5 Tips Ajukan KPR Saat Usia 50-An

Membeli rumah membutuhkan pertimbangan yang matang, terutama jika ingin kredit. Selain besaran kredit, perlu juga mempertimbangkan tenor kredit dan usia saat ini. 

Ambil contoh jika seseorang ingin mengajukan KPR di usia 50-an, pertimbangannya tentu lebih kompleks lagi. 

Berencana mengajukan KPR di usia 50-an? Berikut ini tips-tips yang diperlukan agar keputusan yang diambil tidak salah nantinya. 

Baca Juga: Tips Agar Keuangan Aman saat Cicilan Floating

Bingung Cari Produk KPR Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KPR Terbaik! 

5 Tips Ajukan KPR Saat Usia 50-An

loader

Ajukan KPR Saat Usia 50-an

  1. Tentukan luas rumah

    Jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah pasti berkurang saat memasuki usia 50. Anak-anak sudah punya kehidupannya sendiri, jadi rasanya kurang perlu membeli rumah yang luas. 

    Selain karena mubazir, biaya perawatan rumah juga mahal. Alangkah baiknya beli rumah yang luasnya biasa saja, tapi masih cukup bila dijadikan tempat berkumpul anggota keluarga. 

    Namun, jika punya dana yang besar, tidak ada salahnya beli rumah yang luas. Hitung-hitung untuk investasi bagi anak. 

  2. Masih punya penghasilan

    Sudah pasti, apalagi beli rumahnya KPR bukan cash. Persentase cicilan disarankan tidak lebih dari 30% total penghasilan, sehingga finansial tidak terlalu terbebani karena membayar cicilan. Contoh, penghasilan Rp30 juta per bulan, maka total cicilan maksimal adalah Rp9 juta per bulan. 

    Pertimbangkan pula harga rumah. Jangan sampai terlalu mahal agar cicilan dapat dibayarkan secara lancar. 

  3. Hitung total tabungan

    Selama puluhan tahun bekerja, kira-kira sudah berapa total tabungan yang ada di rekening? Penting untuk dihitung demi memudahkan langkah dalam memilih rumah idaman.

    Tabungan inilah yang sebagian akan dicairkan untuk membayar DP atau uang muka. Sisanya baru ajukan KPR kepada bank. 

    Pada umumnya, bank hanya mau memberikan KPR sebesar 70% sampai 90% dari harga rumah. Jika seandainya bank hanya memberi 80% saja, itu artinya 20% sisanya harus dipenuhi pakai uang pribadi.

  4. Memilih tenor yang singkat

    Namanya usia sudah memasuki kepala 5, alangkah baiknya memilih KPR yang tenornya singkat. Kenapa ini penting? Tentunya agar kondisi finansial terasa enteng saat memasuki masa pensiun nanti.

    Lagipula, peluang KPR diterima akan lebih besar apabila tenor pinjaman lebih singkat. Bank sendiri berusaha menghindari risiko gagal bayar karena usia peminjam sudah tidak lagi produktif.

    Agar pemilihan tenor bisa lebih singkat, finansial pun tidak terasa terbebani, maka bayarlah DP dengan nominal yang besar. Sebut saja antara 30% sampai 50% dari harga rumah.

  5. Tambah sumber penghasilan

    Di usia yang sudah tidak lagi muda, bank pasti berhati-hati untuk memberikan pinjaman kepada nasabah meskipun total penghasilannya besar. Sebab, risiko kredit macetnya lebih besar. Di samping itu, usia hidupnya juga sudah lebih singkat dibandingkan anak muda.

    Alangkah baiknya jika mencari sumber penghasilan tambahan sebelum mengajukan KPR kepada bank. Ini akan memperbesar peluang KPR disetujui karena finansial dianggap lebih stabil.

    Sumber penghasilan dari bunga deposito, usaha online, atau usaha rumahan akan cukup menarik. Meskipun nominalnya tidak terlalu besar, tapi setidaknya lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Baca Juga: Ingin Ambil KPR? Pahami Dulu Apa Itu Jaminan Fidusia

Pentingnya Menata Finansial di Usia Muda

loader

Menata Finansial

Menata finansial perlu dilakukan sejak usia muda agar finansial sejahtera saat sudah tua. Meskipun jangka waktu untuk mencapai usia 50-an masih lama, apa salahnya dipersiapkan dari sekarang. 

Jika finansial cukup, maka semua hal yang ingin diwujudkan saat tua dapat tercapai. Bagaimana cara menata finansial di usia muda?

  1. Rutin menyisihkan gaji

    Bagi yang usianya di bawah 50-an, jagalah kedisiplinan untuk menyisihkan gaji. Kebiasaan ini akan memerdekakan finansial saat usia tua karena jumlah tabungan yang berhasil disisihkan sudah banyak.

    Ingat peribahasa “sedikit demi sedikit, lama-kelamaan menjadi bukit”. Tidak masalah jika jumlah yang disisihkan Rp1-1,5 juta per bulan karena dalam 10 tahun, totalnya bisa mencapai ratusan juta.

  2. Berinvestasi

    Agar hasil dari menyisihkan gaji semakin maksimal, jangan lupa berinvestasi. Investasi bisa dijadikan sumber penghasilan tambahan karena adanya persentase keuntungan yang didapatkan sebagai imbal hasil.

    Beberapa instrumen investasi yang boleh dilirik, seperti deposito, reksa dana, dan emas untuk yang risikonya rendah. Sedangkan untuk risiko tinggi, bisa melirik saham dan forex.

  3. Mengesampingkan sifat konsumtif

    Terakhir dalam hal menata finansial adalah kesampingkan sifat konsumtif. Cobalah untuk memfokuskan pembelian pada barang yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan.

    Cara ini membantu menekan pengeluaran yang pada akhirnya membantu menciptakan kestabilan finansial. Tidak lupa untuk membuat anggaran sebagai pedoman saat berbelanja.

Bijak Memilih KPR di Usia 50-an

Tenor pembayaran tentunya lebih longgar jika KPR diajukan saat usia muda. Namun, jangan berkecil hati jika ingin mengambil KPR di usia 50-an. Selagi finansial cukup, tentunya bukan menjadi persoalan.

Di sisi lain, cobalah untuk bijak dalam memilih KPR karena ini akan berdampak pada kondisi finansial dalam beberapa tahun mendatang.

Baca Juga: Emang Bisa Beli Rumah Tanpa Notaris? Begini Tahapannya!