk memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan penjualan bisnis. Dalam kasus ini saja, adanya fasilitas ojek online mampu meningkatkan proporsi penjualan yang awalnya hanya 30 persen, melonjak menjadi 70 persen. Terutama di tengah badai pandemi seperti sekarang ini, pebisnis harus pintar-pintar mencari celah agar usaha yang dijalankannya mampu meraih target penjualan dan mempertahankan eksistensinya.

Kopi Kekinian, Bisnis Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu

Dari dulu hingga sekarang, jumlah penikmat kopi seakan tak pernah mengalami pasang surut. Hampir setiap hari orang-orang pasti mencari minuman tersebut untuk memulai hari atau menumbuhkan kembali semangat saat istirahat kerja. 

Dari perjalanan bisnis Kopi Tuku di atas, dapat terlihat bahwa bisnis kopi yang sukses tak selalu harus berkiblat pada tren di luar negeri. Asal mampu memanfaatkan produk lokal dengan maksimal, bisnis coffee shop akan tetap mampu meraih kesuksesan. Yang terpenting, buang jauh-jauh rasa takut bisnis akan gagal agar atensi Anda bisa lebih fokus untuk mengembangkan bisnis dan memperbaiki aspek yang dirasa belum optimal.

Baca Juga: Kopi Kapal Api: Dari Jualan Keliling hingga Jadi Kopi Legendaris