Sukar Sembuh? Inilah Jenis, Tahapan, dan Gejala Herpes yang Perlu Diketahui

Herpes adalah salah satu penyakit yang cukup sering ditemui dan ditakuti oleh masyarakat di seluruh dunia. Penyakit kulit ini sering menyerang dengan ditandai munculnya banyak gelembung yang berisi cairan dan berkelompok pada permukaan kulit.

Termasuk pada kelompok virus herpesviridae, herpes sering menjangkiti manusia dan dapat menginfeksi kulit hingga menyebabkan lepuhan serta kulit kering. Oleh karenanya, tak sedikit orang yang menyebut dan menyamakan penyakit ini dengan penyakit cacar atau penyakit kulit yang disebabkan oleh gigitan serangga dan hewan kecil. 

Cukup banyaknya masyarakat yang masih belum mengetahui tanda pasti dari penyakit herpes membuat penyebaran penyakit ini menjadi mudah terjadi. Pasalnya, penderita penyakit herpes menganggap lepuhan pada kulit hanyalah penyakit biasa saja sehingga tidak ragu untuk berkontak langsung ke orang tanpa penyakit tersebut. 

Mengetahui hal tersebut, memahami tentang seluk beluk penyakit herpes menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, simak penjelasan mengenai penyakit kulit, herpes, berikut ini agar tidak tertular atau menularkannya kepada orang lain. 

Apa Itu Penyakit Herpes?

Herpes adalah salah satu penyakit kulit yang seringkali menginfeksi manusia. Penyebab munculnya penyakit kulit ini adalah adanya infeksi dari virus herpes simplex atau yang biasa disingkat HSV. Virus herpes simplex adalah jenis virus yang menimbulkan infeksi pada permukaan kulit, khususnya di area wajah, mulut, dan juga kelamin manusia. 

Herpes ditandai dengan munculnya lepuhan pada kulit yang berwarna kemerahan disertai adanya cairan di dalamnya. Meski tergolong sebagai penyakit jangka panjang, virus herpes dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu, alfa herpesvirus, beta herpesvirus, dan juga gamma herpesvirus. 

Untuk yang golongan alfa, virus herpes memiliki siklus penggandaan yang pendek. Virus herpes di kelompok ini juga berpotensi untuk tersembunyi dan sulit untuk dideteksi serta infeksi dapat muncul kembali pada sel sarafnya. Contoh dari virus herpes kelompok alfa ini adalah HSV 1, HSV 2, dan juga virus varicella-zoster.

Sedangkan untuk virus jenis beta, kelompok virus ini cenderung memiliki siklus hidup penggandaan yang panjang karena infeksi virusnya berjalan lambat pada tubuh manusia. Beberapa contoh dari virus jenis ini adalah cytomegalovirus dan herpesvirus 6 serta 7.

Terakhir, virus herpes tipe gamma adalah virus yang telah termodifikasi sehingga memiliki sifat onkogenik. Sifat onkogenik inilah yang membuat virus herpes gamma memiliki tingkat keganasan yang lebih hebat dibandingkan dengan kedua jenis virus sebelumnya. Contoh dari virus herpes jenis ini adalah Epstein-Barr dan human virus herpes 8.

Baca Juga: Waspadai 10 Penyakit Serius yang Mudah Menyerang Pegawai Kantoran

Tahapan Infeksi Penyakit Herpes

Infeksi herpes terjadi melalui beberapa tahapan dengan berbagai gejala yang menandainya. Pada umumnya, infeksi herpes terbagi menjadi 4 tahapan, mulai dari tahapan primer, laten, peluruhan, hingga rekurensi atau munculnya kembali infeksi penyakit tersebut. Untuk lebih rincinya mengenai tahapan penyakit herpes tersebut, berikut adalah penjelasannya. 

  1. Stadium Primer

    Saat memasuki hari kedua sampai kedelapan, infeksi herpes akan memasuki tahapan primer atau awal. Gejala yang menandai tahap primer infeksi herpes ini adalah blister atau kulit melepuh yang berukuran kecil. 

    Meski kecil, lepuhan pada kulit ini menyebabkan rasa sakit yang cukup tinggi dan dapat pecah mengeluarkan cairan berwarna keruh atau bening. Setelah pecah, infeksi herpes akan menjadi luka terbuka dan area kulit sekitar pusat lepuhan akan kemerahan 

  2. Stadium Tak Terlihat atau Laten

    Setelah melewati stadium primer, infeksi herpes akan memasuki tahap laten dengan meredanya blister sebagai gejalanya. Walau rasa sakit yang ditimbulkan berkurang, pada tahap inilah virus herpes menyebar menuju sarat yang terletak di dekat tulang belakang dari kulit penderitanya. 

  3. Stadium Peluruhan

    Pasca melakukan penyebaran dalam tubuh penderitanya, virus herpes akan berkembang biak melalui ujung saraf pada organ tubuh. Tahap ketiga ini disebut juga sebagai stadium peluruhan dan mulai dapat disebarkan atau menular saat si penderita melakukan hubungan badan secara langsung. 

    Pasalnya, virus herpes yang sudah menginfeksi ujung saraf yang memproduksi cairan, sebagai contoh, testis dan vagina, akan turut terbawa melalui lendir atau cairan semen tersebut. Tahap peluruhan ini memang seringkali tidak terlihat gejalanya, namun, virus herpes tengah berkembang biak dalam tubuh penderitanya. 

  4. Stadium Rekurensi atau Kambuh Kembali

    Penderita herpes juga dapat mengalami kembali gejala pertama penyakit ini yang dikenal sebagai tahapan rekurensi atau kambuh kembali. Di tahapan ini, virus herpes dapat menimbulkan kembali blister di kulit penderitanya. Akan tetapi, blister yang muncul pada tahapan rekurensi ini tidak separah dan menyakitkan seperti pada tahap pertamanya. 

    Gejala yang sering muncul pada tahap rekurensi ini meliputi rasa gatal pada kulit, kesemutan, dan juga nyeri di area yang sama saat blister muncul pertama kali. Jadi, semisal blister muncul pertama kali di area mulut, maka proses rekurensi penyakit herpes ini juga terjadi di area tersebut. 

Jenis Virus Herpes yang Sering Ditemui

Dari 3 kelompok virus herpes, alfa, beta, dan gamma, virus herpes golongan alfa lah yang paling banyak ditemui kasusnya. Jenis virus herpes yang termasuk dalam kelompok alfa ini adalah:

  • HSV Tipe 1 (Herpes di Area Mulut)

    loader

    Untuk jenis HSV tipe 1, virus herpes ini diketahui dapat melakukan penyebaran dengan cepat karena seringkali menyebabkan infeksi di area mulut atau oral. Tetapi, tak menutup kemungkinan jika HSV 1 ini juga dapat menyebar dan menginfeksi area genital manusia melalui hubungan sex oral. 

    Proses penularan HSV 1 ini dapat terjadi melalui kontak langsung yang sederhana sekalipun, sebagai contoh, saat berciuman. Bahkan, memakai peralatan makan yang sama, hingga penggunaan lipstik dan alat rias secara sembarangan juga dapat menjadi faktor penyebab virus herpes tipe 1 tersebar. Gejala yang muncul akibat infeksi HSV 1 adalah demam, rasa nyeri pada otot, hingga gatal dan munculnya blister pada area infeksi.

  • HSV Tipe 2 (Herpes Genital)

    loader

    Selanjutnya adalah HSV tipe 2 atau infeksi herpes yang menyerang alat kelamin penderitanya dan seringkali disebut sebagai herpes genital. Sesuai namanya, HSV 2 dapat tersebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman sehingga terjadi kontak langsung antar kulitnya. Tak hanya itu, virus herpes ini juga dapat tertular kepada bayi atau janin dari ibunya. 

    Perlu dipahami jika HSV 2 ini mudah menjangkiti kaum perempuan dan juga masyarakat yang sering berganti pasangan. Gejala yang ditimbulkan oleh HSV 2 ini meliputi rasa gatal, sakit ketika buang air kecil, vagina mengeluarkan cairan, hingga munculnya benjolan aneh di area selangkangan. 

  • VZV

    loader

    Terakhir ada VZV atau varicella-zoster virus yang banyak dikenal sebagai sumber utama penyebab munculnya penyakit cacar air serta cacar ular atau herpes zoster. Saat pertama kali menginfeksi anak, VZV akan menyebabkan penyakit cacar air. Sedangkan saat cacar air telah sembuh namun virus tersebut masih ada dalam tubuh akan menjadi cacar ular dan memiliki sifat tersembunyi dan dapat muncul berulang kali. 

    VZV dapat menular karena berkontak langsung dengan penderita penyakit cacar air atau melalui percikan air liur saat penderita bersin maupun batuk. Sama dengan jenis penyakit herpes lainnya, VZV akan menimbulkan bintil di kulit penderitanya yang berisi cairan. 

    Jika seseorang sebelumnya pernah terjangkit VZV dan sembuh, maka sistem kekebalan tubuhnya dari virus tersebut akan meningkat. Kekebalan tubuh dari VZV juga dapat ditingkatkan melalui vaksin maupun ibu yang telah lebih kebal dan memiliki antibodi tersebut kepada bayinya. Jadi, tubuh dapat secara otomatis meningkatkan kekebalannya dari virus herpes jenis ini.

Baca Juga: Mengonsumsi Buah Apel Setiap Hari Dapat Menghindarkan Diri dari Bertemu Dokter!

Metode Diagnosis Penyakit Herpes

Sama halnya dengan penyakit lainnya, diagnosis herpes hendaknya dilakukan oleh dokter ahli di rumah sakit. Secara umum, penyakit herpes dapat dideteksi melalui pengecekan fisik dengan melihat bintik serta bertanya tentang gejala yang dirasakan pasien. Selanjutnya, ada dua metode lanjutan yang dapat dilakukan dalam mendiagnosis penyakit herpes, yaitu, melalui kultur virus herpes simplex dan tes antibodi. 

Untuk metode yang pertama, pemeriksaan dilakukan dengan mengusap kulit atau area kelamin yang dianggap terinfeksi. Pengambilan cairan genital atau bagian tubuh lainnya juga dapat mendeteksi apakah pasien terinfeksi virus herpes atau tidak melalui tes laboratorium.

Sedangkan pada tes antibodi, penderita dapat mengetahui tahap primer dari virus herpes, namun tidak pada tahap rekuren. Artinya, dokter dapat mendiagnosis penyakit herpes pada stadium primer pertama pasien dan bukan gejala herpes akibat kambuh laginya penyakit tersebut. 

Tes antibodi dapat dilakukan dengan memeriksa sampel darah pasien di laboratorium. Saat ditemukan antibodi spesifik untuk HSV 1 dan 2, yang biasa muncul pada minggu 12 sampai 16 minggu pasca pertama kali terinfeksi, maka penderita secara positif menderita herpes. Tes antibodi ini banyak dilakukan dan sangat membantu saat penderita herpes tidak menunjukkan gejala kulit melepuh yang dapat terlihat secara fisik. 

Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Herpes

Dalam upaya pengobatan penyakit herpes, fokus utamanya adalah menyembuhkan blister serta mencegah virus menyebar dalam tubuh. Penggunaan obat dan antivirus juga diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi akibat penyakit herpes. Adapun upaya meredakan rasa nyeri dengan mengonsumsi paracetamol, membersihkan diri dengan air suam, hingga mengompres kulit yang terinfeksi menggunakan air hangat ataupun air dingin. 

  • Hindari Melakukan Kontak Langsung

    Untuk cara mencegah tertularnya virus herpes, hindari melakukan kontak langsung dengan penderita herpes, terutama pada kulit yang terinfeksi. Usahakan untuk sering menjaga tangan agar tetap bersih. Bila perlu, oleskan antivirus topikal guna mengurangi risiko kulit menyentuh langsung kulit penderita herpes. 

    Saat muncul gejala penyakit herpes, jangan lakukan kegiatan-kegiatan seks, baik oral maupun hubungan badan. Dengan begitu, penyakit herpes menjadi lebih jarang menular. 

  • Jangan Gunakan Barang Secara Bersama-Sama

    Penggunaan barang yang dapat menularkan virus herpes, seperti gelas, alat make up, handuk, dan pakaian secara bersamaan juga harus dihindari.

Jaga Kesehatan Diri dengan Mencanangkan Gaya Hidup Sehat

Tak dapat dipungkiri jika hampir semua penyakit yang dapat menyerang manusia dapat berasal dari gaya hidup yang kurang sehat. Contohnya adalah penyakit herpes ini yang dapat tertular akibat berkontak langsung dengan penderitanya dan jarang mencuci tangan setelah memegang sesuatu. Jadi, sebagai salah satu upaya pencegahan tertular penyakit, terutama herpes, usahakan untuk selalu mencanangkan gaya hidup yang sehat setiap saat.

Baca Juga: Fakta Penting Virus Corona, Gejala dan Tindakan Pencegahannya