Ubah Audiens Jadi Pelanggan, Ini Pengertian dan Tips Lakukan Pitching bagi Pebisnis

Mampu menarik minat beli konsumen dan menggaet lebih banyak pelanggan merupakan salah satu skill yang wajib dimiliki oleh pebisnis atau salesman. Kemampuan untuk mengubah orang awam (dalam hal ini audiens) menjadi seorang pelanggan ternyata bisa dilakukan dengan berbagai metode. Salah satunya adalah dengan melakukan pitching. 

Kamu mungkin penasaran, apa itu pitching dan tips melakukan metode tersebut bagi pebisnis. Nah, untuk menjawab rasa penasaran tersebut, simak penjelasan mengenai pengertian pitching dan segala hal mengenainya berikut ini. 

Baca Juga: Tips Agar Presentasi Kerja Berjalan Lancar

Apa Itu Pitching?

loader

Apa Itu Pitching?

Seperti yang sudah dibahas sedikit sebelumnya, pitching adalah salah satu metode untuk mengubah audiens menjadi pelanggan. Namun, yang sebenarnya dimaksud dengan pitching adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan agar dapat meyakinkan orang lain. 

Dalam dunia bisnis, pitching umumnya digunakan untuk menarik perhatian dan keyakinan pembeli maupun pemangku kebijakan terhadap sebuah produk atau proyek tertentu. Pada dasarnya, pitching dilakukan melalui presentasi singkat yang ditunjukkan kepada pihak yang ingin diyakinkan. Dalam kata lain, tujuan dari metode ini dalam hal bisnis adalah untuk memperkenalkan sebuah brand, perusahaan, produk, maupun jasa yang kamu miliki kepada pihak lain. 

Tips Melakukan Pitching Klien

  1. Kenali Dulu Masalah Klien

    Tips utama dalam melakukan pitching adalah memahami dulu masalah yang dihadapi klien, kebutuhan, dan ekspektasinya. Dengan mengetahui informasi tersebut, kamu pun jadi lebih tahu materi apa yang sebaiknya disasar dan disampaikan.  

  2. Upayakan Klien Merasa Dekat dengan Dirimu

    Selayaknya saat berkaca, kamu harus mampu menjadi lebih dekat dengan calon klien ketika mereka memiliki masalah yang serupa. Saat merasa dekat dengan dirimu, klien tentu akan menjadi lebih mudah untuk dipengaruhi. Karena itu, pastikan untuk menekankan tips ini ketika melakukan proses pitching.  

  3. Lakukan Persiapan Teknis

    Terkadang, karena terlalu berfokus pada hal lainnya, tidak sedikit orang melupakan hal yang bersifat teknis saat melakukan metode ini. Padahal, persiapan teknis merupakan salah satu hal yang penting dan perlu selalu diingat. 

    Oleh sebab itu, pastikan untuk menyiapkan materi presentasi sebaik mungkin, termasuk mengecek dokumen dan file agar bisa dibuka semuanya. Selain itu, persiapkan juga solusi akan kemungkinan adanya masalah saat melakukan proses ini, sebagai contoh, mati lampu. Dengan persiapan yang matang, dijamin pitching akan mampu berjalan dengan lancar.  

  4. Manfaatkan Unique Value Proposition atau UVP yang Dimiliki

    UVP adalah sebuah bentuk pernyataan , penjelasan, maupun uraian dari suatu hal yang bisa membuat produk terlihat berbeda ketimbang produk lain. Melalui pemanfaatan UVP ini, kamu akan lebih mudah dalam memikat perhatian dan daya tarik klien terhadap hal apa pun yang sedang ditawarkan. Dengan begitu, klien akan lebih tertarik untuk menggunakan produk yang kamu tawarkan, alih-alih produk dari kompetitor. 

  5. Jelas Dalam Menyampaikan Pesan

    Tidak hanya tentang konten dan materi, penyampaian yang jelas adalah salah satu kunci penting untuk menyukseskan proses pitching. Bagaimana caramu berkomunikasi, termasuk, masalah nada, gaya bahasa, dan sebagainya, sedikit banyak akan memengaruhi keyakinan dari audiens atau calon klien. Jadi, melatih kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking adalah hal yang wajib dilakukan agar mampu menyukseskan proses pitching ini. 

  6. Lakukan Pembukaan secara Menarik

    Bagi sebagian orang, presentasi adalah suatu hal yang membosankan dan mudah menghilangkan fokus pendengarnya. Untuk menyiasati masalah tersebut, kamu perlu membukanya dengan hal yang mampu menarik perhatian. 

    Beberapa contohnya adalah memberikan fakta mengejutkan atau cerita yang menggugah mengenai hal yang berkaitan dengan materi presentasi. Dengan begitu, audiens atau calon klien akan lebih tertarik untuk memerhatikan presentasi yang dilakukan, dan menangkap pesan yang disampaikan di dalamnya. 

  7. Buktikan Hasil Nyata dari Produk

    Tidak ada cara lain yang lebih ampuh meyakinkan audiens atau calon klien selain bukti nyata dari produk yang coba kamu tawarkan. Potensi keberhasilan pitching tentu akan menjadi sangat tinggi saat kamu mampu menunjukkan manfaat utama sebuah produk, terlebih mengenai kemampuannya dalam menyelesaikan masalah calon klien.

    Kurangi membicarakan manfaat atau fitur kecil dari produk yang mungkin banyak ditemui di produk lainnya, dan lebih fokus ke masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Lalu, pastikan untuk menjelaskan bagaimana produk yang ditawarkan mampu menjadi jawaban dari permasalahan tersebut agar perhatian mereka juga bisa langsung terpancing. 

  8. Pakai Kata Ganti Orang Kedua

    Saat melakukan presentasi, usahakan mengganti subjeknya menjadi kata ganti dari orang kedua. Sebagai contoh, coba sapa mereka dengan panggilan seperti, teman-teman, kamu, saudara, Anda, dan semacamnya. Dengan memakai kata ganti tersebut, audiens atau calon klien akan merasa semakin dekat dan melancarkan proses ajakan yang sedang dilakukan. 

  9. Perhatikan Durasi

    Selain menghilangkan fokus, tidak semua calon klien memiliki waktu yang banyak untuk mendengarkan presentasi. Anggapan waktu adalah uang berlaku dalam hal berbisnis, dan ada kemungkinan klien kamu memiliki aktivitas penting yang harus dilakukan segera setelah mendengarkan presentasi perlu selalu diingat. 

    Oleh karena itu, jangan sampai membuat presentasi terlalu lama, maupun terlalu sebentar. Durasi yang presentasi yang ideal mungkin kurang dari 30 menit, namun pastikan bahwa seluruh materi pitching dapat disampaikan dengan padat dan pastinya jelas.

  10. Akhiri Pitching dengan CTA

    Call to Action atau CTA adalah ajakan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan inti dari metode pitching yang sedang dilakukan. CTA penting dilakukan di akhir proses pitching, agar membuat calon klien mengetahui hal apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tidak hanya di akhir presentasi, CTA juga bisa disisipkan di tengah maupun awal sesi, asalkan sesuai dengan keperluan dan kondisinya. 

  11. Pastikan untuk Melakukan Follow Up

    Terakhir, walaupun proses pitching telah selesai dilakukan, jangan lupa untuk melakukan follow up terkait ketertarikan pihak klien terhadap penawaran sebelumnya. Mengapa hal ini penting untuk dilakukan? 

    Karena ini merupakan kesempatan untuk mengubah calon klien menjadi klien, dan membuka kemungkinan klien yang awalnya tidak tertarik untuk mempertimbangkan kembali penawaran tersebut. 

    Baca Juga: Infografik, Cara Visualisasikan Informasi dan Konten dengan Lebih Menarik

4 Kesalahan dalam Melakukan Pitching

Selain tips di atas, ada pula 4 kesalahan yang wajib dihindari dalam melakukan pitching. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Struktur Presentasi Kurang Rapi

    Presentasi pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan saat kamu bercerita. Jika strukturnya tidak rapi, kurang menarik, dan tidak berkesinambungan, pesan yang tersampaikan sudah pasti tidak maksimal. Oleh karena itu, pastikan struktur presentasi yang kamu sampaikan jelas, runtut, serta gampang dimengerti. 

  2. Terlalu Banyak Menyampaikan Informasi

    Kesalahan lainnya dalam melakukan metode ajakan ini adalah menyampaikan terlalu banyak informasi. Alhasil, calon klien pun menjadi kehilangan fokus, dan durasi presentasi menjadi terlampau panjang. 

    Untuk menyiasatinya, pastikan hanya menyampaikan pesan dan informasi krusial dalam proses pitching. Selain itu, hindari pula memberi informasi yang bersifat multitafsir agar risiko salah paham dan disinformasi tidak sampai terjadi. 

  3. Riset Kurang Mendalam

    Riset yang mendalam dan tepat sasaran merupakan faktor penting dalam proses pitching di depan calon klien. Barulah dengan begitu kamu bisa mengenalkan dan menjelaskan kelebihan produk dengan jelas. 

  4. Eksekusi Presentasi Kurang Maksimal

    Kesalahan terakhir yang wajib dihindari dalam melakukan pitching adalah eksekusi presentasi kurang maksimal. Karenanya, penting untuk melakukan latihan terlebih dahulu, khususnya terkait kemampuan berbicara di depan umum dan menyampaikan pesan dengan jelas dan luwes tanpa canggung. 

Cara Mengukur Keberhasilan Pitching

Lalu, bagaimana cara mengukur keberhasilan proses pitching? Tidak sulit, berikut adalah 3 hal yang bisa dijadikan rujukan mengetahui tingkat kesuksesan proses pitching.

  1. Kesesuaian dengan Tujuan

    Tujuan dari melakukan pitching bisa beragam, tergantung dari posisi serta tahap perjalanan yang telah dilalui pihak klien. Sebagai contoh, ajakan ini kamu lakukan untuk meyakinkan klien agar tertarik membeli produk yang sudah ditawarkan.

  2. Menentukan Sasaran Sesuai Tujuan

    Setelah menentukan tujuan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan sasaran. Misalnya, jika tujuan pitching adalah untuk meyakinkan calon klien agar melakukan pembelian, maka sasarannya adalah menciptakan transaksi penjualan dengan nilai tertentu.

  3. Mengetahui Tingkat Keberhasilan dari Pitching Klien

    Terakhir, melalui tujuan dan sasaran tersebut, kamu dapat menentukan tingkat keberhasilan yang ingin dipakai. Jika menggunakan contoh di atas, tingkat keberhasilan bisa dilihat dengan cara menjumlahkan keseluruhan penjualan di periode tertentu, serta customer acquisition cost. 

Bangun Ketertarikan Klien Akan Sebuah Produk atau Proyek dengan Pitching

Pitching adalah sebuah proses yang dilakukan guna meyakinkan calon klien agar tertarik untuk membeli sebuah produk atau menyetujui sebuah proyek yang ditawarkan. Dengan eksekusi yang tepat, kegiatan ini dapat menjadi kunci krusial mendapatkan pelanggan besar, maupun meningkatkan penjualan produk, dan wajib dikuasai oleh salesman maupun pebisnis. 

Baca Juga: Tertarik Menjadi Account Executive? Miliki 7 Keahlian Ini!