Kenali Apa Itu Tanaman Porang dan Sederet Tips Membudidayakannya

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, nama tanaman porang mungkin masih terdengar asing di telinga. Padahal, jenis tanaman tersebut amat mudah ditemui karena mampu tumbuh secara liar di tempat terbuka, atau bahkan pekarangan rumah. Selain itu, tak sedikit pula masyarakat yang melihat nilai jual dari tanaman tersebut dan mulai membudidayakannya. 

Bagi kamu yang belum tahu, porang memang menjadi salah satu jenis tanaman yang bisa dijadikan sebagai ladang rezeki karena memiliki cukup banyak peminat. Tak hanya di dalam negeri, tanaman porang juga cukup banyak diminati dan laris manis di pasar ekspor. 

Bahkan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa tanaman porang yang dibudidayakan mampu mendorong aktivitas ekspor dari sektor pertanian. Yang menjadi pertanyaan adalah apa itu tanaman porang sebenarnya? Mengapa jenis tanaman tersebut cukup marak dicari dan dapat menjadi peluang berbisnis yang menjanjikan?

Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut terpapar ulasan tentang apa itu tanaman porang, manfaat membudidayakannya, kandungan gizi yang ada di dalamnya, karakteristik, tips membudidayakan, serta alasannya dibanderol dengan harga selangit berikut ini. 

Baca Juga: Usaha Agrobisnis, Peluang Usaha Rumahan dengan Keuntungan Berlipat

Apa Itu Tanaman Porang?

loader

Tanaman Umbi Porang

Dahulu, tanaman porang ini mungkin tak begitu dikenal oleh masyarakat, bahkan cenderung diabaikan saat tumbuh di pekarangan rumah. Namun, saat ini, tak sedikit petani yang mulai menyadari nilai jual dari tanaman porang dan mulai membudidayakannya lalu menjualnya demi mendapatkan pundi-pundi Rupiah. 

Tanaman porang adalah jenis umbi-umbian yang memiliki nama latin, Amorphophallus muelleri, dan juga dikenal sebagai iles-iles di sejumlah wilayah di Jawa. Tengah naik daun, porang mulai ramai ditanam dan dibudidayakan oleh para petani di dalam negeri seiring dengan meningkatnya permintaan atau demand ekspor umbinya.

Tanaman porang sering kali dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tepung, penjernih air, kosmetik, pembuatan jelly maupun lem. Sebagai produk ekspor, tanaman porang banyak dicari di Taiwan, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, sampai sejumlah negara Eropa. 

Berdasarkan data dari Kementan, tercatat ekspor porang pada periode Januari sampai Juli 2020 mencapai 14.558 ton. Ekspor tersebut menyentuh nilai lebih dari 800 miliar Rupiah, melonjak tajam dibanding 2019 yang hanya mencapai angka 644 miliar Rupiah atau sekitar 11.700an ton. Mengetahui hal tersebut, tentu peluang bisnis ini cukup menjanjikan dan mampu memberikan potensi keuntungan yang menggiurkan.

Keuntungan Membudidayakan Tanaman Porang

Walaupun dulunya dibiarkan tumbuh liar di lahan kosong ataupun pekarangan rumah, kini tak sedikit orang yang tertarik untuk membudidayakan tanaman ini. Alasannya karena jenis tumbuhan umbi-umbian tersebut ternyata mampu memberikan beragam keuntungan kepada pembudidayanya. 

  • Permintaan ekspor yang tergolong tinggi.
  • Membudidayakan tanaman porang juga tak terlalu sulit karena dapat beradaptasi pada hampir semua macam tanah, termasuk tanah yang kering. Porang juga mudah untuk dibudidayakan pada lahan di ketinggian 0 hingga 700 mdpl. 
  • Dengan metode perawatan yang tak terlalu rumit, bahkan minim, umbi tanaman porang bisa dipanen dengan mudah. 
  • Dapat ditanam secara tumpang sari sebab toleran dengan naungan sampai 60 persen. 
  • Bibitnya umumnya berasal dari potongan umbian batang atau umbi katak atau umbi yang sudah mempunyai titik tumbuh dan bisa ditanam langsung. 

Namun, tanaman porang memiliki usia panen yang cukup lama, yakni di atas 1 tahun. Dengan harga jual 4 ribu Rupiah per kilogram untuk umbi porang yang segar, dan 14 ribu Rupiah untuk porang yang telah diolah serta siap ekspor. 

Baca Juga: Kumis Kucing, Satu Tanaman Berjuta Manfaat

Kandungan Gizi yang Terkandung pada Tanaman Porang

Bagian umbi porang mempunyai khasiat paling hebat karena mengandung kalsium dan juga glucomannan. Selain itu, ada pula kandungan lain dari tanaman porang, yakni, vitamin, mineral, lemak, alkaloid, karbohidrat, serta pangan, dan juga kristal oksalat. Namun, harap berhati-hati saat mengonsumsinya karena kristal oksalat yang terkandungnya memiliki bentuk selayaknya jarum kecil dan mampu menyebabkan tenggorokan dan juga lidah terasa gatal. 

Ciri dari Tanaman Porang

Tanaman porang mempunyai bunga dengan warna merah muda serta bercak putih dan bau busuk yang cukup menyengat ketika mekar. Melalui bau busuk tersebut, porang mampu menarik perhatian lalat dan membantu proses penyerbukannya. 

Tanaman tersebut juga mempunyai bulbil, yakni, tonjolan dengan warna coklat dan memiliki bentuk bulan serta tumbuh di bagian daunnya. Satu tanaman porang dapat menghasilkan 1 sampai 20 bulbil dengan letak dan bentuk yang berbeda. Bulbil pun bisa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman porang selanjutnya selain menggunakan bagian umbinya. 

Alasan Tanaman Porang Dibanderol dengan Harga Tinggi

Semakin tinggi permintaan sebuah barang atau jasa dan terbatasnya supply yang tersedia, harga jual produk tersebut tentu akan semakin meningkat. Mungkin, inilah salah satu alasan mengapa harga tanaman porang relatif lebih tinggi meskipun memiliki cara perawatan yang tak terlalu sulit. 

Namun, alasan harga tanaman porang yang mahal bukan karena hal itu saja. Ada sejumlah alasan lain yang membuat jenis umbi-umbian tersebut masih tetap laris manis di pasar ekspor, antara lain:

  1. Cocok Dijadikan Sebagai Teman Diet

    Umbi porang mengandung karbohidrat glukomanan, kandungan nutrisi yang mampu melambatkan proses makanan tersebut dicerna. Alhasil, tubuh pun akan terasa tidak mudah lapar sehingga jumlah kalori yang masuk bisa dikontrol. 

  2. Sifat Netralitas Tinggi

    Selain untuk membantu melancarkan program diet, karbohidrat glukomanan yang terkandung pada porang juga dapat dicampur atau dipadukan dengan jenis makanan apa pun. Hal ini karena sifat netralitasnya yang tinggi membuat tanaman umbi porang dapat dipadukan dengan gula, garam, sayur, bahkan sekadar air sekalipun. Selain itu, karena sifat netralitasnya yang tinggi tersebut tanaman umbi porang pun cocok dijadikan sebagai bahan campuran medis maupun industri lainnya. 

  3. Memberikan Beragam Manfaat Kesehatan

    Selain manfaat di atas, senyawa glukomanan juga dianggap mampu menjadi sumber pangan sehat karena mampu menekan kadar kolesterol dalam tubuh, kadar gula dalam darah, mengatasi sembelit, hingga mencegah kanker. Tak hanya itu, tanaman umbi porang juga mengandung banyak sekali nutrisi yang penting dibutuhkan tubuh, seperti, karbohidrat, protein, vitamin, lemak, mineral, kristal oksalat, kalsium, serat pangan, hingga alkaloid. 

  4. Dapat Dijadikan Sebagai Lapisan Negatif Film

    Porang juga bisa menjadi bahan pembuatan lapisan negatif pada film yang tipis, transparan, namun tetap kedap air. Selain itu, walaupun belum dibuktikan kebenarannya, dahulu tanaman ini dijadikan sebagai bahan pembuatan bagian kedap air yang ada di pesawat.

  5. Mampu Mengembang Hingga 100 Sampai 200 Kali dari Ukuran Aslinya

    Tak kalah menariknya, porang juga diketahui mampu mengembang sebanyak 100 kali sampai 200 kali saat dicampurkan ke dalam bahan makanan tertentu. Eksperimen ini pernah dilakukan oleh Profesor Edi yang membuat jenang menggunakan bahan glukomanan dari jenis Amorphophallus konjac. Hasilnya adalah 2 sendok teh dari bahan tersebut yang dicampurkan pada 10 liter air menjadi lebih kental dan padat sehingga diyakini mampu memenuhi keperluan pangan hanya dengan menggunakan bahan relatif sedikit. 

  6. Menjadi Campuran Pengisi atau Filler Obat

    Dengan kemampuannya untuk mengembang tersebut, iles-iles berpotensi menjadi tambahan filler obat. Hal tersebut memungkinkan obat untuk mampu menyebar dengan lebih optimal ketika dikonsumsi manusia. 

Tips dalam Melakukan Budidaya Tanaman Porang

Porang bukanlah jenis tanaman yang sulit untuk dibudidayakan. Bahkan, tanaman ini bisa tumbuh secara liar di pekarangan rumah. Namun, agar mampu memberikan hasil panen yang optimal, ada beberapa tips budidaya tanaman porang yang perlu diketahui.

  1. Penentuan Lokasi

    Usahakan untuk memiliki lahan datar dan dibuat guludan selebar 50 cm, tinggi sekitar 25 cm, dan panjang bisa disesuaikan dengan luas lahan. Beri jarak di antara guludan sekitar 50 cm dan pastikan lahan cukup terbuka atau mampu menerima cahaya matahari pada intensitas sekitar 60 sampai 70 persen. 

  2. Pemilihan Bibit

    Bibit tanaman porang berasal dari bulbil atau umbi porang yang sehat. Bibit tersebut cukup ditanam satu kali saja. Bibit tersebut dapat ditanam setelah berumur paling tidak 3 tahun, dan selanjutnya bisa dipanen setahun sekali tanpa perlu melakukan penanaman kembali.

  3. Proses Penanaman

    Porang disarankan untuk ditanam ketika akan memasuki musim hujan. Mudah saja, penanamannya bisa dilakukan dengan memasukkan bibit ke dalam lubang yang sudah disiapkan dengan pupuk dasarnya. 

    Pastikan bibit tanaman porang menghadap ke atas ketika tumbuh dan berjarak 1 kali 1 meter antara bibit satu dengan yang lainnya. Setelah bibit ditanam, tutup kembali menggunakan tanah dengan ketebalan sekitar 3 cm. 

  4. Tahap Panen

    Di tahap awal penanaman bibit, tanaman porang baru bisa dipanen dalam kurun waktu 2 hingga 3 tahun. Namun, semenjak proses panen yang pertama, selanjutnya iles-iles bisa dipanen sebanyak setahun sekali tanpa perlu melakukan penanaman kembali pada umbinya. 

Perawatan Mudah dan Memiliki Peluang Menggiurkan, Yakin Enggan Membudidayakan Tanaman Porang?

Dengan cara budidaya yang relatif mudah namun banyak dicari dan laris manis di pasar ekspor membuat tanaman umbi porang populer menjadi perbincangan masyarakat. Cukup dengan menyediakan lahan dan mengikuti tips di atas, budidaya tanaman porang dapat menjadi ladang berbisnis yang menjanjikan. Oleh karena itu, yakin masih enggan membudidayakan tanaman ini?

Baca Juga: Sarang Semut Papua, Tanaman Khas yang Dipercaya Manjur Obati Kanker Serta Tumor