Agar Tak Habis Percuma, Bagaimana Cara Terbaik Kelola Angpao Pernikahan oleh Pengantin Baru?

Sudah menjadi tradisi bagi mayoritas masyarakat Indonesia ketika menjalin janji suci antara sepasang kekasih, pesta pernikahan wajib untuk dilakukan. Ya, tidak hanya menjadikan status menikah sah saja di mata hukum, tapi calon pengantin baru ini juga perlu melangsungkan prosesi resepsi pernikahan secara meriah. Hal tersebut biasanya dilakukan dengan cara mengundang semua relasi antara pihak keluarga pria dan wanita sekaligus.

Selain itu, pada prosesi pernikahan, tidak jarang akan ditempatkan kotak khusus bagi para tamu undangan untuk memberikan amplop atau angpao pernikahan. Angpao pernikahan ini diberikan oleh tamu undangan sebagai pengganti ucapan selamat atas proses pernikahan yang dilakukan oleh pengantin baru. Selain itu, pemberian angpao pernikahan ini juga sejatinya menjadi simbol memberi bekal bagi pengantin baru untuk memulai hidup barunya di jenjang rumah tangga. 

Akan tetapi, ketika mendapatkan uang dengan nominal besar dari angpao pernikahan, tidak sedikit orang yang berakhir gelap mata dan sembarangan dalam menggunakannya. Bahkan, tidak jarang angpao pernikahan ini habis dengan percuma karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif dengan manfaat yang dipertanyakan. 

Nah, agar hal tersebut tak sampai terjadi padamu, simak cara terbaik mengelola angpao pernikahan oleh pengantin baru ini agar lebih siap memulai hidup di jenjang rumah tangga berikut ini. 

Baca Juga:  Karena 5 Alasan Ini Bali Kerap Dijadikan Destinasi Pernikahan, Apa Saja Rekomendasi Tempatnya?

Pembagian Angpao Pernikahan dengan Orang Tua

Pernikahan

Salah satu hal yang sering dipertanyakan seputar angpao pernikahan adalah pembagiannya dengan pihak orang tua. Ya, pesta pernikahan pada umumnya tak melulu dilakukan bagi pihak mempelai saja, tapi juga orang tua masing-masing pihak. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengatakan jika pesta pernikahan sejatinya merupakan keinginan dari mayoritas orang tua untuk menunjukkan jika mereka telah berhasil membesarkan anaknya hingga mampu memiliki keluarga sendiri. 

Dalam kondisi tersebut, tidak jarang muncul pertanyaan tentang siapa yang berhak mendapatkan angpao pernikahan ini, apakah sepenuhnya milik pengantin atau orang tua? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu perlu memperhatikan sejumlah hal, antara lain:

  1. Terkait Modal Pesta Pernikahan

    Hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum membagi angpao pernikahan dengan orang tua adalah mengetahui pihak mana yang paling besar memiliki andil dalam menyumbang modal pernikahan. Kamu bersama pasangan tentu perlu mencari tahu siapa yang paling berperan terhadap keberhasilan menghelat pesta pernikahan ini, apakah itu orang tua atau dirimu sendiri. 

    Mengapa hal ini perlu dilakukan? Tujuannya tidak lain agar lebih adil dalam menentukan siapa yang berhak terhadap nilai uang yang terkumpul pada angpao pernikahan. Kamu juga perlu memperhitungkan terkait siapa saja yang paling banyak memberi modal untuk bisa melangsungkan pesta pernikahan.

    Sebagai contoh, pihak pengantin paling banyak berkontribusi terhadap segala kebutuhan pesta pernikahan. Dalam kondisi tersebut, artinya kamu memiliki hak untuk mengambil mayoritas angpao pernikahan. 

    Sebaliknya, jika modal pesta pernikahan paling banyak berasal dari pihak orang tua, artinya hak amplop undangan tersebut sebagian besar merupakan milik mereka. Akan tetapi, yang pasti, cobalah untuk mendiskusikan terkait hal ini dengan orang tua secara bijak dan mengambil jalan tengah agar tak sampai ada pihak yang merasa dirugikan. 

  2. Undangan Siapa yang Mendominasi Acara Pernikahan

    Selain melalui pertimbangan modal, pembagian dana amplop pernikahan juga bisa dilakukan dengan menyesuaikan jumlah tamu undangan dari masing-masing pihak. Jika kebanyakan tamu undangan berasal dari pihak orang tua, tidak ada salahnya untuk membagikan sebagian amplop undangan kepada mereka. Selayaknya dengan poin sebelumnya, ada baiknya untuk mengkomunikasikan terlebih dulu terkait pembagian angpao pernikahan dengan cara ini agar terhindar dari risiko salah paham ke depannya. 

  3. Bagi Angpao Pernikahan Sesuai Porsi

    Jika memang ingin lebih praktis, tidak ada salahnya langsung membagi dana angpao pernikahan dengan alokasi atau porsi tertentu. Sebagai contoh, bagi uang sumbangan pernikahan ini ke masing-masing pihak orang tua pria dan wanita sebesar 30 persen, dan 40 persen sisanya untukmu dan pasangan.

    Langkah ini memang terbilang lebih simpel untuk dilakukan. Tapi, agar terhindar dari risiko memicu konflik, baiknya untuk membicarakannya terlebih dulu dengan semua pihak yang bersangkutan terkait porsi pembagiannya secara adil dan bijak.

  4. Sepenuhnya Diberikan pada Orang Tua

    Langkah lainnya, kamu bersama pasangan juga bisa mengambil sikap untuk membiarkan pihak orang tua mengambil seluruh uang sumbangan dari acara pernikahan. Cara ini layak untuk dilakukan khususnya jika pihak orang tua paling banyak berkontribusi terhadap pesta pernikahan yang sudah dilakukan, termasuk paling banyak mengajak tamu undangan. 

    Mengambil langkah ini secara khusus bisa dilakukan guna meminimalkan risiko munculnya konflik dengan pihak orang tua terkait masalah keuangan. Tentu hal ini tak harus disikapi dengan negatif, tapi lebih beranggapan jika memang orang tua yang berhak untuk mendapatkan uang sumbangan pernikahan tersebut.

    Sebab, sejatinya, berkat bantuan dari orang tua, kamu dan pasangan bisa melangsungkan acara pernikahan dan memeriahkan prosesi menjalin janji suci tersebut. Sehingga, anggap saja jika pemberian angpao pernikahan sebagai bentuk apresiasi terhadap bantuannya mewujudkan impian memiliki acara pernikahan. 

  5. Meminta Hak Atas Seluruh Amplop Pernikahan

    Pertimbangan terakhir, jika memang diperlukan, cobalah untuk meminta hak atas seluruh angpao pernikahan pada orang tua, terlepas dari siapa yang paling besar berkontribusi terhadap modal pestanya. Langkah ini bisa dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kesediaan orang tua. 

    Kamu bersama pasangan juga bisa menyampaikan tentang alasan meminta hak uang sumbangan pernikahan tersebut. Sebagai contoh, sampaikan jika dana tersebut akan digunakan sebagai modal memulai hidup baru di jenjang rumah tangga, menjadi modal membuka usaha, dan lain sebagainya. 

    Baca Juga:  Tabungan Nikah Terkumpul dalam 1 Tahun, Begini Caranya!

  6. Prioritaskan Dulu untuk Lunasi Utang Jika Ada

    Setelah melewati urusan pembagian angpao pernikahan dengan orang tua dan kamu mendapatkan sebagian porsinya, pastikan menggunakan uang tersebut untuk melunasi utang terlebih dulu jika ada. Utamanya, alokasikan dana ini untuk membayar tagihan resepsi pernikahan yang mungkin masih menunggak. 

    Setelah itu, gunakan sisa dana untuk melunasi cicilan kredit, termasuk paylater dan kartu kredit jika memiliki. Intinya, dengan melunasi segala tagihan utang yang mungkin masih membebani, nantinya kamu bisa menjalani hidup berumah tangga dengan lebih tenang bersama pasangan. 

  7. Jadikan Modal untuk Membeli Rumah

    Apabila seluruh tanggungan utang telah terlunasi atau memang sebenarnya tak memiliki beban keuangan tersebut, tak ada salahnya untuk menjadikan uang sumbangan nikah sebagai modal membeli rumah. Kalaupun nominalnya tak cukup besar, gunakan dana tersebut untuk membayar DP pembelian rumah secara KPR. 

    Selain itu, dana tersebut juga bisa digunakan untuk membayar kontrakan rumah ketika dibutuhkan. Dengan begitu, kamu bersama pasangan bisa langsung tinggal secara mandiri di hunian pribadi tanpa perlu menumpang di rumah pihak orang tua maupun mertua. 

  8. Simpan Dana Angpao Pernikahan di Instrumen Investasi

    Pilihan lainnya untuk mengelola uang dari angpao pernikahan adalah dengan menyimpannya di  instrumen investasi yang sesuai. Dalam catatan, langkah ini bisa dilakukan jika seluruh tagihan utang telah terlunasi dan memiliki hunian sendiri untuk ditinggali. 

    Tentunya, ketika memutuskan untuk berinvestasi, tentukan dulu tujuan yang ingin diraih agar lebih mudah menentukan instrumen dan strategi investasi yang terbaik. Jadi, peluang imbal hasil dan keuntungan yang didapatkan dari aktivitas menanam modal tersebut menjadi lebih maksimal. 

  9. Batasi Dana yang Boleh Digunakan secara Konsumtif

    Terakhir, kamu boleh saja menggunakan dana dari angpao pernikahan ini untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, misalnya honeymoon atau liburan. Tapi, tentukan batasan dana yang boleh digunakan untuk hal ini dan pastikan tak berlebihan. 

    Ingat, ada banyak tantangan yang bakal kalian hadapi setelah memasuki jenjang rumah tangga, tak terkecuali yang berkaitan dengan masalah finansial. Oleh karena itu, jangan sampai keinginan impulsif saat ini menjadi sumber masalah yang mampu mengacaukan kondisi kehidupan di masa depan. 

Tepat Kelola Angpao Pernikahan Sebagai Modal Berumah Tangga

Itulah penjelasan tentang bagaimana sebaiknya kamu bersama pasangan mengelola uang sumbangan dari angpao pernikahan agar tak habis secara percuma. Kerap menjadi pemicu masalah dengan pasangan dan orang tua, terutama terkait pembagiannya, pengelolaan dana dari angpao pernikahan ini tentu perlu disikapi dengan cara yang bijak. Nah, agar mampu lebih optimal melewati tantangan pertama pasca berstatus menikah tersebut, pastikan untuk mengikuti cara mengelola angpao pernikahan dan menjadikannya sebagai modal berumah tangga.

Baca Juga:  Ingin Membeli Rumah Kedua? Berikut Tips Memilih yang Lebih Baik