Cegah Kartu Kredit Terkena Hack, Begini Caranya!

Di era modern seperti sekarang, apa pun bisa dilakukan dengan cepat. Sama halnya ketika sedang bertransaksi. Untuk melakukan transaksi secara cepat, kartu kredit menjadi alat pembayaran yang familiar saat ini. Meski cepat, pengguna kartu kredit harus waspada mengingat maraknya kasus penipuan yang terjadi saat ini.

Sekali saja lalai, maka bersiaplah untuk membayar tagihan yang sejatinya tidak dilakukan oleh kamu. Untuk itu, bertransaksilah secara aman terutamaterutama saat belanja online. Terapkan beberapa tips berikut ini agar transaksi kartu kredit selalu aman.

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

Tips Agar Transaksi kartu Kredit Selalu Aman

  1. Pilihlah Toko Online yang Terpercaya

    loader

    Belanja Online Menggunakan Kartu Kredit

    Belanja online sudah menjadi hal yang normal dilakukan pada masa sekarang. Saat melakukannya, seringkali kita memasukkan informasi kartu kredit untuk melakukan pembayaran tanpa berpikir apakah keamanan data terjamin atau tidak.

    Bagaimana kalau ternyata keamanan situs online tempat berbelanja ternyata sangat lemah dan dimanfaatkan oknum jahat untuk mencuri data transaksinya? Faktanya, tidak semua toko online diisi oleh penjual-penjual terpercaya. Ada toko online yang sengaja dibuat atau dipromosikan untuk menjebak konsumen demi mendapatkan keuntungan untuk toko itu sendiri.

    Toko tersebut bisa saja menyadap data kartu kredit kamu dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, muncullah sejumlah tagihan fiktif pada kartu dan kamu harus membayar tagihan tersebut saat jatuh tempo.

    Pastikan toko online tempat kamu berbelanja bisa dipercaya. Lihat berapa banyak pelanggan yang sudah berbelanja di toko tersebut, lalu perhatikan review. Jika review bagus, bisa dipastikan toko itu terpercaya.

    Untuk menjaga kasus itu agar tak terjadi, pastikan beberapa hal ini:

    • Cek posisi situs di Google. Situs yang memiliki reputasi baik tentu akan muncul di daftar teratas pada mesin pencarian. Lihat juga review dari toko yang dikunjungi. Jika review bagus, bisa dipastikan toko itu terpercaya.
    • Pastikan memeriksa tanda-tanda keamanan dari situs apapun, di mana kamu akan berbelanja. Situs dengan keamanan yang baik biasanya diawali dengan 'https', bukan standar 'http'. Dengan tanda ‘https’, berarti situs tersebut menggunakan kode enkripsi ketika transmisi data online.
    • Hindari mengklik link dari email, terutama yang tidak jelas asal-usulnya, karena link seperti ini memiliki kemungkinan membawa kamu ke situs palsu yang sengaja dibuat untuk mencuri data kartu kredit. Sebaiknya, langsung menuju situs yang diinginkan dengan mengetik alamat URL-nya di browser.
  2. Menjaga Kerahasiaan Kode OTP

    Untuk menghindari kasus penipuan, penerbit kartu kredit biasanya sudah memfasilitasi kartu dengan sistem keamanan berbasis OTP (One Time Password). Kode ini berupa 4 sampai 6 digit angka yang biasa akan dikirimkan melalui SMS ke nomor telepon yang terdaftar saat pengajuan kartu kredit.

    Kode akan dikirimkan saat kamu checkout di salah satu toko online. Jagalah kerahasiaan kode ini, jangan sampai ada orang lain yang mengetahui apalagi sampai menggunakannya di perangkat lain.

    Memang, kode OTP yang dikirimkan selalu berbeda dan akan kadaluarsa dalam beberapa menit kemudian. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk selalu menjaga kerahasiaan kode ini demi keamanan transaksi kartu kredit milik kamu.

    Baca Juga: Jangan Panik Dulu, Ketahui 6 Penyebab Transaksi Kartu Kredit Ditolak

  3. Jangan Menyimpan Kartu Kredit untuk Pembayaran Berikutnya

    loader

    Transaksi dengan Kartu Kredit

    Menyimpan informasi kartu kredit pada salah satu situs online tentu akan memudahkan transaksi kamu di masa mendatang. Sebab, kamu tidak perlu lagi mengisi nama, kode CVV, dan 16 digit nomor kartu untuk pembayaran selanjutnya. Sayangnya, hal ini terlalu berisiko terhadap keamanan kartu kredit.

    Apabila informasi disalahgunakan oleh pihak lain, kemungkinan akan ada transaksi yang sama sekali tidak diketahui. Di sisi lain, kamu juga akan lebih sering ditelepon oleh bank tertentu untuk membuat kartu kredit yang baru.

    Untuk itu, jangan pernah menyimpan informasi kartu kredit di situs online manapun. Hapus riwayat transaksi pada browser agar jejak pembayaran kamu tidak tersimpan dan disalahgunakan oleh hacker.

    Alasan yang utama pastinya agar para hacker tidak bisa mendapatkan informasi tersebut. Selain itu, hal ini juga untuk mencegah penyalahgunaan informasi kartu kredit oleh orang lain yang kebetulan memiliki akses ke komputermu. Misalnya, untuk berbelanja tanpa sepengetahuanmu.

    Jika saat berbelanja kamu mendapatkan pertanyaan "apakah ingin informasi kartu kredit diingat atau disimpan secara otomatis", pastikan kamu mengklik ”tidak”. Selain itu, jangan lupa untuk keluar (log out) dari situs tersebut setelah bertransaksi untuk mencegah penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

  4. Jangan Memberi Kode CVV Kepada Orang Lain

    CVV sama halnya seperti kode OTP yang berisi serial angka tertentu untuk mengamankan transaksi. Sayangnya, kode CVV ini terdiri dari 3 digit angka dan tidak bisa diubah kecuali kalau kamu mengganti kartu kredit ke level yang lebih tinggi atau berganti bank penerbit.

    Jadi, kalau sampai orang lain mengetahui kode CVV tersebut, bisa dipastikan pihak lain dapat bertransaksi secara leluasa menggunakan kartu kredit milik kamu.

    Jagalah kerahasiaan CVV ini dari orang lain sekaligus 16 digit angka yang tertera pada halaman muka kartu kredit. Jangan sampai orang lain mengetahuinya agar transaksi selalu aman dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

    Baca Juga:4 Keunggulan Kartu Kredit Syariah yang Wajib Diketahui

  5. Perbarui Data Pribadi Secara Berkala

    loader

    Memperbarui Data Pribadi pada Kartu Kredit

    Faktanya, tidak semua orang bersedia memperbaharui data kartu kredit miliknya. Selain menguras waktu, pembaharuan ini agak mengganggu kenyamanan pribadi karena di setiap pembaharuan, akan muncul notifikasi berupa email atau SMS.

    Tapi jangan salah, notifikasi ini hanya bentuk konfirmasi untuk memastikan kalau kamu sendirilah yang melakukan perubahan tersebut. Jika perubahan dilakukan oleh pihak lain, maka kamu dapat menghubungi bank untuk menelusuri pelakunya.

    Di sisi lain, pembaruan secara berkala penting dilakukan untuk menyesuaikan informasi terbaru terkait pemegang kartu kredit. Apabila ada perubahan informasi, seperti nomor telepon, maka bisa langsung dikonfirmasi kepada pihak bank sehingga nomor telepon lama akan langsung diganti dengan yang baru.

    Tidak hanya pembaruan data pribadi, password pun juga harus diganti secara berkala. Gunakan kombinasi password yang sulit ditebak oleh siapapun, termasuk para hacker.

    Password yang mudah ditebak adalah tanggal ulang tahun, baik ulang tahun sendiri atau keluarga dekat, maupun angka-angka lainnya yang masih berkaitan. Sebab, angka-angka tersebut termasuk angka yang sangat mudah ditebak oleh pihak tak bertanggung jawab untuk meretas kartu kreditmu. Pastikan kombinasi angka-angkanya unik dan bukan angka yang berkaitan dengan kamu maupun keluarga.

  6. Bertransaksilah di Tempat yang Aman

    Usahakan untuk bertransaksi di tempat yang aman, apalagi sekarang ini kasus hipnotis semakin marak terjadi dan sangat disayangkan kalau kamu menjadi salah satu korbannya. Sebisa mungkin hindari tempat keramaian, seperti jalan raya, angkutan umum, atau kafe.

    Lebih baik selesaikan transaksi di rumah. Kalaupun terburu-buru, sebaiknya cari tempat yang lebih aman, tidak gelap, dan tidak diisi oleh orang-orang dengan tampang yang mencurigakan.

    Meski terkesan sepele, cara ini cukup membantu untuk mengamankan transaksi kartu kredit. Alhasil, kamu tidak perlu takut terhadap kasus pembobolan data apalagi transaksi di luar kebutuhan pribadi.

    Tidak hanya tempat yang aman, tetapi kamu juga perlu memperhatikan keamanan digital di tempat keberadaan kamu. Artinya, pastikan kamu tidak menggunakan WiFi gratis di tempat umum. Sebab, jejak digitalmu dapat terbaca oleh pihak tak bertanggung jawab.

    Perlu diketahui, WiFi gratis seringkali tidak mendapat perlindungan jaringan yang baik, sehingga bisa siapapun bisa memanfaatkannya untuk melakukan tindak kejahatan cyber, termasuk pencurian data kartu kredit. Bagaimana solusinya? Dalam hal ini, sangat disarankan untuk tidak berbelanja online menggunakan jaringan WiFi gratis. Sebab, para hacker bisa menginstall malware ke komputer publik khusus menargetkan pembeli online. Ditambah cache komputer dapat menyimpan informasi pribadi sehingga lebih mudah bagi para pelaku untuk mencurinya.

    Selain itu, komputer yang digunakan juga menjadi penting untuk diperhatikan. Berbelanja online memang bisa dilakukan di mana saja, tetapi penting untuk diingat bahwa komputer yang terhubung dengan jaringan atau komputer yang digunakan oleh lebih dari satu orang memiliki tingkat keamanan yang lebih rendah.

    Sebab, informasi kartu kreditmu lebih berisiko dicuri apabila kamu menggunakan komputer selain milikmu sendiri tersebut. Komputer seperti ini besar kemungkinan dipasang perangkat lunak keylogger yang akan merekam semua karakter yang diketik, termasuk informasi login dan nomor kartu kreditmu.

  7. Simpan Kartu Kredit dengan Baik

    Apakah kamu termasuk orang yang ceroboh dalam memegang sebuah barang? Sebaiknya jangan memegang kartu kredit berlama-lama. Kenapa?

    Bayangkan kalau kamu kehilangan dompet di suatu tempat akibat sembarangan menaruhnya? Kemudian ada orang tidak bertanggung jawab yang mengambilnya dan menjadikan kartu kredit (yang tidak memiliki pin) sebagai barang miliknya.

    Berapa kerugian yang akan diterima? Untuk menghindari kemungkinan buruk ini, mulailah untuk memikirkan dan menjadikan kartu kredit seperti uang tunai.

    Jangan meninggalkan kartu kredit tergeletak di sekitar atau di tangan orang asing atau tak dikenal. Selalu letakan kartu kredit di tempat yang hanya kamu yang tahu atau tidak bisa terlihat dan mudah dijangkau orang lain, seperti di dalam tas atau dompet.

    Selain menyimpan fisik kartu kredit, kamu juga perlu memperhatikan di mana tempat penyimpannan informasi kartu kredit. Jangan menyimpan nomor kartu kredit dan PIN di gadget pribadi. Memang, terkadang orang suka lupa untuk mengingat hal-hal penting seperti nomor PIN, tapi bukan berarti bisa serampangan dalam mencari solusinya, yaitu dengan menulisnya di aplikasi catatan pribadi di gadget.

    Bayangkan kalau ada orang lain yang melihat nomor tersebut dan dia memiliki niat buruk untuk mencuri data tersebut. Tentu kamu juga yang dirugikan? Ingat, siapapun bisa saja melakukan tindak kejahatan bila memang ada kesempatan.

  8. Cermat dan Teliti dengan Promo di Internet

    Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa kartu kredit selalu memberikan penawaran-penawaran terbaiknya. Baik penawaran diskon, cashback hingga promo yang dengan mudah bisa ditemui informasinya di internet. Hal penting yang perlu diperhatikan agar kartu kredit tidak diretas adalah dengan cermati promo kartu kredit yang akan digunakan.

    Kamu perlu berhati-hati, karena bisa saja promo tersebut meminta akses ke data pribadi terkait kartu kredit. Jika hal tersebut terjadi, urungkan saja niat untuk menggunakan promo tersebut. Meminta data pribadi pengguna kartu kredit adalah salah satu aksi licik pihak-pihak tak bertanggung jawab dalam meng-hack kartu kredit. Oleh karena itu, sebisa mungkin tidak mengisi data pribadi dengan sembarangan.

    Terutama, jika ada iming-iming promo yang terdengar tidak masuk akal. Sekali saja kamu memasukkan data pribadimu, kartu kredit tadi sudah bukan lagi milikmu karena sudah diambil alih para hacker.

  9. Pastikan Memilih Kartu Kredit dengan Chip

    Hal selanjutnya yang bisa diterapkan agar kartu kredit lebih aman dari serangan peretasan adalah memilih jenis kartu kredit yang sudah menggunakan chip. Sebelum memutuskan untuk membuat kartu kredit di bank, kamu bisa menanyakan pada pihak bank apakah kartu kredit yang dipilih sudah menggunakan chip atau belum.

    Ini karena, chip tersebut menjadi tempat untuk menyimpan semua informasi atau data identitas diri pengguna serta identitas kartu kredit tersebut. Meski, hampir semua jenis kartu kredit saat ini sudah menggunakan chip, tapi tetap perlu untuk memastikannya.

  10. Tetap Waspada Saat Bertransaksi

    Poin penting untuk mencegah kartu kredit terkena hack adalah dengan tetap waspada saat bertransaksi. Terutama ketika melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja. Termasuk saat melakukan transaksi di merchant-merchant, toko maupun di bank. Sesaat proses transaksi selesai dilakukan, jangan lupa untuk mengumpulkan struk-struk transaksi tersebut.

    Lalu, hitung dan pastikan nilainya sesuai billing kartu kredit ketika akan membayar tagihannya. Jika nominal tersebut berbeda dan tidak sesuai dengan pengeluaran, kemungkinan besar kartu kreditmu sudah diretas para hacker.

Hal yang Harus Dilakukan Ketika Kartu Kredit Terkena Hack

Hal pertama yang wajib dilakukan ketika kartu kredit terindikasi terkena hack adalah langsung menelepon pihak bank dan meminta jalan keluar. Maka, mereka bisa lebih cepat dalam melakukan kroscek dan investigasi masalah tersebut.

Langkah selanjutnya adalah membuat surat sanggahan dan diajukan ke pihak bank. Surat ini berguna untuk melakukan penyanggahan terkait transaksi di kartu kredit tersebut. Jadi, ketika masalah hack pada kartu kredit belum terselesaikan, kamu tidak perlu membayar total tagihan atas transaksi yang sedang berjalan atau pernah dilakukan.

Hentikan Transaksi Jika Terdapat Hal-hal yang Mencurigakan

Menjaga keamanan transaksi kartu kredit tidak sulit, kan? Jika kamu mendapati tanda-tanda yang mencurigakan, segera hentikan transaksi agar informasi kartu kredit maupun transaksi di dalamnya tidak disadap oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Jangan lupa untuk menggunakan kartu kredit secara bijak agar tagihannya tidak membengkak.

Baca Juga:  Beli Takjil Online? Begini Cara Bayar Pesanan GoFood, Grab Food, ShopeeFood Pakai Kartu Kredit