Memahami Arti Underwriting dan Prosesnya di Dunia Asuransi, Investasi, dan Pinjaman

Jika pernah mengajukan asuransi, kamu tentu tidak asing dengan proses yang disebut dengan istilah underwriting. Pada dasarnya, underwriting adalah salah satu proses ketat yang dilakukan oleh perusahaan asuransi sebelum memberikan besaran premi kepada para nasabahnya. 

Melalui proses ini, pihak perusahaan asuransi mampu lebih mudah dan akurat menentukan apakah nasabah layak untuk mendapatkan layanan asuransi yang ditawarkannya. Dengan begitu, perusahaan asuransi bisa mengetahui apakah pemberian program pada orang maupun bisnis yang bersangkutan tersebut bisa memberikan keuntungan bagi mereka atau tidak. 

Dari penjelasan tersebut, mungkin kamu masih belum memahami tentang pengertian underwriting dan proses yang dilakukan di dalamnya. Nah, jika ingin tahu lebih lanjut seputar istilah underwriting ini, termasuk jenis dan rangkaian prosesnya, berikut penjelasan lengkapnya. 

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Arti Underwriting dan Penggunaan Istilahnya

loader

Seperti yang telah dibahas sedikit sebelumnya, pengertian underwriting adalah proses yang dilakukan untuk menyeleksi kelayakan seseorang atau bisnis dalam mendapatkan layanan asuransi. Namun, di samping arti underwriting tersebut, istilah ini memiliki pengertian  yang lebih luas lagi.

Secara umum, maksud dari istilah underwriting adalah mengidentifikasi dan menyeleksi risiko. Dalam konteks layanan asuransi, calon nasabah atau pihak tertanggung diharuskan terlebih dulu untuk melalui proses ini sebelum nantinya diberikan biaya premi dengan nominal tertentu. 

Dalam kata lain, arti underwriting adalah suatu proses yang dilakukan, biasanya oleh perusahaan asuransi, dengan maksud untuk menyaring atau menyeleksi calon nasabahnya. Pada proses ini, pihak perusahaan asuransi bakal mencari informasi seputar calon nasabahnya dan menganalisis potensi risiko yang dimiliki. 

Oleh karena itu, ketika kamu mengajukan diri menjadi nasabah suatu produk asuransi, pihak perusahaan asuransi akan melakukan proses seleksi via proses ini. Dalam prosedurnya sendiri, underwriting dilakukan dengan melibatkan sejumlah aspek, seperti, data, statistik, dan juga panduan aktuaris. 

Mengapa hal tersebut perlu dilakukan? Alasannya karena proses ini mampu membantu perusahaan asuransi dalam menentukan nominal premi yang akurat dan adil terhadap calon nasabahnya menyesuaikan dengan tingkat risiko yang ditanggung berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. 

Seperti yang kita tahu, cara kerja dari asuransi adalah perusahaan asuransi memberi manfaat perlindungan finansial terhadap risiko masalah yang mungkin terjadi pada nasabahnya. Untuk bisa mendapatkan manfaat perlindungan tersebut, nasabah diharuskan membayar biaya premi dengan nominal tertentu. 

Karena cara kerjanya tersebut, perusahaan asuransi perlu mencari cara agar bisa menentukan berapa besar pertaruhan atau risiko yang diambilnya saat memberi jaminan pertanggungan kepada nasabahnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara melakukan proses underwriting yang mampu memberi tahu perusahaan asuransi, apakah seseorang layak untuk menjadi peserta asuransinya atau tidak. 

Sehingga, proses ini pasti akan selalu dilakukan ketika seseorang hendak mengajukan produk asuransi, apapun jenisnya. Kalaupun ternyata melalui hasil underwriting ini calon nasabah dinyatakan tidak lolos atau terlalu berisiko, sudah pasti pengajuan asuransinya berakhir dengan penolakan. 

Langkah selanjutnya, dari penolakan tersebut, calon nasabah akan diberikan pilihan. Yang pertama tidak jadi mengajukan asuransi, atau yang kedua tetap mengajukan asuransi tapi dengan biaya premi yang lebih mahal maupun perlu memenuhi ketentuan dan syarat khusus lainnya sesuai kebijakan perusahaan asuransi. 

Baca Juga: Asuransi Umum: Pengertian, Jenis dan Perusahaan Asuransi Terbaik

Jenis Proses Underwriting 

Perlu dipahami jika istilah underwriting sejatinya tak hanya ditemui dalam dunia asuransi saja. Tapi, dalam proses pinjaman atau kredit serta sekuritas, istilah ini juga tidak jarang ditemui dengan fungsi dan tujuan kegunaan tertentu. Hal tersebut membuat proses ini memiliki 3 jenis yang berbeda.

Jenis Proses Underwriting Penjelasan
Loan Underwriting

Jenis underwriting yang pertama adalah untuk pinjaman atau loan. Contoh paling mudah dari jenis underwriting ini adalah hipotek. Pada jenis ini, proses underwriting dilakukan dengan otomatis serta melibatkan berbagai macam aktivitas, antara lain:

  • Pengecekan dan penilaian terhadap riwayat kredit atau skor kredit pihak pemohon pinjaman.
  • Mengecek laporan keuangan.
  • Mencari tahu nilai dari jaminan yang diberikan.
  • Faktor lainnya yang bergantung dari ukuran dan juga tujuan aktivitas pinjaman.
Insurance Underwriting

Underwriting dalam konteks asuransi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan proses yang berfokus terhadap informasi calon nasabah atau pemegang polis, maupun pihak yang mengajukan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan. 

Pada produk asuransi kesehatan, underwriting umumnya digunakan untuk mengetahui berapa besaran atau jumlah premi yang perlu ditagihkan ke pihak pemohon berdasarkan dari hasil analisis kondisinya.

Biasanya, sebelum mengajukan asuransi kesehatan, pihak pemohon diharuskan untuk melakukan pengecekan medis atau medical check up di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pihak perusahaan asuransi. 

Sementara itu, untuk produk asuransi jiwa, proses underwriting dilakukan agar mengetahui tingkat risiko dari calon pemilik polis dalam mendapatkan layanan asuransi.

Beberapa aspek yang sering kali dicek dan diperhatikan pada proses pengajuan asuransi jiwa ini meliputi, usia pihak tertanggung, kondisi kesehatan, gaya hidup, riwayat medis keluarga, pekerjaan, sampai hobi yang dijalani.

Berdasarkan serangkaian pengecekan terhadap sejumlah aspek tersebut, pihak penyedia asuransi jiwa bisa mengetahui seberapa besar risiko yang ditanggungnya ketika menyetujui pengajuan asuransi dari pihak calon nasabahnya tersebut.

Security Underwriting

Jenis yang terakhir ada security underwriting yang berguna untuk mengetahui risiko serta nilai dari sekuritas yang umumnya berkaitan dengan kegiatan IPO atau Initial Public Offering. Pada jenis ini, underwriting dilakukan atas nama dari calon investor, di mana umumnya merupakan perbankan investasi. 

Mengacu dari hasil proses underwriting ini, suatu bank investasi bakal memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap surat berharga atau saham perusahaan yang hendak melakukan IPO atau tidak. 

Lalu, surat berharga yang telah dibelinya tersebut akan dijual pada pasar modal. Melalui proses ini, bank investasi mampu memastikan jika perusahaan yang melakukan IPO dapat memberi imbal hasil modal yang diperlukan serta pihak underwriter bisa menerima premi maupun keuntungan dari layanan atau jasa yang telah diberikannya.

Proses Dilakukannya Underwriting

Pada dasarnya, proses underwriting bisa dibagi ke dalam 4 bagian, antara lain:

1. Analisis Kondisi Calon Nasabah

Proses analisis ini dilakukan dengan memberikan penilaian terkait sejumlah faktor penentu pada profil risiko pihak pemohon. Faktor penilaian tersebut tergantung dari jenis asuransi yang diajukan. Beberapa faktor yang umum dijadikan pertimbangan oleh perusahaan asuransi meliputi, riwayat kesehatan, pekerjaan, gaya hidup, hobi, domisili, skor kredit, klaim asuransi sebelumnya, serta karakteristik finansial.

2. Pengelompokan Berdasarkan Risiko

Proses selanjutnya, setelah situasi calon nasabah berhasil dianalisis, perusahaan asuransi akan mengelompokkannya sesuai dengan risiko yang dimiliki. Terdapat sejumlah kategori terkait pengelompokan risiko calon nasabah ini, yaitu preferred risks, standard risks, substandard risks, dan declined risks.

Tergantung dari kategori tersebut, perusahaan asuransi bisa menentukan apakah calon nasabah layak memperoleh layanan asuransi atau tidak. Perlu dipahami jika semakin tinggi risiko calon nasabahnya, nominal premi yang perlu dibayarkan biasanya menjadi lebih mahal atau pengajuannya tak akan disetujui. Pun sebaliknya, jika risikonya terbilang rendah, beban premi yang diberikan menjadi lebih terjangkau. 

3. Mengirim Kembali Pengajuan Nasabah

Kemudian, proses underwriting dilanjutkan dengan pihak perusahaan asuransi mengirimkan kembali permohonan calon nasabahnya pasca dianalisis dan membuat pengelompokan. Saat pengajuannya diterima, nasabah akan mendapatkan polis asuransi. Tapi, jika ternyata ditolak, pihak nasabah masih dapat mengajukan alternatif layanan asuransi lain dengan sejumlah ketentuan atau syarat tambahan yang berlaku. 

4. Melakukan Evaluasi Perubahan saat Dibutuhkan

Terakhir, perlu digaris bawahi jika setelah nasabah mendapat polis asuransi, tak berarti jika pengajuan yang dilakukannya tak diperiksa kembali. Seiring waktu, perusahaan asuransi bakal melakukan review terkait polis serta informasi risiko. 

Langkah ini sering kali dilakukan jika pihak asuransi merasa ada hal yang janggal, atau terdapat perubahan dalam kondisi dan tingkat risiko pihak nasabahnya. Di samping itu, proses ini juga dibutuhkan untuk menghindari risiko kondisi asuransi berlebih atau di bawah pertanggungan.

Baca Juga: Apa Itu Asuransi Kelompok, Jenis dan Bedanya dengan Asuransi Individu?

Underwriting Adalah Proses Penting untuk Diketahui Risiko yang Ditanggung Asuransi

Itulah penjelasan lengkap tentang arti underwriting, jenis, dan sederet prosesnya. Intinya, aktivitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi saat memberikan polis pada calon nasabahnya. Dengan begitu, perusahaan asuransi bisa melakukan penyesuaian terkait biaya premi yang akan dibebankannya, maupun mengambil keputusan untuk menyetujui pengajuan calon nasabah atau tidak. 

Baca Juga: Menjadi Kewajiban Nasabah Asuransi, Yuk Cari Tahu Apa Itu Premi Asuransi dan Cara Kerjanya