Mengenal Arti Produk Domestik Bruto atau PDB, Manfaat, dan Rumus Hitungnya

Setiap pebisnis mempunyai caranya sendiri dalam mendapatkan modal agar bisa berkembang. Umumnya, kebanyakan pengusaha mendapatkan suntikan modal dari pihak lain untuk menjalankan rencana bisnisnya. Tentunya, sebelum mewujudkan rencana bisnis dengan pinjaman, pebisnis harus lebih dulu mengetahui penghitungan pendapatan yang mungkin diperoleh. 

Hal ini juga berlaku bagi sebuah negara yang dikatakan mampu saat mempunyai tingkat PDB yang tinggi. Melalui nilai PDB, negara dapat mempertimbangkan proses pengambilan keputusan di sejumlah sektor, seperti kebijakan ekonomi dan sebagainya. Nilai tersebut juga bisa dijadikan sebagai alat ukur perekonomian suatu negara.

Namun, tingkat PDB yang besar belum tentu mengindikasikan tingkat perekonomian yang tinggi pada seluruh masyarakatnya. Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan PDB ini? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai pengertian PDB, manfaat, dan rumus menghitungnya berikut ini.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pertumbuhan Ekonomi dan Bagaimana Cara Mengukurnya

Apa Itu PDB?

loader

GDP atau PDB

Produk domestik bruto, atau bisa juga disingkat sebagai PDB adalah jumlah produksi barang maupun jasa yang sudah dihasilkan oleh pihak produksi di sebuah daerah pada periode waktu tertentu. Dalam bahasa internasional, PDB dikenal dengan sebutan Gross Domestic Product atau GDP. 

PDB dapat dijadikan sebagai alat ukur terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Dalam kata lain, PDB adalah salah satu indikator ekonomi sebuah negara yang digunakan untuk menilai jumlah keseluruhan nilai produksi di mana jumlah tersebut dihasilkan oleh seluruh pihak, bagi individu atau perusahaan lokal maupun asing di sebuah negara. 

4 Komponen PDB

Setelah memahami apa itu PDB, kini saatnya membahas tentang apa saja komponen penting yang ada dalam proses penghitungannya. Secara umum, ada 4 komponen pada penghitungan PDB, antara lain:

Komponen

Penjelasan

Private Consumption atau Konsumsi Privat

Pada komponen ini terdapat penghitungan konsumsi terhadap individu maupun rumah tangga pada beberapa jenis produk. 

  1. Durable goods atau produk yang awet dan tak cepat rusak dan umumnya memiliki usia pemakaian relatif panjang atau di atas 3 tahun. Contoh durable goods adalah mobil, motor, alat elektronik, dan lain sebagainya. Hanya saja, pembelian pembelian rumah atau properti baru tidak termasuk pada jenis komponen ini.
  2. Nondurable goods, yaitu, produk yang dikonsumsi secara langsung dan habis manfaatnya. Beberapa contoh nondurable goods adalah minuman, makanan, sepatu, dan sebagainya. 
  3. Service atau jasa, misalnya jasa dokter dan lain sebagainya.

Investment atau Investasi

Komponen yang menghitung pengeluaran pada barang modal. Contoh dari komponen ini adalah pembelian rumah, pembangunan pabrik baru, pelaksanaan program baru, dan sejumlah jenis aktivitas investasi lainnya. 

Government Spending atau Pengeluaran Pemerintah

Penghitungan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah. Contoh government spending adalah pembayaran gaji PNS maupun karyawan pemerintah, proses pembangunan jalan, dan sebagainya. 

Net Export atau Ekspor Bersih

Komponen ini menghitung selisih dari jumlah ekspor dan total impor. 

Rumus PDB

loader

Rumus dan Cara Menghitung PDB

Agar bisa mengetahui nilai dari PDB, terdapat rumus penghitungan yang bisa dijadikan sebagai acuan. Berikut adalah rumus PDB. 

C+I+G+(X-M) = PDB

Keterangan:

  • PDB adalah Produk Domestik Bruto.
  • C adalah konsumsi pihak rumah tangga.
  • I adalah investasi.
  • G adalah konsumsi pemerintah.
  • M adalah impor.
  • X adalah ekspor.

Selain itu, ada pula rumus PDB yang lebih sederhana, yaitu:

Harga x Volume

Sebagai contoh, negara A memiliki sumber ekonomi yang berasal dari produksi, penjualan, dan konsumsi apel. Di tahun lalu, 1 juta apel telah terjual pada perekonomian negara tersebut, yang mana setiap apel dibanderol dengan harga 500 Rupiah. Dengan demikian, PDB negara A tahun lalu adalah sebagai berikut:

Harga x Volume = 1 juta x 500 = 500 juta Rupiah

Kemudian, pada tahun berjalan, negara A mampu memproduksi apel sebanyak 1,2 juta. Dengan hasil produksi tersebut, apel yang berhasil terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat adalah 1,1 juta. Jadi, sisa apel yang belum terjual adalah 100 ribu.

Sisa apel tersebut kemudian diekspor ke negara lain hingga akhirnya mampu terjual habis. Dengan harga penjualan apel sebesar 600 Rupiah, maka total PDB yang berhasil didapatkan oleh negara A adalah 600 juta. Kemudian, berdasarkan informasi tersebut, bisa disimpulkan jika pertumbuhan PDB dari negara A adalah 20 persen atau meningkat 100 juta ke 600 juta dari yang sebelumnya 500 juta.

Baca Juga: Proyeksi Ekonomi dan Investasi Menguntungkan 2022

Manfaat PDB bagi Negara

  1. Mengetahui Laju Perkembangan Perekonomian Nasional

    Menggunakan penghitungan PDB, negara bakal mampu memperoleh informasi teraktual seputar perkembangan ekonominya. Tidak hanya itu, melalui informasi tersebut pula negara dapat menganalisis data yang tersedia mengenai faktor apa saja yang dapat dimaksimalkan serta faktor apa saja yang perlu ditingkatkan maupun diganti. Dengan begitu, perkembangan ekonomi dapat dipastikan lebih optimal.

  2. Sebagai Perbandingan Kemajuan Perekonomian 

    Perlu dipahami jika setiap negara mempunyai kelebihan serta kekurangannya sendiri. Jika tidak memiliki alat ukur yang akurat, bentuk kelebihan dan kelemahan ini menjadi lebih sulit untuk dibuktikan. 

    Dengan adanya penilaian melalui PDB, tak sedikit negara akan lebih mampu untuk menentukan negara mana yang sudah lebih dulu unggul, dan negara mana yang belum. 

  3. Mengetahui Struktur Ekonomi Sebuah Negara

    Manfaat lainnya dari mengetahui PDB sebuah negara adalah untuk mengetahui struktur ekonominya. Hal ini sangat penting pula karena negara bakal mampu mengukur hasil PDB yang dimilikinya sebagai bahan analisis mengenai sektor mana saja yang perlu diperbaiki ataupun harus ditingkatkan lagi potensinya. 

  4. Menjadi Landasan Pengambilan Kebijakan Ekonomi

    Pengambilan kebijakan yang dilakukan sebuah negara akan menjadi lebih sulit untuk dibuktikan kesuksesan atau keberhasilannya jika tidak ada data atau tolok ukur yang dapat diandalkan. Meskipun memang tak ada yang bisa membuktikannya secara pasti, namun melalui keberadaan data tertentu, pemerintah paling tidak dapat memperoleh bantuan pada pembuatan berbagai kebijakan penting. 

    Penghitungan PDB dan mengetahui kondisi ekonomi di sebuah negara ini adalah beberapa contohnya. Dengan melihat gambaran kondisi ekonomi melalui nilai PDB di sebuah negara, pemerintah mampu mengevaluasi kebijakan yang telah diambilnya. Kemudian, berdasarkan informasi tersebut, pengambilan keputusan di masa depan yang lebih tepat sasaran dan memberi dampak lebih optimal bisa dilakukan. 

Kelemahan Penghitungan PDB

Walaupun mampu memberi sederet manfaat di atas, penggunaan PDB sebagai tolok ukur kondisi ekonomi memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  1. Tak Mengukur Kegiatan Perekonomian Lain

    Penghitungan PDB dilakukan dengan mencantumkan investasi, belanja, dan aktivitas ekspor serta impor negara. Namun, ada kegiatan perekonomian lain yang tak tercatat pada penghitungan ini, misalnya, aktivitas pedagang kecil dan UMKM. Jadi, tingkat akurasi dari perhitungan ini masih kurang optimal karena kegiatan transaksi dari beberapa pelaku ekonomi belum tercatat.

  2. Terbatas pada Satu Wilayah

    Kelemahan lain dari PDB adalah terbatas hanya pada satu wilayah. Hal ini membuat aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan ekspansi hingga negara lain tak ikut terhitung. Hal ini tentu bisa menyebabkan perbedaan signifikan terhadap angka PDB jika dibandingkan dengan PNB.

  3. Tak Memperhitungkan Nilai Kesejahteraan

    Pada perhitungan PDB, semakin tinggi peningkatan nilai transaksi sebuah negara, nilainya akan semakin tinggi pula. Meski begitu, nilai transaksi ini belum tentu mampu menggambarkan kondisi kesejahteraan masyarakat setempat yang sebenarnya.

Tingkat Komprehensif yang Tinggi Membuat PDB Kerap Digunakan Banyak Negara

Terlepas dari kelemahannya, PDB masih kerap digunakan banyak negara sebagai alat ukur perekonomiannya. Alasannya karena tidak ada cara lainnya yang bisa menghasilkan perhitungan dengan tingkat komprehensif setinggi PDB. Karenanya, tak mengherankan jika alat ukur ini masih sering digunakan oleh negara internasional hingga saat ini. 

Baca Juga: Ini Pengertian Pendapatan Nasional, Jenis, Manfaat, Komponen, dan Rumus Hitungnya